Sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan rasa lelah berlebihan, meski sudah mendapatkan istirahat yang cukup. Gejalanya bisa disertai dengan sakit kepala, lesu, nyeri otot, hingga sulit berkonsentrasi.
Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Apakah Anda mengalami kelelahan yang berlebihan tanpa sebab? Bisa saja ini menjadi tanda Sindrom Kelelahan Kronis. Lantas, apa penyebab CFS? Apakah bisa diobati? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Sindrom Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue Syndrome)
Sindrom Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue Syndrome) adalah kondisi gangguan kesehatan serius yang ditandai dengan kelelahan parah dan terus menerus. Rasa lelah dan lesu tidak bisa dijelaskan secara medis, karena Anda akan tetap merasakannya meski sudah beristirahat dengann cukup.
Gejala lain yang menyertai sindrom ini adalah sulit tidur, kesulitan berkonsentrasi, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, serta gangguan pencernaan.
Penyebab pasti dari sindrom kelelahan kronis belum sepenuhnya dipahami, meskipun beberapa faktor seperti infeksi virus, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan faktor genetik telah diusulkan sebagai penyebab potensial.
Baca Juga: Penyebab Nyeri Otot yang Menyiksa
Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
Tubuh seseorang yang mengalami sindrom CFS cenderung sangat sensitif terhadap aktivitas fisik yang biasa. Beberapa individu mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap gangguan tersebut, yang kemudian dipicu oleh faktor-faktor tertentu.
Faktor pemicu yang bisa menyebabkan rasa lelah berlebihan termasuk:
- Infeksi virus: Beberapa kasus sindrom kelelahan kronis berkembang setelah seseorang mengalami infeksi virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr atau human herpes virus 6.
- Gangguan sistem kekebalan tubuh: Meski belum pasti, orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah lebih berisiko terkena sindrom CFS
- Ketidakseimbangan hormon: Orang dengan sindrom CFS kadang-kadang memiliki kadar hormon yang tidak normal, yang diproduksi di berbagai bagian tubuh seperti hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar adrenal.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko sindrom kelelahan kronis meliputi:
- Usia: Meskipun dapat terjadi pada segala usia, sindrom kelelahan kronis lebih sering muncul pada orang-orang yang berusia 40-an dan 50-an.
- Jenis kelamin: Wanita lebih sering didiagnosis dengan sindrom CFS daripada pria, meskipun hal ini mungkin disebabkan oleh kecenderungan wanita untuk lebih sering melaporkan gejala ke dokter.
- Stres: Kesulitan dalam mengelola stres dapat meningkatkan seseorang terkena sindrom ini
Fisioterapi membantu memperbaiki kekuatan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mengurangi nyeri pada individu dengan CFS.
Gejala Sindrom CFS
Ada beberapa gejala ketika seseorang mengalami sindrom ini, seperti:
- Kelelahan
- Hilang ingatan atau konsentrasi
- Sakit tenggorokan
- Pembesaran kelenjar getah bening di leher atau ketiak Anda
- Nyeri otot atau persendian yang tidak bisa dijelaskan
- Sakit kepala
- Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak memperbaharui energi.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, diare, atau intoleransi makanan.
- Peningkatan sensitivitas terhadap rangsangan eksternal, seperti cahaya atau suara yang terlalu keras.
Komplikasi Sindrom CFS
Kemungkinan komplikasi yang perlu diwaspadai meliputi:
- Depresi
- Isolasi sosial
- Pembatasan gaya hidup
- Peningkatan absensi kerja
Baca Juga: 9 Penyebab Tangan Sering Kesemutan, Tanda Penyakit?
Diagnosis Sindrom Kelelahan Kronis
Tidak ada tes yang secara pasti digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis, karena gejala sindrom kelelahan kronis dapat menjadi gejala gangguan kesehatan lainnya.
Dokter harus menyingkirkan beberapa penyakit lain sebelum mendiagnosis. Ini mungkin termasuk:
- Gangguan tidur
- Masalah medis lainnya seperti anemia, diabetes dan gangguan tiroid
- Gangguan jantung dan paru-paru.
- Masalah kesehatan mental. Kelelahan juga merupakan gejala dari berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia.
Pengobatan Sindrom Kelelahan Kronis
Setelah seseorang terdiagnosis mengalami sindrom ini, dokter akan melakukan beberapa pengobatan. Namun, pengobatan tergantung dari kondisi pasien.
Berikut beberapa pengobatan umum yang biasa dokter lakukan:
1. Pemberian Obat-Obatan
Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengelola gejala spesifik seperti nyeri, gangguan tidur, atau depresi. Contohnya, analgesik untuk mengurangi nyeri, antidepresan untuk mengatasi depresi atau kecemasan, dan obat tidur untuk membantu tidur.
2. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi kognitif-berperilaku dapat membantu individu dalam mengatasi pemikiran negatif dan perilaku yang mungkin memperburuk kondisi lelah. Ini juga bisa membantu mengelola stres, kecemasan, atau depresi.
3. Fisioterapi
Fisioterapi dapat membantu memperbaiki kekuatan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mengurangi nyeri. Latihan fisik yang dipimpin oleh profesional medis yang terlatih secara khusus untuk mengakomodasi tingkat kelelahan yang berfluktuasi dari pasien bisa bermanfaat.
4. Perbaikan Pola Hidup
Menerapkan pola hidup yang sehat termasuk menjaga pola tidur yang teratur, makan makanan seimbang dan sehat, berolahraga dalam batas kemampuan yang diperbolehkan, mengelola stres, dan membatasi aktivitas yang bisa memperburuk gejala. Ini juga bisa termasuk teknik manajemen energi untuk membantu dalam pengelolaan kelelahan.
Baca Juga: Pundak Terasa Pegal, Apakah Termasuk Kondisi Serius?
Demikian informasi mengenai sindrom kelelahan kronis. Bila Anda mengalami gejala di atas dan tidak kunjung membaik, segera konsultasi di Ciputra Medical Center.
Di sana, Anda dapat mengakses beragam layanan kesehatan mulai dari dokter umum hingga Medical Check Up (MCU). Selain itu, untuk kenyamanan Anda, Anda juga bisa mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp yang disediakan.
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source
- Mayo Clinic. Myalgic encephalomyelitis/chronic fatigue syndrome (ME/CFS). Diakses 2024.
- Better Health. Chronic fatigue syndrome (CFS). Diakses 2024.