Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat menyebabkan gejala fisik dan psikologis seseorang. Selain mengganggu psikologis, terkadang depresi dapat bermanifestasi dalam bentuk fisik. Penasaran gejala fisik depresi seperti apa? Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut gejala fisik depresi termasuk penanganannya.
Perawatan untuk depresi dapat meringankan gejala fisik dan psikologis penderita depresi.
Baca Juga: Depresi Pada Anak: Kenali Ciri-Cirinya!
Gejala Fisik Depresi
Gejala fisik yang muncul, seperti kelelahan, tidur menjadi kurang atau lebih dari biasanya, hingga perubahan nafsu makan. Kondisi tersebut dapat terjadi akibat dari perubahan aktivitas otak, kadar hormon atau tingkat neurotransmiter. Namun, jangan khawatir, perawatan untuk depresi dapat meringankan gejala fisik dan psikologis penderita depresi. Ada pun gejala fisik depresi yang umumnya penderita rasakan meliputi:
1. Kelelahan
Gejala umum yang penderita depresi rasakan ialah perasaan lelah yang terus menerus. Kondisi ini muncul akibat kurangnya energi fisik. Kondisi ini dapat disebabkan kurang tidur yang diakibatkan insomnia dari depresi sehingga kualitas tidur Anda menjadi rendah. Pada beberapa orang, gejala ini mungkin muncul sebagai rasa ingin tidur terus-menerus, terutama bagi mereka yang mencoba menangani depresi melalui cara yang keliru, seperti penggunaan obat-obatan atau alkohol.
Kelelahan yang tidak henti-hentinya ini kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Bersosialisasi hingga melakukan pekerjaan terasa sangat sulit karena rasa sedih dan putus asa turut menyertai depresi. Selain itu, kelelahan juga menyebabkan individu meninggalkan rutinitas mereka dan menjadi kurang aktif yang dapat memperburuk depresi dari waktu ke waktu.
2. Nyeri
Ketika depresi Anda akan merasa nyeri yang tidak dapat dijelaskan. Sama halnya saat menderita flu, tubuh akan merasakan nyeri di mana-mana. Depresi dapat menyebabkan rasa sakit ringan dan ketidaknyamanan pada penderitanya. Sebab otak bertanggung jawab untuk menghasilkan sensasi rasa sakit. Kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan respons yang tidak tepat terhadap berbagai tingkat rasa sakit.
Penelitian juga mengonfirmasi, depresi dapat menurunkan toleransi rasa sakit, mengintensifkan rasa sakit yang seharusnya dapat dikelola. Sebagai contoh, sakit punggung disebabkan oleh cedera atau ergonomi yang buruk ini juga sering dikaitkan dengan kesehatan psikologis. Sementara faktor-faktor yang menentukan hubungan ini masih terus dipelajari. Penelitian menunjukkan bahwa depresi dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, sering tersentralisasi di leher dan punggung.
Ketika hidup dengan rasa sakit yang berkelanjutan dapat meningkatkan risiko depresi. Depresi sendiri dapat menyebabkan rasa sakit karena kedua kondisi tadi pesan kimiawi otak. Orang yang mengalami depresi sebanyak tiga kali lebih mungkin untuk mendapatkan rasa sakit yang rutin.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Depresi: Anda Wajib Tahu
3. Sakit Kepala
Setelah nyeri dan kelelahan, satu studi menunjukkan bahwa penderita depresi berat sebanyak 3 kali lebih mungkin mengalami migrain. Orang dengan migrain 5 kali lebih mungkin mengalami depresi. Beberapa orang mengalami sakit kepala yang sering akibat dari dehidrasi atau stres. Sementara yang lainnya mengalami migrain kronis yang menyiksa. Sakit kepala yang muncul hampir setiap hari berkaitan dengan emosi Anda. Ini menjadi pertanda adanya masalah kesehatan mental seseorang. Sakit kepala karena tegang otot dapat dibantu dengan penggunaan obat nyeri dalam jangka pendek. Namun, bila penyebab yang mendasarinya adalah depresi maka perawatan kesehatan mental diperlukan untuk meringankan gejala untuk selamanya.
4. Gangguan Pencernaan
Tahukah Anda? Otak dan sistem pencernaan manusia saling terhubung. Itulah sebabnya ketika stres atau khawatir melanda banyak dari kita yang merasa sakit perut, mual, dan gangguan pencernaan, diare serta sembelit. Meskipun masih banyak data penelitian yang harus dikumpulkan, masalah dengan pencernaan sebagai akibat dari depresi dapat disebabkan oleh peradangan di usus dan lapisan perut. Gejala-gejala ini sering salah didiagnosis sebagai penyakit fisik murni seperti Irritable Bowel Syndrome, daripada dikaitkan dengan depresi.
Penderita depresi berat sebanyak 3 kali lebih mungkin mengalami migrain.
Baca Juga: Waspadai 8 Gejala Depresi Ini!
5. Penurunan Gairah Seks
Depresi juga memengaruhi libido yang pada akhirnya menyebabkan masalah hubungan dan perselisihan mental. Meskipun normal mengalami dorongan seks naik turun dari waktu ke waktu. Mungkin saja tiba-tiba kehilangan semua minat termasuk seks menjadi tanda depresi. Penelitian juga menemukan orang yang mengalami kecanduan dan depresi secara bersamaaan berada pada risiko tinggi mengalami disfungsi seksual.
6. Masalah Mata atau Penurunan Penglihatan
Ketika stres, pernah merasakan gangguan penglihatan, seperti kabur? Satu studi di Jerman menunjukkan masalah kesehatan mental dapat memengaruhi penglihatan seseorang. Dalam sebuah penelitian terhadap 80 orang, individu yang depresi sukar melihat perbedaan warna hitam dan putih. Kondisi ini dikenal oleh para peneliti sebagai “presepsi kontras”.
7. Sakit Perut
Rasa tidak nyaman di perut menjadi salah satu tanda depresi. Rasa sakit yang memburuk kerap dialami terutama ketika stres itu muncul. Peneliti Harvard Medical School menyarankan bahwa ketidaknyamanan perut seperti kram, kembung, dan mual mungkin merupakan tanda kesehatan mental yang buruk
Baca juga: Olahraga Bisa Cegah Depresi, Cek Faktanya!
Tips Pengobatan untuk Depresi
Lantas, bagaimana pengobatan untuk depresi? Jika Anda mengalami keluhan di atas segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika gejala dapat diatsi sejak dini dengan penanganan tepat bukan tidak mungkin meringankan gejala dan membantu penderita lebih produktif.
Biasanya terapi untuk depresi merupakan kombinasi, seperti terapi bicara dan obat-obatan. Obat-obatan, seperti antidepresan bertujuan mengurangi gejala depresi untuk memaksimalkan efektivitas terapi/konseling. Sementara terapi bicara bertujuan untuk mengetahui dan membantu penderita mengelola pikiran dan perasaan mereka. Ada banyak jenis terapi yang dapat dilakukan, sesuai dengan kondisi dan kecocokan masing-masing pasien.
Salah satunya, terapi perilaku kongnitif CBT; cognitive behavioral therapy membantu penderita memahami hubungan antara pikiran, emosi, dan perilaku mereka. Sementara untuk jenis depresi tertentu, seperti depresi musiman atau seasonal affective disorder (SAD) dapat mencoba terapi cahaya dan paparan sinar matahari yang aman.
Mungkin kita lebih sering mendudukan penyakit mental ini dengan rasa sakit emosional, seperti rasa sedih, putus asa, tangisan, kecemasan. Padahal gejala depresi tidak hanya ditandai dengan kondisi psikologis saja, tetapi dapat bermanifestasi sebagai rasa sakit fisik pada seseorang.
Jika Anda merasa gejala fisik adalah bentuk manifestasi dari sebuah mental illness segera bicarakan dengan psikolog atau psikiater untuk penanganan yang tepat. Terutama bagi segenap orang yang menganggap “tabu” dan kurang terbuka terhadap kesehatan mental. Jadi jangan ragu untuk datang ke psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan terbaik karena menjaga gejala fisik ama pentingnya dengan efek emosional.
Telah direview dr. Edwin Halim
Source:
- Gejala Depresi Klinis
- Gejala Fisik Depresi
- 7 Gejala Fisik yang Membuktikan Depresi Bukan Hanya Pikiran Anda