Apa itu depresi? Depresi adalah salah satu jenis gangguan Kesehatan mental yang menimbulkan gejala perasaan sedih terus menerus, kehilangan minat, mudah Lelah, hingga mempunyai perasaan tidak berharga. Dampak depresi pada kehidupan sangat besar karena bisa menyebabkan penderitanya mengalami gangguan karier hingga risiko bunuh diri.

Depresi dapat memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sehari-hari seseorang
Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum dan bisa memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang. Lebih dari sekadar perasaan sedih, depresi adalah kondisi serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Depresi?
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku seseorang. Biasanya, depresi ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya dinikmati, dan penurunan energi.
Selain itu, seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa tidak berharga, memiliki kesulitan berkonsentrasi, dan mengalami gangguan tidur atau perubahan berat badan.
Depresi bukan hanya tentang merasa sedih sesekali, ini adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sehari-hari. Penyebab depresi dapat melibatkan kombinasi faktor genetik, biokimia, lingkungan, dan psikologis.
Untuk mengatasi depresi, sering kali diperlukan kombinasi terapi psikologis, obat-obatan, dan dukungan sosial. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi, penting untuk mencari bantuan dokter.
Adapun beberapa jenis depresi yang umum adalah:
1. Depresi Mayor
Depresi mayor atau Major Depressive Disorder adalah kondisi gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam, putus asa, atau kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Gejalanya berlangsung setidaknya selama 2 minggu dan bisa disertai dengan gangguan tidur, nafsu makan menurun, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi.
2. Depresi Premenstrual
Disebut juga Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), kondisi ini terkait dengan siklus menstruasi wanita. Gejalanya muncul satu hingga dua minggu sebelum menstruasi dan bisa mencakup mood yang berubah drastis, mudah marah, kecemasan berlebihan, kelelahan, serta gejala fisik seperti kembung atau nyeri payudara. Gejala ini biasanya membaik setelah menstruasi dimulai.
3. Depresi Postpartum
Depresi postpartum adalah jenis depresi yang dialami ibu setelah melahirkan. Biasanya terjadi dalam beberapa minggu hingga bulan pertama setelah persalinan. Gejala meliputi perasaan sedih yang mendalam, kelelahan ekstrem, rasa tidak mampu merawat bayi, bahkan munculnya pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.
4. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perubahan mood ekstrem antara episode manik (sangat bersemangat, berenergi tinggi) dan episode depresif (sedih mendalam, kehilangan energi). Selama episode depresi, seseorang mungkin mengalami gejala mirip depresi mayor, seperti keputusasaan, kelelahan, dan gangguan konsentrasi.
5. Depresi Situasional
Depresi situasional atau Situational Depression terjadi sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi yang sulit dalam hidup, seperti kehilangan orang terdekat, perceraian, atau masalah pekerjaan.
Kondisi ini sering disebut sebagai gangguan penyesuaian dan gejalanya mirip dengan depresi mayor tetapi terkait langsung dengan pemicu tertentu.
6. Distimia
Distimia atau Persistent Depressive Disorder (PDD) adalah bentuk depresi kronis dengan gejala yang lebih ringan dibandingkan depresi mayor tetapi berlangsung lebih lama, minimal 2 tahun.
Penderita distimia cenderung merasa sedih atau kehilangan minat secara terus-menerus, disertai dengan gejala seperti kurang energi, gangguan tidur, dan perasaan tidak berharga.
7. Gangguan Suasana Hati Musiman (Seasonal Affective Disorder – SAD)
Kondisi ini berkaitan dengan perubahan musim, terutama pada musim gugur dan musim dingin ketika sinar matahari lebih sedikit. Gejalanya meliputi perasaan sedih, kehilangan energi, peningkatan nafsu makan (terutama karbohidrat), dan keinginan tidur berlebih. SAD diyakini terkait dengan perubahan ritme sirkadian tubuh akibat kurangnya paparan cahaya matahari.
Baca Juga: Gejala Bipolar pada Setiap Fase
Penyebab Depresi
Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan depresi. Beberapa faktor yang mungkin terlibat antara lain:
- Perbedaan Biologis: Perubahan fisik di otak pada orang dengan depresi
- Kimia Otak: Perubahan pada neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati
- Hormon: Perubahan hormon, seperti saat kehamilan atau menopause
- Faktor Genetik: Depresi lebih umum pada orang dengan riwayat keluarga depresi
Siapa Saja yang Berisiko?
Depresi bisa dialami oleh siapa saja, tetapi genetika diduga berperan penting. Jika orang tua atau saudara Anda mengalami depresi, risiko Anda juga meningkat. Selain itu, wanita cenderung lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pria.
Teori menunjukkan bahwa perubahan pada struktur dan fungsi kimia otak dapat menyebabkan depresi. Sel-sel saraf yang mengatur suasana hati mungkin tidak bekerja dengan efisien selama depresi.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati depresi diyakini dapat meningkatkan komunikasi antar sel saraf sehingga fungsi otak kembali normal. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, alkohol, dan penyalahgunaan obat juga bisa memicu depresi.
Gejala Depresi
Setiap orang mengalami gejala depresi yang berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahan dan penyebabnya. Namun, berikut beberapa gejala depresi yang umum terjadi:
- Perasaan sedih atau kosong
- Kehilangan minat
- Mudah lelah
- Gangguan tidur
- Perubahan berat badan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perasaan tidak berharga
- Kemurungan atau kecemasan
- Pikiran atau usaha bunuh diri
- Gangguan fisik, seperti nyeri, sakit kepala, atau masalah pencernaan tanpa penyebab medis yang jelas
Baca juga: Gejala Fisik orang yang Mengalami Depresi
Dampak Depresi pada Kehidupan Sehari-hari
Tanpa perawatan, depresi bisa memengaruhi karir, hobi, dan hubungan. Penderita depresi sering kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan, serta kehilangan minat dalam kegiatan yang dulu mereka nikmati, termasuk masalah seks. Dalam kasus parah, depresi bisa berbahaya dan mengancam jiwa.
Orang yang mengalami depresi lebih berisiko mencoba bunuh diri. Mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara tentang kematian, mengancam diri sendiri atau orang lain, dan berperilaku agresif atau berisiko.
Ada beberapa dampak komplikasi depresi yang bisa terjadi. Di antaranya:
- Gangguan Karir
- Masalah Hubungan
- Penurunan Kesehatan Fisik
- Masalah Seksual
- Risiko Bunuh Diri
- Perilaku Berisiko
- Masalah Kesehatan Mental Lainnya
- Pengurangan Kualitas Hidup
- Krisis Emosional
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda ini, penting untuk mengambil tindakan serius. Bila Anda memiliki rencana bunuh diri, segera pergi ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan bantuan cepat.
Cara Mendiagnosa Depresi
Hingga saat ini, belum ada tes laboratorium untuk mendeteksi depresi. Untuk mendiagnosis depresi dengan akurat, dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami pasien.
Pasien juga akan diperiksa riwayat medis dan penggunaan obat yang bisa mempengaruhi gejala. Diskusi tentang suasana hati, perilaku, dan kegiatan sehari-hari membantu menentukan tingkat dan jenis depresi, serta menentukan perawatan yang tepat.
Adapun beberapa terapi yang biasa digunakan untuk mendiagnosa depresi:
- Terapi Bicara: Efektif untuk depresi ringan hingga sedang.
- Terapi Perilaku Kognitif: Mengubah pikiran dan perilaku yang berkontribusi pada depresi.
- Terapi Interpersonal: Mengidentifikasi bagaimana hubungan mempengaruhi suasana hati.
- Psikoterapi Psikodinamik: Membantu memahami bagaimana masalah yang belum terselesaikan dan perasaan bawah sadar memengaruhi perilaku dan suasana hati.
Pengobatan Depresi
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang dapat diobati dengan baik. Sekitar 80% hingga 90% orang yang mengalami depresi dan mencari bantuan medis menunjukkan perbaikan.
Berikut beberapa pilihan perawatan:
1. Psikoterapi
Psikoterapi melibatkan percakapan dengan seorang profesional kesehatan mental untuk membantu mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, serta perilaku yang tidak sehat. Jenis terapi yang umum digunakan adalah terapi perilaku kognitif (CBT).
Ada yang hanya membutuhkan sesi singkat, sementara yang lain mungkin memerlukan terapi yang lebih lama.
2. Obat-obatan
Antidepresan dapat membantu menyeimbangkan kimia otak yang terpengaruh oleh depresi. Terdapat berbagai jenis antidepresan, dan mungkin diperlukan waktu untuk menemukan yang paling sesuai.
Efek samping sering kali membaik seiring waktu, tetapi jika tidak, bicarakan dengan dokter Anda untuk opsi obat lain.
3. Pengobatan Komplementer
Ini meliputi terapi tambahan yang digunakan bersama dengan perawatan konvensional, seperti akupunktur, pijat, hipnosis, dan biofeedback. Terapi ini bisa membantu untuk depresi ringan atau gejala yang masih berlanjut.
4. Terapi Stimulasi Otak
Terapi ini digunakan untuk kasus depresi berat atau depresi yang disertai dengan gangguan psikosis. Termasuk dalam terapi ini adalah terapi elektrokonvulsif (ECT), stimulasi magnetik transkranial (TMS), dan stimulasi saraf vagus (VNS).
Baca juga: Jenis Gangguan Mental paling Umum dan Gejalanya
Cara Mencegah Depresi
Depresi bisa memengaruhi siapa saja, tetapi ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena gangguan ini.
- Rutin Berolahraga
- Menjaga Pola Makan Sehat
- Cukup Tidur
- Kelola Stres
- Jaga Hubungan Sosial
- Hindari Alkohol dan Narkoba
- Cari Dukungan Profesional Jika Diperlukan
Demikian informasi mengenai depresi. Bila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala di atas, segera konsultasi ke Ciputra Medical Center. Di sini, Anda dapat mengakses beragam layanan mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Selain itu, untuk kenyamanan Anda, Anda juga bisa mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan mudah dan cepat.
Telah direview oleh dr. Inggrid
Source:
- Mayo Clinic. Depression (Major Depressive Disorder) Desember 2024.
- Cleveland Clinic. Depression. Desember 2024.