Pernah mendengar gangguan bipolar? Ya, gangguan bipolar menyebabkan seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem. Seseorang akan merasa dirinya bisa berubah perasaan secara tiba-tiba dari suasana bersemangat / bahagia yang berlebihan menjadi sangat sedih atau depresi. Lebih jelas, yuk kenali gejala gangguan bipolar berikut ini!

Wanita cenderung lebih berisiko menderita gangguan bipolar daripada pria.
Apa itu Gangguan Bipolar?
Bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami perubahan suasana hati atau mood secara drastis. Penderita akan merasa tiba-tiba merasa bahagia, penuh energi, semangat atau justru mudah tersinggung, yang kemudian tanpa penyebab jelas berubah menjadi murung, pendiam dan sedih dalam waktu yang singkat. Kondisi ini sangat memengaruhi kemampuan menilai, perilaku serta pola berpikir seseorang. Perubahan suasana hati dapat terjadi berulang kali dalam setahun.
Pengidap bipolar dapat mengalami beberapa gejala emosional, dan beberapa mungkin tidak mengalaminya. Perubahan suasana hati dari perasaan senang (periode mania) hingga tiba-tiba merasa sedih (periode depresi). Kedua suasana hati yang bertolak belakang tersebut juga dapat muncul bersamaan; ini membuat seseorang merasa gembira dan tertekan pada saat yang bersamaan.
Gangguan bipolar bukanlah diagnosis yang sangat langka. Gejala cenderung muncul pada remaja dan dewasa, tetapi dapat juga terjadi pada anak-anak. Berdasarkan data penelitian di tahap awal, wanita cenderung lebih berisiko menderita gangguan bipolar daripada pria. Namun, pernyataan tersebut masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Awalnya gangguan bipolar mungkin sulit terdeteksi, tapi Anda dapat memperhatikan gejalanya. Tidak usah khawatir, karena saat ini sudah tersedia berbagai metode perawatan dapat membantu mengelola gejala bipolar. Anda dapat merencanakan perawatan dengan bantuan dokter atau psikolog untuk konseling psikologis maupun obat-obatan (psikoterapi).
Tanda dan Gejala Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar dapat terjadi pada wanita atau pria dengan usia berapa pun. Untuk hasil terapi yang maksimal, sebaiknya gangguan bipolar dapat terdiagnosis pada usia remaja hingga awal 20-an tahun, sebelum penderita mulai bekerja. Gejala yang mungkin dialami akan bervariasi seiring berjalannya waktu. Banyak dari gejala ini juga bisa disebabkan oleh kondisi psikis lain. Tanda-tanda gangguan bipolar umumnya dapat dibagi menjadi dua, yakni tanda-tanda mania dan depresi. Terdapat beberapa varian dari bipolar, namun secara garis besar, gejala pada umumnya antara lain sebagai berikut.
- Tanda-tanda Mania
- Perasaan terlalu bahagia untuk jangka waktu yang lama
- Mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur
- Berbicara sangat cepat, seringkali dengan pikiran yang berpacu
- Merasa sangat gelisah atau impulsive
- Menjadi mudah terganggu
- Memiliki rasa terlalu percaya diri pada kemampuan Anda
- Terlibat dalam perilaku berisiko, seperti melakukan tindakan impulsif atau menghabiskan banyak uang misalnya.
- Tanda-tanda Depresi
- Merasa sedih atau putus asa untuk waktu yang lama
- Menarik diri dari teman dan keluarga
- Kehilangan minat pada aktivitas yang pernah Anda sukai
- Mengalami perubahan nafsu makan yang signifikan
- Merasa kelelahan parah atau kekurangan energi
- Memiliki masalah dengan memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan
- Memikirkan atau ingin mencoba bunuh diri.

Tanda depresi yang dialami penderita bipolar merasa sedih atau putus asa dalam waktu lama.
Penyebab Gangguan Bipolar
Sampai saat ini penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui. Namun, beberapa faktor ini diduga sebagai penyebab gangguan bipolar di antaranya sebagai berikut:
- Perbedaan biologis
Tahukah Anda? Ternyata seseorang yang mengalami gejala bipolar, memiliki perbedaan struktural dan fungsional pada otak mereka dibandingkan otak orang yang sehat. Fenomena ini juga dijumpai pada hampir semua penyakit psikis, sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa orang-orang ini “hanya sekadar” “kurang kuat mental” atau “imannya lemah”, karena sama persis seperti orang yang mengalami kelainan struktural akibat patah tulang, demikian juga orang-orang dengan penyakit psikis memiliki kelainan struktural pada otak mereka. - Genetika
Gangguan bipolar cenderung memiliki pola pewarisan dalam keluarga. Namun, sampai saat ini masih diperlukan penelitian untuk menentukan lebih pasti apakah kelainan gen atau lingkungan keluarga yang mungkin menyebabkan gangguan bipolar.
Diagnosis dan Pengobatan Bipolar
Biasanya dokter atau psikiater akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis gangguan bipolar. Terdapat beberapa hal yang dilakukan untuk mendiagnosis gangguan bipolar di antaranya meliputi:
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk membantu mengetahui penyebab gejala. - Tes laboratorium
Tahapan selanjutnya, pengecekan laboratorium guna mengetahui kondisi medis lain yang mungkin menjadi penyebab penyakit bipolar. - Tes psikologis
Seorang psikolog akan menanyakan dan meminta Anda mengisi kuisioner untuk menilai perasaan, perilaku, dan pikiran seseorang.
Setelah Anda memiliki diagnosis, dokter Anda akan memutuskan program perawatan yang paling sesuai untuk Anda. Perawatan untuk gangguan bipolar mungkin termasuk:
- Terapi perilaku
- Neurofeedback
- Penanganan penyalahgunaan zat (karena orang-orang Bipolar cenderung lebih mudah terjerumus kedalam masalah penyalahgunaan obat-obatan)
- Psikoterapi
Pencegahan Gangguan Bipolar
Sebenarnya strategi utama dalam menangani gangguan bipolar bukanlah pencegahan, karena penyakit ini tidak dapat dicegah. Namun, mengenali gejala gangguan bipolar lebih awal dan mendapatkan perawatan yang tepat sedini mungkin akan membantu mencegah perburukan dan menjaga kualitas hidup penderita untuk tetap dapat bersosialisasi dan bekerja. Saat seseorang terdiagnosa gangguan bipolar ada beberapa cara yang berguna mencegah gejala kecil menjadi episode mania atau depresi yang parah.
Perhatikan tanda-tanda peringatan. Mengatasi gejala sejak dini dapat mencegah episode emosional menjadi lebih buruk. Kenali dan identifikasi bagaimana gejala bipolar dan pemicunya. Hubungi dokter jika Anda merasa depresi atau mania. Sedapat mungkin, hindarilah penggunaan obat-obatan dan alkohol. Pasalnya, alkohol atau obat-obatan rekreasional dapat memperburuk gejala bipolar bahkan membuatnya mudah kambuh. Pastikan minum obat sesuai resep dan petunjuk dokter. Sangat tidak disarankan untuk menghentikan pengobatan atau mengurangi dosis obat sendiri, karena dapat menyebabkan perburukan gejala yang tadinya sudah membaik (rebound effect).
Penderita bipolar yang tidak menyadari bila emosinya yang tidak stabil dapat mengganggu kehidupan orang di sekitarnya. Jika Anda memiliki gejala dan tanda yang menunjukkan gangguan bipolar, segera temui dokter atau profesional kesehatan mental untuk menjalani perawatan, karena gangguan bipolar tidak dapat membaik dengan sendirinya. Konsultasikan segera dengan profesional kesehatan mental kami di Ciputra Medical Centre untuk mendapatkan diagnosa terapi yang sesuai, agar kualitas hidup Anda terus optimal. Salam sehat!
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source: