Anak-anak rentan mengalami depresi dan rendah minat dalam berkegiatan. Jenis gangguan mental pada anak yang paling umum adalah gangguan kecemasan, ADHD, dan gangguan belajar. Kondisi ini perlu mendapatkan perawatan segera untuk menghindari kondisi mental yang lebih serius dan memengaruhi perkembangan fisik maupun psikologis anak.
Anak dengan gangguan perilaku disruptif cenderung lebih sering menentang aturan.
Laporan dari survei internasional The State of the World’s Children 2021 terhadap anak-anak dan orang dewasa di 21 negara menghasilkan median 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun menyatakan sering merasa depresi atau rendah minatnya untuk berkegiatan.
Melihat rentannya anak-anak mendapatkan masalah kesehatan mental, penting untuk orangtua mengenali seperti apa gangguan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.
Seperti Apa Gangguan Mental pada Anak?
Sehat secara mental selama masa kanak-kanak berarti anak mampu mempelajari bagaimana mengatasi masalah sehingga mencapai perkembangan emosional dan sosial yang baik di lingkungannya. Jika kesehatan mental anak terjaga, mereka memiliki kualitas hidup yang positif dan dapat berfungsi dengan baik di rumah, sekolah, dan lingkungan pergaulan.
Gangguan kesehatan mental merupakan kondisi kesehatan kronis yang berlangsung lama dan tidak mudah hilang sepenuhnya. Tanpa diagnosis dan perawatan yang tepat, dampak gangguan mental pada anak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan kesehatan mental turut memengaruhi cara berperilaku, cara anak belajar, atau emosi mereka sendiri. Anak akan menunjukkan rasa ketakutan dan khawatir akan segala hal atau menunjukkan perilaku yang mengganggu.
Jika gejalanya terus-menerus dan mengganggu kegiatan di rumah, sekolah atau bermain, orangtua perlu melakukan diagnosis segera untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak
Jenis Gangguan Mental pada Anak
Ada berbagai jenis gangguan mental yang dapat memengaruhi anak-anak dan remaja, antara lain:
1. Gangguan Kecemasan
Anak-anak dengan gangguan kecemasan merespons situasi tertentu bahkan hal sepele dengan rasa takut, gugup, dan cemas. Sementara tanda-tanda fisik, seperti detak jantung yang cepat dan berkeringat dapat merupakan gejala gangguan kecemasan.
2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Anak dengan ADHD umumnya memiliki masalah dalam konsentrasi, fokus, atau memperhatikan dengan baik. Anak cenderung tidak dapat mengikuti arahan, mudah bosan, bergerak terus-menerus, dan impulsif.
3. Gangguan Perilaku Disruptif
Anak dengan gangguan perilaku disruptif cenderung lebih sering menentang aturan dan sering menyebabkan disrupsi dalam kegiatan struktural, seperti di sekolah.
Baca Juga: Bagaimana Cara Stimulasi Anak Terlambat Bicara?
4. Gangguan Makan
Anak melibatkan emosi dan sikap yang intens menolak makan sehingga memengaruhi berat badan atau pemilih makanan.
5. Gangguan Belajar dan Komunikasi
Anak-anak dengan gangguan belajar memiliki masalah dalam menyimpan dan memproses informasi dampaknya juga berpengaruh dalam proses belajar. Hal ini bisa berdampak buruk pada kehidupan sosial dan akademis mereka, sehingga membutuhkan penanganan segera.
6. Gangguan Afektif (Suasana Hati)
Gangguan ini melibatkan perasaan sedih yang terus-menerus dan suasana hati yang berubah dengan cepat termasuk depresi dan gangguan bipolar. Sebagai contoh, anak yang mudah tersinggung, marah secara kronis atau persisten dan ledakan kemarahan yang sering terjadi.
Namun, sebaliknya ketika senang perasaannya tidak dapat dikontrol, akan terlalu bersemangat atau berlebihan.
Beberapa gangguan mental di atas, seperti kecemasan, gangguan makan, mood, dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi di atas juga dapat berlanjut hingga dewasa dan tidak menutup kemungkinan seorang anak untuk memiliki lebih dari satu gangguan.
Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak
Penting mendukung dan menjaga kesehatan mental anak. Terutama selama pandemi COVID-19, mereka harus belajar dari rumah, melakukan isolasi sehingga jauh dari teman atau keluarga.
Belum lagi masalah lain, seperti perceraian orang tua, bullying, kehilangan orang yang disayang dan masih banyak lagi.
Perasaan seperti ini mungkin bagi sebagian besar orang akan mereda secara bertahap. Namun, tidak ada salahnya menjaga kesehatan mental anak jauh sebelum mereka membutuhkannya.
Adapun langkah berikut dapat mendukung mereka secara emosional dan membantu mengatasi masalah yang mereka hadapi:
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Anak yang mengalami gangguan mental kerap menunjukkan perubahan perilaku, seperti sulit tidur, menarik diri dari lingkungan, tidak ingin melakukan kegiatan favoritnya. Penting bagi orang tua untuk mengetahui kondisi anak.
Secara teratur tanyakan pada mereka, bagaimana keadaan mereka sehingga anak akan terbiasa terbuka membicarakan perasaannya. Dengarkan keluh kesah yang mereka rasakan. Adanya komunikasi yang terbuka membuat anak merasa lebih tenang.
2. Membantu Mengatasi Kesulitan atau Masalah
Ketika anak sudah tenang dan mau menceritakan masalah yang mereka hadapi. Dukung mereka, cobalah untuk membantu mengatasi kesulitannya. Meskipun tidak selalu mudah ketika menghadapi masalah yang menantang, tetapi cobalah pahami apa yang mereka rasakan.
3. Tetap Terlibat dalam Hidup Mereka
Pastikan Anda selalu ada di sisi mereka, kapan pun anak membutuhkan dan tetap terlibat dalam hidup mereka. Adanya kedekatan inilah memudahkan orang tua untuk menemukan masalah dan mendukungnya.
4. Tanggapi Keluhan yang Mereka Katakan dengan Serius
Tanggapi apa yang mereka katakan dan hargai masukan atau pendapat mereka. Cara ini membuat Anak merasa lebih dihargai. Pertimbangkan juga bagaimana membantu mereka memproses dan mengatasi emosi mereka dengan cara yang lebih konstruktif.
5. Mendorong Minat Anak
Selain mempertahankan rutinitas harian mereka, seperti waktu makan dan tidur yang cukup. Pastikan anak memiliki waktu untuk bersenang-senang dan mengikuti kegiatan yang mereka sukai.
Bersenang-senang dan berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka sukai membantu anak tetap seimbang dan lebih baik menghadapi masa-masa stres.
Orang tua dapat mendukung dan mendorong minat bakat anak kapan saja. Adanya rutinitas yang positif dapat menghibur anak-anak. Sebagai contoh, berolahraga di luar, ikut kegiatan menggambar, dan lainnya.
Adanya aktivitas baru membuat anak menjadi lebih aktif dan kreatif. Mereka akan mempelajari hal-hal baru dan menghubungkan anak dengan orang lain.
Mereka akan terhubung dengan teman sebaya secara langsung sehingga koneksi dapat terbangun termasuk keterampilan empati dan mendengarkan orang lain.
Baca juga: Depresi pada Anak, Kenali Ciri-Cirinya
Itulah cara menjaga kesehatan mental anak yang dapat Anda lakukan. Mengasuh dan merawat anak memang tidaklah mudah. Ketika Anda merasa kewalahan bicarakan dengan keluarga atau orang di sekitar untuk membantu.
Penting memastikan kesehatan mental Anda sendiri karena ini akan berdampak pada orang yang Anda sayangi. Jangan khawatir ada banyak bantuan di luar sana. Anda tidak harus merasa mengatasinya sendiri.
Jika Anda khawatir mengenai kesehatan mental anak atu remaja, bicarakan dengan ahlinya. Dukungan dari profesional yang bekerja dengan anak dapat membantu Anda. Anda dapat berbicara dengan guru, psikolog, psikiater, atau dokter umum.
Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog di Ciputra Medical Center. Yuk, cari tahu layanan psikologi Ciputra Medical Center sekarang juga!
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Bagaimana Bermain Memperkuat Kesehatan Mental Anak Anda
- Menjaga Kesehatan Mental Anak atau Remaja
- Panduan Ketahanan untuk Orang Tua dan Guru