Berbicara mengenai Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), pernahkah Anda berpikir apa sih penyebab gangguan ini? Meskipun tidak ada yang tahu persis apa penyebab ADHD pada anak. Namun, ada beebrapa kondisi yang turut berperan untuk memengaruhinya. Pelajari lebih lanjut ulasan berikut!

Kemungkinan ADHD berasal dari berbagai gejala, seperti faktor genetik hingga lingkungan.
Baca Juga: Neurofeedback Therapy untuk ADHD
Faktor Penyebab ADHD Pada Anak
Sebelum berbicara penyebab ADHD pada anak, definisi ADHD adalah gangguan perkembangan pada otak anak yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif dan sulit memusatkan perhatian. Kondisi neurobiologi ini gejalanya juga tergantung pada lingkungan anak. Ilmuan masih terus mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang mengalami ADHD. Adapun beberapa penelitian yang menunjukkan penyebab ADHD pada anak karena beberapa hal berikut:
1. Gen dan Keturunan
Tahukah Anda? ADHD cenderung menurun dalam keluarga. Jika salah satu anggota keluarga dekat, seperti orang tua hingga saudara kandung memiliki ADHD, maka seseorang lebih mungkin menderita ADHD. Dalam banyak kasus, perkiraan riwayat ADHD dalam keluarga merupakan faktor penting dalam menyebabkan ADHD. Meskipun cara gen ADHD diwariskan merupakan mekanisme kompleks yang masih diteliti hingga saat ini.
2. Kelainan Anatomi Otak
Kelainan anatomi otak turut berperan dalam menyebabkan ADHD. Sebagai contoh, penelitian yang melibatkan pemindaian otak menyarankan bahwa area otak tertentu mungkin lebih kecil pada orang dengan ADHD sedangkan area lain lebih besar. Penelitian tersebut menunjukkan orang dengan ADHD mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam tingkat neurotransmiter di otak atau kerja neurotransmitter yang tidak optimal.
Baca Juga: Ciri-Ciri Anak ADHD
3. Masalah Kehamilan
Selain zat berbahaya dari lingkungan, paparan zat dalam rahim seorang ibu selama kehamilan juga berperan dalam perkembangan ADHD. Ibu yang memiliki kebiasaan merokok selama kehamilan terutama perokok berat dapat meningkatkan risiko anak menderita ADHD. Nutrisi dan infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko ADHD.
Sebuah studi 2018 yang diterbitkan dalam Pediatrics menemukan hubungan yang signifikan antara merokok selama kehamilan dan kemungkinan seorang anak menderita ADHD. Risiko ADHD lebih besar pada anak-anak yang ibunya adalah perokok berat. Studi ini tidak dapat menyimpulkan bahwa merokok menyebabkan ADHD tetapi itu menunjukkan bahwa ada korelasi.
Sementara itu, bagi ibu yang terkena paparan prenatal, seperti alkohol atau nikotin dari rokok meningkatkan risiko mengembangkan ADHD pada anak. Konsumsi obat-obatan terlarang selama kehamilan juga menghambat pertumbuhan normal reseptor otak. Sebuah studi 2017, menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengembangkan beberapa gejala ADHD jika ibu mereka menggunakan alkohol, tetapi mereka tidak selalu memenuhi syarat untuk diagnosis ADHD.
Anak-anak yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah juga memiliki risiko tinggi terkena ADHD. Hal yang sama juga berlaku untuk anak-anak dengan cedera kepala atau pada lobus frontal otak, area yang mengontrol impuls dan emosi.

Paparan zat dalam rahim seorang ibu selama kehamilan berperan dalam perkembangan ADHD.
4. Faktor Lingkungan
Pada kasus yang jarang terjadi, lingkungan menjadi faktor risiko penyebab ADHD pada anak. Sebagai contoh, racun yang timbul akibat paparan dari lingkungan, seperti timbal dan polychlorinated biphenyls. Paparan timbal dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti cat rumah hingga bensin.
Racun yang tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Senyawa-senyawa tersebut dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku anak. Para peneliti percaya bahwa beberapa racun dapat mengganggu perkembangan otak, seperti hiperaktif, perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan.
5. Penyakit dan Cedera Tertentu
Penyakit seperti meningitis atau ensefalitis dapat menyebabkan gangguan belajar dan perhatian pada seseorang. Sementara sebagian kecil dari populasi akan memanifestasikan gejala ADHD sebagai akibat dari kerusakan otak, seperti cedera otak awal, trauma atau hambatan lain untuk perkembangan otak normal.
Baca Juga: Apa Terapi Anak ADHD? Orang Tua Perlu Tahu Perawatan Ini!
Faktor yang Tidak Menyebabkan ADHD Pada Anak
Lantas, apa yang tidak menyebabkan ADHD? Penelitian tidak menunjukkan penyebab ADHD karena terlalu banyak makan makanan manis atau menonton televisi terlalu sering. Adapun faktor-faktor lain yang tersingkir sebagai akar penyebab ADHD meliputi:
- Gaya pengasuhan, meskipun memang ada teknik husus yang dapat membantu mendukung anak yang sudah menderita ADHD.
- Diet memang baik untuk kesehatan otak, tetapi tidak ada makanan atau pola diet tertentu yang terbukti menyebabkan ADHD, termasuk konsumsi kelebihan gula (meskipun konsumsi gula tidak berhubungan dengan risiko terkena ADHD, konsumsi gula berlebih pada anak menyebabkan beragam masalah kesehatan lain seperti diabetes dan obesitas).
- Bermain video game; tidak ada bukti bahwa bermain video game menyebabkan atau dapat memperbutuk ADHD. Kebetulan saja beberapa anak dengan ADHD mungkin tertarik pada permainan serba cepat di layar. Kendati demikian, anak-anak dengan ADHD dapat sangat berkonsentrasi atau hyperfocus saat bermain video game sehingga menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game.
ADHD merupakan satu kondisi yang paling umum dan biasa terjadi dalam keluarga. Biasanya seorang anak dengan ADHD memiliki kemungkinan orang tua dengan ADHD. Kemungkinan juga anggota dekat lainnya, seperti saudara kandung juga menderita ADHD.
Setelah mengetahui berbagai faktor risiko penyebab ADHD pada anak. Kemungkinan ADHD berasal dari berbagai gejala. Seseorang yang memiliki kecenderungan genetik, misalnya, mungkin menghadapi faktor lingkungan yang juga berkontribusi pada perkembangan ADHD.
Sementara memiliki perbedaan belajar tidak menyebabkan ADHD. Tetapi beberapa masalah sering terjadi bersamaan dengan ADHD. Ini termasuk disleksia, dyscalculia, dan dysgraphia. Anak-anak dengan disleksia, misalnya, memiliki kemungkinan lebih besar juga memiliki ADHD daripada anak-anak yang tidak memiliki disleksia. Mengetahui penyebab ADHD pada anak membantu orang tua lebih memahami tantangan yang dihadapi anak. Orang tua juga dapat berkonsultasi dengan ahlinya untuk melakukan perawatan ADHD.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source: