Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit untuk memperhatikan, hiperaktif, dan impulsif. Ciri-ciri anak ADHD meliputi hiperaktif, impulsif, perubahan suasana hati yang cepat, sulit untuk tetap teratur, dan suka menyela pembicaraan orang lain.

Gejala ADHD sering banyak bicara.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Penyebab ADHD pada anak bisa terjadi karena faktor genetika, kelainan otak, dan gangguan selama kehamilan.
Umumnya, kondisi ini dapat terdiagnosis sejak masa kanak-kanak tetapi bisa juga ketika memasuki usia dewasa.
Gejala Umum ADHD pada Anak
Sulit fokus dan berperilaku tenang termasuk hal yang wajar terjadi pada anak-anak. Namun, anak dengan ADHD mengalami kondisi ini lebih sering dan cukup berat sehingga mengganggu proses belajar di sekolah.
Gejala ADHD biasanya mulai muncul sebelum anak berusia 12 tahun. Bahkan, gejalanya sudah terlihat sejak usia 3 tahun. Berikut ini adalah gejala umum ADHD pada anak yang perlu Anda ketahui:
1. Cenderung Hiperaktif
Salah satu gejala ADHD pada anak adalah hiperaktif. Kondisi ini ditandai dengan gerakan berlebihan dan tidak mampu untuk tetap diam.
Hiperaktif pada anak yang ADHD sering kali terjadi dan cukup mengganggu. Sebagai contoh, berlari atau suka memanjat pada waktu yang tidak tepat termasuk ciri khas dari ADHHD.
Mereka juga terlihat tidak tenang dan tampak selalu bergerak seolah-olah tidak kehabisan energi. Bahkan, ADHD juga menyebabkan anak bicara berlebihan dan tidak sabar untuk menunggu giliran bermain dengan temannya.
Baca Juga: ADHD dan Autis pada Anak Tidak Sama, Kenali Perbedaannya
2. Impulsif
Impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa berpikir terlebih dahulu. Tindakan ini sering kali mengarah pada keputusan tergesa-gesa sehingga mengakibatkan reaksi negatif.
Anak dengan gejala impulsif akan mengalami kesulitan belajar di sekolah. Misalnya, mereka suka menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan.
Tidak hanya itu saja, anak juga sulit menunggu giliran dalam percakapan atau permainan sehingga sering kali menyela orang lain. Jika tidak mendapatkan penanganan segera mungkin, anak ADHD akan sulit melakukan interaksi sosial.
Pada kasus yang parah, mereka bisa saja merampas barang milik orang lain atau bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi. Hal ini mengakibatkan kecelakaan atau berujung mendapatkan masalah.
3. Perubahan Suasana Hati yang Cepat
Gejala ADHD pada anak berikutnya adalah perubahan suasana hati yang cepat. Kondisi ini bisa terjadi karena anak kesulitan dalam mengatasi rasa frustrasinya.
Perubahan suasana hati yang cepat dapat menyebabkan konflik dengan teman sebaya dan orang dewasa. Kondisi ini berkaitan dengan perilaku kasar atau agresif meskipun sering kali tidak disengaja.
4. Sulit untuk Tetap Teratur
Anak laki-laki dengan ADHD cenderung sulit untuk tetap teratur. Mereka sering lupa menyelesaikan tugas atau kehilangan barang-barang pribadi seperti peralatan sekolah dan mainan.
Sikap tidak teratur ini dapat memengaruhi prestasi di sekolah dan rutinitas sehari-hari. Selain itu, anak dengan ADHD juga tidak memenuhi tenggat waktu, salah menaruh barang, dan sulit mengatur waktu.
Akibatnya, kondisi ini bisa meningkatkat risiko stres dan mudah merasa bingung. Sebagai orang tua, Anda bisa mengajarkan anak untuk membuat agenda rutinitas harian untuk meningkatkan keteraturan.
5. Sulit Mengikuti Instruksi
Anak dengan ADHD juga cenderung sulit untuk mengikuti instruksi. Pada kondisi ini, anak dapat melewatkan langkah-langkah dalam suatu proses atau salah memahami tugas sepenuhnya.
Anak yang sulit untuk mengikuti instruksi bisa menyebabkan frustasi bagi orang tua dan orang-orang di lingkungan sekitar. Cobalah untuk membantu dalam membagi tugas yang lebih kecil dan memberikan pemahaman secara berkala agar anak mudah mengerti.
Baca Juga: 5 Ciri-ciri ADHD pada Orang Dewasa, Salah Satunya Mudah Lupa
6. Menyela Pembicaraan Orang Lain
Gejala ADHD berikutnya adalah suka menyela pembicaraan orang lain. Kondisi ini sering terjadi pada anak laki-laki yang mengidap ADHD.
Selain menyela, mereka juga sulit untuk menunggu giliran dan berbicara secara berlebihan. Gejala ini bisa memengaruhi interaksi sosial sehingga sulit untuk membangun hubungan dengan orang lain.
7. Mudah Gelisah
Anak dengan ADHD cenderung mudah gelisah seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kondisi ini bisa mengganggu orang-orang di lingkungan sekitar termasuk sekolah atau sedang bermain dengan teman sebayanya.
Bahkan, mereka juga mengetuk suatu benda secara terus-menerus dan enggan untuk tetap duduk. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera mungkin agar tidak memperburuk gejala yang terjadi.
Jenis ADHD pada Anak
ADHD terbagi atas 3 jenis utama yaitu:
1. ADHD Inattentive Type
Jenis ini membuat anak sulit untuk mengatur dan menyelesaikan tugas. Mereka juga tidak mampu dalam memperhatikan hal-hal detail atau mengikuti instruksi dan percakapan dari orang lain.
Anak ADHD inattentive type mudah terganggu konsentrasinya sehingga mudah lupa terhadap detail rutinitas sehari-hari. Dokter atau ahli medis profesional dapat mengatasi kondisi ini dengan perawatan yang tepat.
2. ADHD Impulsive (Hyperactive Type)
ADHD hyperactive type membuat anak lebih banyak bicara dan mudah gelisah. Pada kondisi ini, anak sulit untuk diam dalam waktu seperti makan atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Mereka juga lebih aktif daripada teman-teman usianya. Tanda anak dengan ADHD hyperactive type dapat berupa suka memanjat, berlari, atau melompat secara terus-menerus. Anak yang mengalami kondisi ini juga sering mengganggu dan mengambil barang milik orang lain.
3. ADHD Combined Type
Sesuai dengan namanya, jenis ADHD ini termasuk gabungan dari inattentive type dan hyperactive type. Gejalanya juga bervariasi, mulai dari bersikap hiperaktif hingga impulsif.
Perawatan anak dengan ADHD bisa mengonsumsi obat-obatan tertentu dan terapi ADHD untuk mengurangi gejala yang terjadi. Perawatan ini mampu mengendalikan perilaku hiperaktif dan impulsif serta meningkatkan konsentrasi anak.
Cara Mendiagnosis Anak dengan ADHD
Dokter atau ahli medis profesional dapat mendiagnosis gejala ADHD dengan serangkaian tes untuk memeriksa kondisi neurologis dan psikologis pada anak. Selain itu, dokter dapat merujuk anak untuk menemui ahli lainnya seperti psikiater, psikolog, atau psikoterapis agar mampu mengelola gejala ADHD.
Diagnosis ADHD pada anak bukanlah hal yang mudah. Dokter dapat mendeteksi kondisi ini setelah mendiskusikan gejala yang terjadi pada anak, orang tua, dan guru serta mengamati perilaku penderita.
Setelah hasil diagnosis positif, ahli profesional mampu merekomendasikan beberapa pengobatan, termasuk konsumsi obat medis dan terapi perilaku. Pengobatan ini sangat penting agar menangani emosi dan perilaku anak saat menjalani aktivitas sehari-hari.
Jika anak mengalami tanda-tanda ADHD, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Ciputra Medical Center memiliki layanan Mind and Behaviour Clinic untuk membantu individu membentuk pola pikir yang sehat dan mampu menjalankan kehidupan lebih bahagia.
Salah satunya dengan Neurofeedback Therapy untuk melatih fungsi otak agar menjadi lebih baik. Terapi ini juga dikenal sebagai EEG Biofeedback menggunakan peralatan khusus untuk melatih fungsi otak hingga level maksimal. Neurofeedback Therapy dapat dilakukan bagi seseorang yang memiliki masalah disregulasi otak, termasuk ADHD.
Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Berkeley Psychiatrists. List of ADHD Symptoms in Young Boys. Desember 2024.
- Healthline. Common Signs of Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Desember 2024.
- WebMD. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Desember 2024.