Cara meningkatkan kecerdasan otak anak bisa dimulai dari berbagai hal, mulai dari memperhatikan pola makan, keterampilan sosial, hingga dukungan dari para orang tua.
Lingkungan yang penuh kasih dan mendukung adalah kunci untuk anak-anak yang sehat dan produktif.
Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk perkembangan anaknya, terutama dalam hal kecerdasan otak. Kecerdasan otak anak memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, mulai dari kemampuan belajar hingga keterampilan sosial dan emosional.
Meningkatkan kecerdasan otak anak dapat dilakukan melalui beberapa aspek. Apa saja? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak
Otak anak yang cerdas biasanya memiliki beberapa ciri khas yang bisa dikenali. Mereka umumnya menunjukkan kemampuan berpikir yang cepat, mudah memecahkan masalah, serta memiliki minat yang tinggi dalam belajar.
Anak-anak ini sering kali kreatif, mudah beradaptasi dengan situasi baru, dan memiliki kemampuan sosial yang baik. Mereka juga biasanya aktif dalam berkomunikasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar.
Untuk mendukung perkembangan kecerdasan otak anak, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1. Memberikan Anak Makanan yang Bergizi
Nutrisi yang tepat sangat penting untuk perkembangan otak anak. Berikut adalah beberapa makanan dan vitamin yang dapat mendukung kecerdasan otak:
- Ikan Salmon: Mengandung Omega-3 (DHA dan EPA) yang sangat penting untuk perkembangan otak dan meningkatkan fungsi kognitif.
- Telur: Kandungan kolin pada telur mendukung perkembangan memori dan fungsi otak.
- Kacang-Kacangan: Vitamin E dan asam lemak omega-3 dalam makanan ini membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif
- Beri-Berian (Blueberry, Strawberry): Kaya akan antioksidan yang membantu melindungi otak dari stres oksidatif dan meningkatkan memori.
- Sayuran Hijau (Bayam, Brokoli): Kandungan Vitamin K serta folatnya berperan dalam fungsi kognitif dan perkembangan otak.
- Yogurt: Protein dan probiotik pada yogurt mendukung kesehatan otak dan pencernaan.
Baca Juga: Makanan Sehat Untuk Otak Cerdas
2. Ajarkan Keterampilan Sosial
Sebuah penelitian Pennsylvania State dan Duke University menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak-anak di taman kanak-kanak berkaitan positif dengan kesuksesan mereka di masa dewasa. Mengajarkan anak-anak bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan teman, berbagi barang, mendengarkan tanpa menyela, dan membantu orang lain di rumah adalah langkah awal yang baik.
3. Hindari Perilaku Overprotektif Terhadap Anak
Di zaman sekarang, banyak orang tua merasa sulit untuk membiarkan anak-anak mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri. Padahal, ini adalah bagian penting dari pertumbuhan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Menurut studi dari Universitas Harvard, Julie Lythcott-Haims mengatakan bahwa membiarkan anak-anak membuat kesalahan dan belajar dari pengalaman tersebut sangat penting untuk kesuksesan mereka di kemudian hari. Tentu saja, ini tidak mudah. Kita harus mencari keseimbangan antara tidak membiarkan anak-anak terlalu terlantar dan memberi mereka kesempatan untuk belajar mandiri.
3. Libatkan Anak-Anak Anda di Akademisi Sejak Dini
Mulai memperkenalkan anak-anak pada akademik sejak usia dini bisa memberikan dampak besar pada pencapaian mereka di masa depan. Membaca untuk anak-anak dan mengajarkan dasar-dasar matematika sejak awal dapat sangat membantu.
Namun, saat anak-anak memasuki sekolah dasar, penting untuk mulai memberi mereka kebebasan untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka sendiri. Terlalu sering membantu anak dengan pekerjaan rumah bisa menghambat perkembangan kemandirian mereka.
Tunjukkan minat pada pendidikan anak Anda, tetapi dorong mereka untuk mengelola tugas mereka secara mandiri.
4. Jangan Biarkan Mereka Terlalu Banyak Waktu di Depan Layar
Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti obesitas, gangguan tidur, dan masalah perilaku. Sebuah studi tahun 2017 oleh Greg L. West dari University of Montreal juga menunjukkan bahwa bermain game “penembak” bisa merusak otak anak dan menyebabkan kehilangan sel-sel otak.
Untuk mengatasi masalah ini, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar “waktu layar” hiburan dibatasi hingga dua jam per hari. Selain itu, alih-alih hanya mengonsumsi konten, dorong anak-anak Anda untuk menjadi pembuat konten.
Ajak mereka belajar pemrograman komputer, desain 3D, atau produksi musik digital, sehingga waktu layar mereka bisa menjadi kegiatan yang lebih produktif.
5. Tetapkan Harapan yang Tinggi untuk Anak
Berdasarkan survei nasional, tim UCLA menemukan bahwa harapan orang tua berpengaruh besar pada prestasi anak-anak mereka. Studi ini menunjukkan bahwa hampir semua anak yang berprestasi tinggi pada usia empat tahun memiliki orang tua yang berharap mereka bisa meraih gelar sarjana di kemudian hari.
6. Hindari Memuji Kecerdasan atau Penampilan Anak Terlalu Sering
Jika Anda sering memuji anak dengan mengatakan, “Wow, kamu mendapat nilai A tanpa belajar? Kamu sangat pintar!” itu bisa berdampak negatif. Penelitian dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa memuji anak hanya karena kecerdasan atau penampilan mereka bisa membuat mereka kurang berusaha.
Sebaliknya, lebih baik memberikan pujian yang fokus pada usaha dan ketekunan anak dalam menghadapi tantangan. Ini membantu mereka belajar bahwa kerja keras dan ketahanan lebih penting daripada hanya sekadar bakat.
Tentu, berikut adalah penulisan ulang dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dan penambahan kata “anak”:
7. Tetapkan Tugas untuk Anak
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa memberikan tugas rumah bermanfaat bagi perkembangan anak. Namun, menurut jajak pendapat Braun Research, hanya 28 persen orang tua yang secara rutin memberikan tugas kepada anak-anak mereka.
Sebuah analisis data dari University of Minnesota menunjukkan bahwa faktor terbaik yang memprediksi kesuksesan anak di masa depan adalah apakah mereka sudah melakukan tugas-tugas sederhana sejak usia tiga atau empat tahun.
Baca Juga: 10 Tips Mengajarkan Sopan Santun pada Anak yang Efektif
8. Jangan Abaikan Anak
Menurut survei oleh Common Sense Media, 28 persen remaja merasa bahwa orang tua mereka terlalu sering teralihkan oleh ponsel mereka sendiri. Studi terbaru dari AVG juga menemukan bahwa 32 persen anak-anak merasa tidak diperhatikan ketika orang tua mereka sibuk dengan telepon.
Sebagai orang tua di era digital ini, penting untuk tahu kapan harus mematikan perangkat elektronik dan benar-benar fokus pada anak-anak dan keluarga.
9. Ciptakan Rumah yang Damai dan Penuh Kasih
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh konflik biasanya mengalami masalah lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang harmonis, menurut penelitian dari University of Illinois. Memastikan rumah menjadi tempat yang penuh kasih dan mendukung sangat penting bagi perkembangan anak yang sehat dan bahagia.
Jika Anda dan pasangan sering bertengkar, usahakan untuk menunjukkan cara penyelesaian konflik yang sehat. Fokuslah pada penyelesaian masalah dan menetapkan batasan yang jelas.
10. Temukan Keseimbangan dalam Pengasuhan
Cara meningkatkan kecerdasan otak anak selanjutnya adalah temukan cara pengasuhan. Diana Baumrind, dalam penelitiannya pada tahun 1966, mengidentifikasi tiga gaya pengasuhan, yaitu otoriter (sangat ketat), permisif (sangat lembut), dan otoritatif (seimbang antara disiplin dan kasih sayang). Orang tua yang otoriter terlalu keras, sementara yang permisif terlalu lembut.
Gaya pengasuhan otoritatif, di sisi lain, memberikan keseimbangan antara disiplin dan dukungan emosional. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini cenderung belajar keterampilan pengaturan emosi dan pemahaman sosial yang penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.
Cara Mengetahui Kecerdasan Otak Anak?
Berikut beberapa cara mengetahui kecerdasan otak anak yang bisa Anda perhatikan:
- Kemampuan Berpikir Kritis: Mengamati bagaimana anak menganalisis informasi dan memecahkan masalah
- Keterampilan Komunikasi: Menilai kemampuan anak dalam berbicara dan menulis dengan jelas
- Rasa Curiosity: Memperhatikan seberapa besar keingintahuan anak dan minatnya terhadap hal-hal baru
- Kemampuan Memori: Melihat seberapa baik anak dapat mengingat dan menerapkan informasi
- Kemampuan Beradaptasi: Mengamati bagaimana anak menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan
- Kreativitas: Menilai seberapa baik anak berimajinasi dan menciptakan ide-ide baru
- Kemampuan Sosial: Memperhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan sosial
Baca Juga: Ini Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Jangan Tertukar!
Jika ingin mengonsultasikan kecerdasan otak anak, Anda dapat menghubungi Ciputra Medical Center melalui layanan Mind & Behaviour Clinic. Klinik ini menawarkan berbagai layanan untuk mendukung kesehatan mental dan perkembangan kognitif anak.
Telah direview oleh: dr. Edwin Halim
Source:
- Medium. The Simple Science Behind How to Increase a Child’s Intelligence. Diakses 2024.
- Inc. 10 Things Will Help You Raise Extremely Smart and Successful Kids. Diakses 2024.