Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur atau tetap terjaga di malam hari. Berbagai faktor, seperti stres, pola makan buruk, dan gangguan kesehatan, dapat menyebabkan kondisi ini.

Insomnia mengakibatkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Tidur yang berkualitas menjadi salah satu kunci untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, bagi sebagian orang, tidur yang nyenyak bisa menjadi hal yang sulit dicapai.
Insomnia atau kesulitan tidur adalah kondisi yang sering dialami oleh banyak orang, baik sesekali maupun kronis. Dampaknya tidak hanya terasa pada keesokan harinya, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Stres, depresi, pola makan yang buruk, atau gangguan kesehatan tertentu dapat menjadi penyebab akibat insomnia. Tanpa penanganan yang tepat, insomnia dapat mengganggu keseimbangan tubuh, meningkatkan risiko penyakit, dan menurunkan produktivitas.
Oleh karena itu, mengenali dan mengatasi insomnia sejak dini sangat penting untuk menjaga kualitas hidup.
Apa Itu Insomnia?
Insomnia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan tidur, baik itu kesulitan untuk tertidur, tetap tidur, atau tidur yang tidak nyenyak. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari stres, gangguan kesehatan, atau pola tidur yang buruk.
Apakah insomnia berbahaya? Ya, insomnia dapat berbahaya jika dibiarkan terlalu lama karena dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, dan masalah jantung.
Bagi sebagian orang, insomnia mungkin hanya menjadi gangguan kecil, tetapi bagi yang lain, kondisi ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Tidur sangat penting bagi tubuh kita, karena selama tidur tubuh memulihkan diri dan mengatur berbagai fungsi.
Ketika seseorang tidak cukup tidur, hal ini bisa menyebabkan kekurangan tidur yang tidak hanya membuat tubuh merasa lelah, tetapi juga mengganggu kemampuan untuk berfungsi secara optimal. Insomnia bisa bersifat sementara atau berlangsung lama.
Jika terjadi hanya sesekali, kondisi ini disebut insomnia akut, yang berlangsung dari satu malam hingga beberapa minggu. Namun, bila seseorang mengalami insomnia setidaknya tiga kali dalam seminggu selama lebih dari tiga bulan, maka itu dianggap insomnia kronis.
Baca Juga: Akupunktur untuk Insomnia
Jenis Insomnia
Ada dua jenis insomnia, di antaranya:
1. Insomnia Primer
Insomnia primer adalah kondisi ketika seseorang mengalami masalah tidur yang tidak terkait langsung dengan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Ini bisa disebabkan oleh faktor psikologis, kebiasaan tidur yang buruk, atau stres yang berlarut-larut.
Penderita insomnia primer mungkin merasa terjaga sepanjang malam dan kesulitan tidur meskipun tidak ada gangguan medis atau fisik yang mendasarinya.
2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder merupakan masalah tidur karena kondisi atau faktor lain. Ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan seperti asma, depresi, radang sendi, kanker, atau nyeri ulu hati.
Selain itu, rasa sakit, obat yang mereka konsumsi, atau zat seperti alkohol juga bisa menyebabkan gangguan tidur. Dalam hal ini, insomnia adalah gejala atau akibat dari kondisi lain yang mendasari.
Penyebab Insomnia
Adapun beberapa penyebab insomnia pada wanita maupun pria berdasarkan jenisnya, seperti:
1. Insomnia Primer
Insomnia primer terjadi tanpa ada kondisi medis atau masalah kesehatan lainnya yang menjadi penyebab utama. Beberapa faktor penyebab insomnia primer meliputi:
- Stres: Tekanan pekerjaan, masalah keluarga, atau peristiwa kehidupan besar (seperti perceraian atau kehilangan orang yang disayangi) dapat menyebabkan gangguan tidur.
- Kebiasaan tidur yang buruk: Pola tidur yang tidak teratur, begadang terlalu malam, atau tidur di tempat yang tidak nyaman dapat mengganggu kualitas tidur.
- Kecemasan: Pikiran yang berlebihan atau kecemasan tentang kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang terjaga sepanjang malam.
- Perubahan lingkungan: Perubahan tempat tidur, suara bising, atau gangguan lain di sekitar lingkungan tidur bisa mengganggu tidur.
- Gaya hidup tidak sehat: Penggunaan gadget atau konsumsi kafein, nikotin, atau alkohol menjelang waktu tidur dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk tidur nyenyak.
2. Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh faktor medis atau kondisi lain yang mendasari. Penyebab insomnia sekunder meliputi:
- Penyakit fisik: Kondisi medis seperti asma, radang sendi, penyakit jantung, atau gangguan pencernaan (seperti nyeri ulu hati atau GERD) dapat mengganggu tidur.
- Gangguan mental: Kondisi seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat menyebabkan insomnia.
- Penggunaan obat-obatan: Beberapa obat, seperti obat penghilang rasa sakit, antidepresan, atau obat-obatan yang mengandung kafein, dapat mengganggu pola tidur.
- Penggunaan alkohol atau zat: Alkohol, obat-obatan terlarang, atau penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan.
- Nyeri: Rasa sakit yang berkelanjutan, seperti pada cedera atau kondisi medis tertentu (misalnya kanker atau migrain), sering kali mengganggu tidur.
- Gangguan tidur lainnya: Kondisi seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome) dapat menyebabkan insomnia parah.
Baca Juga: Gejala Fisik Depresi yang Orang Jarang Diketahui
Gejala Insomnia
Ciri-ciri insomnia bisa meliputi:
- Sulit tidur di malam hari.
- Sering terbangun saat tidur malam.
- Terbangun terlalu pagi.
- Merasa lelah atau mengantuk di siang hari.
- Merasa mudah marah, depresi, atau cemas.
- Sulit berkonsentrasi, fokus pada tugas, atau ingat sesuatu.
- Lebih sering membuat kesalahan atau kecelakaan.
- Terus-menerus khawatir tentang tidur.
Cara Mengatasi Insomnia
Untuk bisa tidur nyenyak dan mengatasi insomnia, Anda bisa mencoba beberapa kebiasaan cara mengatasi susah tidur yang baik. Berikut adalah beberapa pengobatan penyakit insomnia:
- Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk menjaga konsistensi pola tidur.
- Hindari tidur siang terlalu lama agar tidak mengurangi rasa ngantuk di malam hari.
- Jauhkan diri dari gadget atau perangkat yang mengeluarkan cahaya sebelum tidur.
- Jauhi kafein, nikotin, dan alkohol karena bisa mengganggu kualitas tidur.
- Lakukan olahraga secara teratur, namun hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
- Hindari makan makanan berat di malam hari, pilih camilan ringan jika perlu.
- Pastikan kamar tidur nyaman, gelap, tenang, dan suhu yang pas untuk tidur.
- Lakukan rutinitas menenangkan seperti membaca atau mandi untuk membantu rileks sebelum tidur.
- Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur atau bercinta, hindari aktivitas lain di sana.
- Jika tidak bisa tidur, bangun dan lakukan aktivitas ringan hingga merasa ngantuk.
- Kelola kekhawatiran dengan membuat daftar tugas sebelum tidur untuk meredakan pikiran.
Kapan Harus ke Dokter
Berikut beberapa kondisi yang menunjukkan kapan Anda harus pergi ke dokter terkait insomnia:
- Insomnia yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Merasa sangat lelah atau kesulitan berkonsentrasi akibat kurang tidur.
- Insomnia disertai dengan gejala medis lain, seperti rasa sakit, depresi, atau gangguan kecemasan.
- Menggunakan obat tidur secara teratur dan merasa tergantung pada obat tersebut.
- Sering terbangun di malam hari dan kesulitan tidur kembali.
- Mengalami gangguan tidur yang parah, seperti sleep apnea (terhentinya napas saat tidur).
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kebiasaan Mendengkur
Segera periksa ke Ciputra Medical Center untuk mendapatkan penanganan yang tepat jika Anda mengalami salah satu kondisi di atas.
Telah direview oleh dr. Ditta
Source:
Tim Konten Medis