Vaksin HPV atau human papillomavirus adalah salah satu vaksin untuk melindungi kesehatan reproduksi serta mencegah penyebaran kanker serviks. Untuk mengenal lebih jauh, simak penjelasan lengkap mengenai vaksin HPV di bawah ini.
Pada remaja dan orang dewasa, vaksin HPV perlu diberikan sebanyak 3 kali.
Apa Itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV atau human papillomavirus vaccine (HPV) adalah vaksin yang dirancang untuk melindungi diri dari infeksi virus papiloma manusia. HPV sendiri adalah kelompok virus yang dapat menular melalui kontak kulit ke kulit, terutama melalui hubungan seksual.
Ada banyak jenis HPV dan beberapa di antaranya dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kanker serviks pada wanita dan kanker pada daerah lain, seperti mulut, tenggorokan, dan daerah genital.
Human papillomavirus vaccine (HPV) umumnya mengandung partikel-protein kecil dari virus HPV yang tidak aktif atau mirip dengan virus yang sebenarnya. Human papillomavirus vaccine merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan perlindungan terhadap jenis-jenis HPV tertentu.
Imunisasi HPV sangat dianjurkan untuk pencegahan kanker serviks pada wanita dan juga untuk melindungi dari kanker dan penyakit terkait HPV lainnya pada pria. Pemberian human papillomavirus vaccine biasanya dimulai pada usia muda, seringkali sebelum individu mulai aktif secara seksual, karena vaksin bekerja paling baik saat diberikan sebelum terpapar virus HPV.
Baca Juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Sembuh?
Jenis-jenis Vaksin HPV
Dilansir dari Canadian Family Physician, saat ini ada 3 jenis vaksin HPV yang telah mendapat ijin dari US Food & Drug Administration (FDA), yaitu:
- Vaksin Bivalen, yang melindungi dari HPV tipe 16 & 19.
- Vaksin Kuadrivalen, yang akan memberikan perlindungan terhadap HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.
- Vaksin 9-valen, yang akan memberikan perlindungan terhadap HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58. Vaksin jenis ini aman dan efektif menurunkan insiden infeksi HPV yang berkaitan dengan peyebab kanker. Secara tidak langsung memberikan perlindungan kepada individu yang tidak diimunisasi melalui kekebalan imunitas (herd immunity).
Siapa yang Perlu Vaksin HPV?
Seringkali orang berpikir bahwa vaksin HPV tidak perlu diberikan kepada anak-anak karena mereka belum aktif secara seksual. Padahal, vaksin ini perlu diberikan sebelum seseorang melakukan aktivitas seksual. Memberikan human papillomavirus vaccine setelah seseorang sudah berhubungan seksual bisa terlambat karena bisa saja virus HPV ada dalam tubuh orang tersebut.
Vaksin HPV untuk usia 10-13 tahun hanya membutuhkan 2 dosis, sedangkan untuk usia 16-18 tahun memerlukan 3 dosis. Penelitian menunjukkan bahwa memberikan 2 dosis human papillomavirus vaccine pada usia 10-13 tahun menghasilkan kadar antibodi yang setara dengan memberikan 3 dosis pada usia 16-18 tahun. Mengingat harga human papillomavirus vaccine yang masih tinggi, memberikan 2 dosis menjadi solusi yang lebih efisien.
Di Indonesia, human papillomavirus vaccine direkomendasikan bagi remaja perempuan mulai usia 10 tahun ke atas. Pada remaja, vaksin diberikan melalui suntikan di otot bahu. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu pada bulan 0. Kemudian 1 atau 2 bulan setelah dosis pertama tergantung pada jenis vaksin yang digunakan (bivalen atau tetravalent) dan yang terakhir 6 bulan setelah dosis pertama. Jika ada dosis yang terlewat karena alasan sakit atau lainnya, tidak perlu dimulai dari awal, tetapi cukup melanjutkan dosis yang tertinggal.
Siapa yang Tidak Diperbolehkan Mendapatkan Vaksin HPV?
Berdasarkan informasi dari CDC, ibu hamil tidak dianjurkan menerima human papillomavirus vaccine. Vaksin ini sebaiknya diberikan setelah melahirkan. Jika Anda mengetahui bahwa hamil setelah menerima imunisasi HPV pertama, lebih baik menunda human papillomavirus vaccine berikutnya hingga setelah melahirkan.
Meskipun biasanya tidak perlu khawatir bagi ibu yang tidak tahu bahwa sedang hamil saat vaksin, disarankan tetap berkonsultasi dengan dokter. Pastikan memberitahu dokter tentang segala jenis alergi yang Anda miliki sebelum mendapatkan vaksin.
Jika Anda juga pernah mengalami reaksi alergi terhadap kandungan dalam vaksin atau dosis sebelumnya, sebaiknya pemberian vaksin tidak dilanjutkan.
Baca Juga: Gejala Kanker Serviks Waspadai Tandanya!
![vaksin hpv](https://i0.wp.com/www.ciputramedicalcenter.com/wp-content/uploads/2024/01/shutterstock_647822209resizee.jpg?resize=900%2C600&ssl=1)
Bagi seseorang yang pernah atau aktif berhubungan seksual, sebelum menerima vaksin ini dianjurkan melakukan pap smear.
Prosedur Vaksinasi HPV
Vaksin HPV diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam otot. Biasanya di lengan bagian atas atau paha bagian atas. Berikut adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh dokter dalam memberikan human papillomavirus vaccine:
- Membersihkan area yang akan disuntik dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol.
- Menjepit sedikit kulit di sekitar area suntik dengan tangan.
- Menyuntikkan human papillomavirus vaccine ke dalam otot melalui permukaan kulit yang telah disiapkan sebelumnya.
- Memberikan kain kasa yang telah dibasahi dengan alkohol di atas area suntikan setelah jarum suntik ditarik keluar, ini membantu mencegah perdarahan kecil.
Anak-anak dan remaja perempuan akan diberi tahu kapan saat yang tepat untuk mendapatkan human papillomavirus vaccine. Biasanya, informasi ini akan diberikan di sekolah atau oleh dokter. Jika ada orang tua yang anak perempuannya sudah menerima dosis pertama human papillomavirus vaccine tetapi belum menerima dosis kedua, sangat penting untuk segera memberitahukan ini kepada dokter untuk menindaklanjuti.
Setelah Vaksin HPV
Setelah menerima imunisasi HPV, dokter akan menyarankan pasien untuk beristirahat selama 15 menit. Ini bertujuan untuk mengawasi kesehatan pasien dan mengantisipasi kemungkinan adanya efek samping.
Meskipun human papillomavirus vaccine membantu mencegah kanker serviks, tetap penting untuk mengambil langkah-langkah lain untuk mencegahnya, seperti:
- Menghindari Aktivitas Seksual pada Usia Remaja atau Sebelum Menikah: Menunda aktivitas seksual pada usia muda dapat membantu mengurangi risiko paparan virus HPV.
- Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan masalah kesehatan lainnya.
- Setia dengan Satu Pasangan Seksual: Menghindari bergonta-ganti pasangan seksual dapat membantu mengurangi risiko paparan virus.
- Menggunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual: Meskipun tidak sepenuhnya melindungi dari HPV, kondom tetap dapat membantu mengurangi risiko penularan virus.
- Berhati-hati dengan Pasangan Seksual yang Tidak Dikenal Riwayatnya: Mengetahui riwayat aktivitas seksual pasangan dapat membantu mengurangi risiko paparan virus.
- Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Secara Rutin: Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi perubahan sel pada leher rahim yang dapat menjadi tanda awal kanker serviks. Melakukan pemeriksaan ini secara rutin penting untuk deteksi dini kanker serviks.
Baca Juga: Pemeriksaan Pap Smear Penting untuk Wanita
Itu dia informasi mengenai human papillomavirus vaccine. Bila Anda ada pertanyaan lebih lanjut atau ingin mendapatkan imunisasi ini, segera konsultasikan dengan dokter.
Telah direview oleh dr. Loyce Risnauli
Source:
- Sekilas tentang Vaksin HPV
- Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV): Yang Harus Diketahui Semua Orang
- Apakah Saya Harus Mendapatkan Vaksin HPV jika Saya Sudah Terinfeksi?
- Vaksin Human Papillomavirus: Tinjauan Terbaru
- Pembaruan pada Vaksin 9-valent Baru untuk Pencegahan Human Papillomavirus