Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dan berpotensi mematikan bagi kaum perempuan di seluruh dunia. Namun, jangan khawatir! Rutin melakukan skrining kanker serviks dapat mendeteksi adanya perubahan pada sel-sel leher rahim sejak dini.
Bahkan sebelum menjadi kanker yang nyata. Dalam banyak kasus, skrining dapat mencegah kanker serviks dengan menemukan tanda-tanda awal yang dapat diobati. Lantas, kapan waktu terbaik untuk melakukan tes dan bagaimana hasilnya? Simak informasi berikut!
Tes kanker serviks dapat mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks sebelum menjadi kanker.
Apa itu Skrining Kanker Serviks?
Skrining kanker serviks adalah prosedur yang digunakan untuk mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks yang bisa menjadi awal dari kanker. Ada dua metode skrining yang umum digunakan: sitologi serviks, yang juga dikenal sebagai tes Pap atau Pap smear, dan pengujian untuk human papillomavirus (HPV), atau kadang-kadang keduanya digunakan bersama-sama. Penting bagi sebagian besar wanita untuk menjalani pemeriksaan kanker serviks secara teratur.
Baca Juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Sembuh?
Mengapa Penting Melakukan Skrining Kanker Serviks?
Pemeriksaan kanker serviks sangat penting karena dapat mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks sebelum menjadi kanker. Biasanya, perubahan dari tingkat rendah menjadi tingkat tinggi dalam sel serviks membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 7 tahun. Pemeriksaan kanker serviks dapat mengidentifikasi perubahan ini dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Jika hasil skrining menunjukkan perubahan tingkat rendah, wanita tersebut mungkin perlu menjalani tes lebih sering untuk memantau perkembangan sel-selnya. Namun, jika perubahan tingkat tinggi terdeteksi, wanita tersebut dapat segera mendapatkan perawatan untuk menghilangkan sel-sel yang abnormal.
Penting untuk diingat bahwa tes kanker serviks memiliki peran yang signifikan dalam menyelamatkan nyawa. Dalam 30 tahun terakhir di Amerika Serikat, jumlah kasus kanker serviks dan kematian akibatnya telah menurun setengahnya, terutama berkat wanita yang secara teratur melakukan tes kanker serviks.
Prosedur skrining serviks melibatkan pengujian sampel sel dari leher rahim untuk menemukan jenis human papillomavirus (HPV) tertentu. Jenis HPV ini dikategorikan sebagai “risiko tinggi” karena dapat menyebabkan perubahan abnormal pada sel-sel di leher rahim. Jika HPV jenis ini terdeteksi selama skrining (hasil HPV positif), sampel sel kemudian diperiksa untuk mencari adanya perubahan abnormal. Jika sel-sel abnormal tidak diobati, mereka memiliki risiko berkembang menjadi kanker serviks.
Dengan menjalani tes kanker serviks secara teratur, wanita dapat memastikan bahwa perubahan pada sel-sel serviks dapat terdeteksi sejak dini dan tindakan pencegahan atau perawatan yang tepat dapat dilakukan. Jaga kesehatan serviks Anda dengan melakukan skrining yang direkomendasikan dan bicarakan dengan dokter mengenai jadwal skrining yang sesuai untuk Anda.
Baca Juga: Menyikapi Perbedaan Iva Test dan Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Serviksv
Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Kanker Serviks?
Semua wanita yang sudah aktivitas seksual dan berusia 25-64 tahun harus rutin melakukan pemeriksaan serviks.
1. Usia 21-29 Tahun
Jika Anda berada dalam kelompok usia ini, United States Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan untuk melakukan tes Pap pertama Anda setelah 3 tahun aktivitas seksual pertama kali.
2. Usia 30-65 Tahun
Jika Anda berada dalam kelompok usia ini, USPSTF merekomendasikan untuk skrining kanker serviks menggunakan salah satu metode berikut:
- Tes HPV dan PAP setiap 5 tahun
- Tes HPV / Pap setiap 3 tahun
- Tes Pap setiap 1 tahun
Sementara pemeriksaan kanker serviks yang tidak direkomendasikan:
1. Berusia di Bawah 21 Tahun
Ketika Anda berusia di bawah 21 tahun pemeriksaan ini belum diperlukan. Kanker serviks sangat jarang terjadi pada kelompok usia muda. Kurang dari 1 dari 1.000 kasus kanker serviks terjadi pada wanita muda berusia 15 hingga 19 tahun.
Kebanyakan wanita terinfeksi HPV tak lama setelah mereka mulai melakukan hubungan seks vaginal. Infeksi ini hampir selalu hilang dengan sendirinya dalam waktu 1 sampai 2 tahun tanpa menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks. Jika perubahan memang terjadi, sel-sel hampir selalu kembali normal.
Penelitian menunjukkan bahwa skrining kanker serviks pada kelompok usia ini tidak mengurangi tingkat kanker serviks dan dapat menyebabkan pengobatan yang tidak perlu. Oleh karena itu, penggunaan co-testing pada wanita yang lebih muda dari 30 tahun mungkin tidak diperlukan dan dapat menghasilkan pengujian tindak lanjut yang lebih sering tanpa manfaat yang signifikan dalam mendeteksi kasus kanker serviks.
Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan HPV.
Baca Juga: Tes Kesehatan yang Dibutuhkan Wanita
2. Lebih Tua dari 65 Tahun
Saat mencapai usia 65 tahun ke atas, Anda akan berhenti untuk melakukan tes kanker serviks karena risiko terkena kanker serviks sangat rendah. Anda perlu melanjutkan skrining lagi bila 1 dari 3 tes terakhir Anda menunjukkan hasil yang tidak normal.
Hasil Tes Kanker Serviks
Hasil skrining kanker serviks tidak selalu 100% akurat. Terdapat kemungkinan adanya hasil positif palsu, yaitu ketika tes menunjukkan adanya sel-sel abnormal padahal sebenarnya tidak ada, dan hasil negatif palsu, yaitu ketika tes tidak berhasil mendeteksi adanya sel-sel abnormal padahal sebenarnya ada. Ada banyak faktor yang menyebabkan hasil tes tidak akurat meliputi:
- Sampel yang tidak mencukupi atau mengandung terlalu sedikit sel
- Jumlah sel abnormal yang terlalu sedikit
- Infeksi atau darah dapat menyembunyikan sel-sel abnormal
- Penggunaan douching atau obat vagina sebelum tes
Jika hasil tes menunjukkan adanya sel-sel yang tidak normal dan berpotensi menjadi kanker, dokter akan memberi tahu Anda dan memberikan rekomendasi pengobatan. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dapat mencegah perkembangan kanker serviks. Bicarakan dengan dokter Anda untuk memahami lebih lanjut tentang hasil tes dan menerima perawatan yang diperlukan. Tindakan cepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
- Skrining Kanker Serviks- The American College of Obstetricians and Gynecologists
- Skrining Serviks
- Skrining Kanker Serviks-National Cancer Institute
- Skrining dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim