Skrining kanker serviks, seperti tes Pap atau Pap smear dapat mendeteksi pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh. Kanker serviks tidak bisa dideteksi secara mandiri di rumah. Namun, Anda dapat mengenali gejalanya, seperti pendarahan menstruasi lebih banyak dari biasanya.

Tes kanker serviks dapat mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks sebelum menjadi kanker.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang berasal dari sel-sel serviks, bagian bawah rahim yang menghubungkan vagina. Penyebabnya bisa terjadi karena infeksi Human Papillomavirus (HPV) melalui aktivitas seksual, faktor genetik, dan kebiasaan merokok.
Pada tahap awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita. Namun, Anda bisa mencurigai gejala kanker serviks apabila muncul nyeri panggul, pendarahan di luar masa menstruasi, dan muncul kutil pada tubuh.
Apa Itu Skrining Kanker Serviks dan Manfaatnya?
Skrining kanker serviks adalah prosedur yang digunakan untuk mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks yang bisa menjadi awal dari kanker. Ada 2 metode skrining yang umum digunakan, seperti sitologi serviks, yang juga dikenal sebagai tes Pap atau Pap smear, dan pengujian untuk human papillomavirus (HPV) atau terkadang keduanya digunakan bersama-sama.
Pemeriksaan kanker serviks sangat penting karena dapat mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks sebelum menjadi kanker. Biasanya, perubahan dari tingkat rendah menjadi tingkat tinggi dalam sel serviks membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 7 tahun.
Pemeriksaan kanker serviks dapat mengidentifikasi perubahan ini dan mengambil tindakan yang diperlukan. Jika hasil skrining menunjukkan perubahan tingkat rendah, Anda dapat menjalani tes lebih sering untuk memantau perkembangan sel-sel dalam tubuh.
Namun, jika perubahan tingkat tinggi terdeteksi, Anda bisa menjalani perawatan untuk menghilangkan sel-sel kanker. Penting untuk diingat bahwa tes kanker serviks memiliki peran yang signifikan dalam mencegah komplikasi serius.
Metode skrining kanker serviks melibatkan pengujian sampel sel dari leher rahim untuk menemukan jenis human papillomavirus (HPV) tertentu. Pada HPV tertentu, virus ini termasuk kategori risiko tinggi karena bisa menyebabkan perubahan abnormal pada sel-sel di leher rahim.
Jika HPV terdeteksi selama skrining atau hasilnya positif, dokter dapat memeriksa sampel sel untuk mencari adanya perubahan abnormal pada kondisi tubuh. Dengan menjalani tes kanker serviks secara teratur, Anda dapat memastikan bahwa perubahan pada sel-sel serviks dapat terdeteksi sejak dini dan tindakan pencegahan atau perawatan yang tepat dapat dilakukan.
Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Kanker Serviks?
Anda bisa melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks pada usia berikut ini:
1. Usia 21-29 Tahun
Jika Anda berada dalam kelompok usia ini, United States Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan untuk melakukan tes Pap pertama Anda setelah 3 tahun aktivitas seksual pertama kali.
Hal ini sangat penting untuk mencegah tanda kanker serviks sejak dini. Sebelum melakukan tes, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: 12 Tes Kesehatan untuk Wanita yang Penting dan Dibutuhkan
2. Usia 30-65 Tahun
Wanita berusia 30-65 tahun dapat menjalani skrining kanker serviks dengan menggunakan salah satu metode, seperti:
- Tes HPV dan PAP setiap 5 tahun
- Tes HPV / Pap setiap 3 tahun
- Tes Pap setiap 1 tahun
Kapan Pemeriksaan Kanker Serviks Tidak Direkomendasikan?
Namun, ada beberapa kondisi yang sebaiknya tidak dilakukan pemeriksaan kanker serviks, di antaranya:
1. Berusia di Bawah 21 Tahun
Wanita usia di bawah 21 tahun belum diperlukan melakukan pemeriksaan kanker serviks. Kanker serviks sangat jarang terjadi pada kelompok usia muda.
Kurang dari 1 dari 1.000 kasus kanker serviks terjadi pada wanita muda berusia 15 hingga 19 tahun. Kebanyakan wanita terinfeksi HPV biasanya setelah mereka melakukan hubungan intim vaginal.
Infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 tahun tanpa menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks. Jika perubahan memang terjadi, sel-sel tubuh dapat kembali normal.
Penelitian membuktikan bahwa skrining kanker serviks pada kelompok usia di bawah 21 tahun tidak mengurangi tingkat kanker serviks. Oleh karena itu, penggunaan co-testing pada usia ini tidak diperlukan dan dapat menghasilkan pengujian tindak lanjut yang lebih sering tanpa manfaat yang signifikan dalam mendeteksi kasus kanker serviks.
2. Lebih Tua dari 65 Tahun
Saat mencapai usia 65 tahun ke atas, Anda bisa berhenti melakukan tes kanker serviks karena memiliki risiko yang sangat rendah. Namun, Anda bisa melakukan skrining kembali apabila 1 dari 3 tes terakhir menunjukkan hasil yang tidak normal.
Sebaiknya, konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami tanda-tanda kanker serviks. Misalnya, nyeri panggul, muncul bercak darah, dan sering buang air kecil.
Jenis Pemeriksaan pada Skrinning Kanker Serviks
Berikut ini adalah beberapa jenis skrining kanker serviks:
1. Pemeriksaan HPV
Dokter dapat mendeteksi kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan HPV. Tes ini dapat dilakukan sendiri (tes HPV primer) atau bersamaan dengan tes Pap (co-test).
Umumnya, tes HPV primer lebih baik dalam mencegah kanker serviks daripada Pap smear. Anda bisa melakukan tes ini secara rutin untuk mendeteksi kanker serviks sedari awal.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Memeriksakan Organ Intim Kita?
2. Pap Smear
Tes Pap atau Pap smear termasuk bagian penting dalam skrining kanker serviks pada wanita menopause maupun tidak. Ahli medis profesional dapat mengumpulkan sel dari serviks untuk diamati secara saksama di laboratorium.
Pemeriksaan Pap smear dilakukan dengan menempatkan spekulum di dalam vagina. Spekulum adalah alat logam atau plastik yang menjaga vagina tetap terbuka sehingga organ serviks dapat terlihat jelas.
3. IVA Test
IVA test atau pemeriksaan IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) adalah prosedur sederhana untuk mendeteksi perubahan abnormal pada leher rahim yang menjadi tanda awal kanker serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli medis profesional, seperti dokter atau bidan.
Cara pemeriksaan IVA test terdiri dari beberapa langkah, seperti:
- Pasien dapat berbaring di atas meja pemeriksaan dengan menekuk kaki dan menghadap ke arah alat kesehatan
- Tim medis dapat mengambil sedikit cairan asam asetat dan mengaplikasikannya pada permukaan leher rahim dengan menggunakan alat khusus atau kapas
- Setelah itu, dokter dapat menggunakan alat spekulum untuk membuka vagina dan melihat permukaan serviks secara langsung
- Tanda-tanda sel kanker dapat terlihat dari perubahan warna atau area putih pada jaringan leher rahim
Hasil Tes Kanker Serviks
Hasil tes kanker serviks terbagi atas 2 jenis berdasarkan jenis pemeriksaan yang dilakukan. Berikut penjelasannya:
1. Hasil Tes Pap Smear
Hasil tes pap smear terdiri dari beberapa jenis, seperti:
- Hasil normal (negatif): Ini berarti tidak ditemukan perubahan sel pada serviks. Meski hasilnya normal atau negatif, Anda tetap perlu menjalani tes Pap di masa mendatang.
- Jenis hasil tidak jelas: Dokter menggunakan istilah “tidak jelas” apabila tanda kanker serviks samar-samar atau tidak meyakinkan. Hal ini bisa berkaitan dengan kondisi tertentu, seperti kehamilan, menopause, atau infeksi.
- Hasil yang tidak normal: Ini menunjukkan bahwa ada perubahan pada sel kanker pada serviks. Namun, bukan berarti Anda menderita kanker serviks sehingga dokter memerlukan kombinasi tes lainnya untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
2. Hasil Tes HPV
Semetara hasil tes HPV terbagi atas 2 jenis, yaitu:
- Hasil negatif: Jenis hasil ini menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki jenis HPV yang berkaitan dengan kanker serviks. Namun, Anda tetap perlu menjalani tes skrining saat 5 tahun mendatang.
- Hasil positif: Ini berarti terdapat jenis HPV yang berkaitan dengan kanker serviks. Dokter dapat mengidentifikasi HPV untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Baca Juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Sembuh?
Risiko Efek Samping Skrining Kanker Serviks
Meski bermanfaat, skrining kanker serviks dapat menimbulkan efek samping berupa:
- Menjalani tes dan pengobatan yang tidak diperlukan
- Hasil tes positif palsu
- Hasil tes negatif palsu
Ada banyak faktor yang menyebabkan hasil tes tidak akurat, seperti jumlah sel abnormal yang terlalu sedikit, penggunaan douching atau obat vagina sebelum pemeriksaan, dan sampel yang tidak mencukupi.
Tidak ada cara cek kanker serviks sendiri sehingga membutuhkan bantuan ahli medis profesional. Jika hasil tes menunjukkan adanya sel-sel yang tidak normal dan berpotensi menjadi kanker, dokter akan memberi tahu Anda dan memberikan rekomendasi pengobatan. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dapat mencegah perkembangan kanker serviks.
Yuk, jaga kesehatan kewanitaan Anda dengan layanan Klinik Kesehatan Wanita di Ciputra Medical Center. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
- American Cancer Society. The HPV Test. Februari 2025.
- American Cancer Society. The Pap (Papanicolaou) Test. Februari 2025.
- Mayo Clinic. Cervical Cancer. Februari 2025.
- National Cancer Institute. Cervical Cancer Screening. Februari 2025.