IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah tes sederhana untuk mendeteksi lesi prakanker di serviks dengan melihat perubahan warna setelah dioles asam asetat. Bedanya dengan Pap smear, IVA test mendeteksi lesi serviks langsung, sedangkan Pap smear menganalisis sampel sel di laboratorium.
IVA Test menjadi salah satu metode deteksi dini kanker serviks.
Deteksi dini kanker serviks merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan dan pengobatan dini penyakit yang mengancam jiwa ini. Salah satu metode yang efektif dan telah terbukti berhasil adalah IVA Test (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih lanjut tentang pengertian IVA Test, prosedur pelaksanaannya, hingga hasil tes ini dalam mendeteksi kanker serviks.
Apa Itu Iva Test?
IVA Test singkatan dari “Inspeksi Visual dengan Asam Asetat,” adalah metode pemeriksaan sederhana digunakan untuk mendeteksi perubahan abnormal pada leher rahim yang dapat menjadi tanda awal kanker serviks. Tes ini dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, seperti dokter atau bidan, di fasilitas kesehatan.
Hasil dari IVA Test dapat berupa negatif (normal) atau positif (abnormal). Jika hasilnya positif, bukan berarti seseorang sudah pasti mengidap kanker serviks, tetapi perubahan ini perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut, seperti biopsi untuk konfirmasi lebih lanjut.
IVA Test menjadi salah satu metode deteksi dini kanker serviks yang populer karena kemudahan pelaksanaannya, biaya yang terjangkau, dan hasil yang cepat. Dengan melakukan pemeriksaan ini secara berkala, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang kesehatan reproduksi dan mengurangi angka kematian akibat kanker serviks.
Baca Juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Sembuh?
Bagaimana Prosedur Iva Test?
Prosedur IVA Test dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, seperti dokter atau bidan, di fasilitas kesehatan. Langkah-langkah dalam prosedur IVA Test adalah sebagai berikut:
- Sebelum memulai pemeriksaan, pasien diberi informasi tentang prosedur tes, manfaatnya, dan risikonya. Pasien diminta untuk memberikan persetujuan sebelum menjalani pemeriksaan.
- Pasien akan berbaring di atas meja pemeriksaan dengan kaki ditekuk dan kaki menghadap ke arah alat kesehatan.
- Dokter atau bidan melakukan pemeriksaan fisik awal pada daerah genital pasien untuk memastikan kondisi kesehatan yang memungkinkan untuk pemeriksaan.
- Dokter atau bidan mengambil sedikit cairan asam asetat dan mengaplikasikannya pada permukaan leher rahim menggunakan kapas atau aplikator khusus.
- Setelah pemberian asam asetat, dokter atau bidan menggunakan alat bantu spekulum untuk membuka vagina sehingga dapat melihat permukaan leher rahim secara langsung.
- Selama inspeksi visual, dokter mencari perubahan warna atau area putih pada jaringan leher rahim yang dapat menjadi tanda perubahan abnormal.
Hasil IVA Test diinterpretasikan berdasarkan perubahan warna atau tingkat keputihan pada leher rahim. Jika ada perubahan yang mencurigakan, langkah berikutnya mungkin akan dilakukan, seperti biopsi untuk konfirmasi lebih lanjut.
Prosedur IVA Test relatif cepat, sekitar 5-10 menit dan umumnya tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Setelah pemeriksaan selesai, dokter atau bidan memberikan penjelasan tentang hasil dan tindakan selanjutnya yang diperlukan, jika ada.
Penting untuk tetap berkomunikasi dengan tenaga medis dan mengikuti panduan yang diberikan untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mengurangi risiko kanker serviks.
Syarat-Syarat Pemeriksaan IVA
Syarat-syarat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) bisa bervariasi tergantung pada kebijakan dan praktik dari masing-masing fasilitas kesehatan atau penyedia layanan medis. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa syarat umum untuk menjalani pemeriksaan IVA:
- Usia: Pemeriksaan IVA biasanya direkomendasikan untuk perempuan yang berusia 30 tahun ke atas. Namun, dalam beberapa kasus, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan pada perempuan yang lebih muda jika ada indikasi medis tertentu.
- Status Menikah atau Aktif secara Seksual: Biasanya, pemeriksaan IVA direkomendasikan untuk perempuan yang telah menikah atau aktif secara seksual. Hal ini karena risiko terkena kanker serviks meningkat pada perempuan yang telah aktif secara seksual.
- Tidak Sedang Menstruasi: Sebaiknya, pemeriksaan IVA dilakukan saat perempuan tidak sedang dalam periode menstruasi. Hal ini untuk memastikan hasil pemeriksaan lebih akurat dan meminimalkan kemungkinan kontaminasi dari darah menstruasi.
- Tidak Sedang Mengalami Infeksi atau Peradangan: Jika perempuan sedang mengalami infeksi atau peradangan pada daerah genital, sebaiknya pemeriksaan IVA ditunda sampai infeksi atau peradangan tersebut sembuh.
- Tidak Hamil: Pemeriksaan IVA sebaiknya tidak dilakukan pada perempuan yang sedang hamil, kecuali ada indikasi medis yang mendesak. Hal ini karena perubahan fisiologis selama kehamilan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
- Tidak Sedang Mengalami Menopause: Pemeriksaan IVA sebaiknya tidak dilakukan pada perempuan yang sedang mengalami menopause atau setelah menopause, karena perubahan hormon pada periode ini dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
- Tidak Mengalami Kelainan Anatomi pada Alat Kelamin: Pemeriksaan IVA memerlukan akses yang baik ke leher rahim, sehingga perempuan yang mengalami kelainan anatomi pada alat kelamin mungkin tidak dapat menjalani pemeriksaan ini.
Baca Juga: Skrining Kanker Serviks: Menjaga Kesehatan dan Menghindari Risiko Kanker
Cara Membaca Hasil Iva Test
Membaca hasil IVA Test (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dapat dilakukan berdasarkan tiga kemungkinan hasil:
1. Test IVA Negatif
Hasil IVA Test dikatakan negatif jika tidak ada perubahan warna atau area putih yang mencurigakan pada permukaan leher rahim. Hasil negatif menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda perubahan sel abnormal atau prakanker yang terdeteksi, dan leher rahim dalam keadaan normal.
2. Test IVA Meradang
Jika hasil IVA Test menunjukkan adanya peradangan pada leher rahim, maka hasil disebut sebagai “IVA meradang.” Peradangan bisa disebabkan oleh infeksi atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada jaringan.
3. Test IVA Positif
Hasil IVA Test dikatakan positif jika ada perubahan warna atau area putih yang mencurigakan pada permukaan leher rahim. Perubahan ini menandakan adanya sel-sel yang berubah menjadi prakanker atau berpotensi menjadi kanker. Meskipun hasil positif tidak berarti seseorang sudah pasti mengidap kanker serviks, tetapi perlu dilakukan tindakan lanjutan untuk konfirmasi lebih lanjut.
4. Tes IVA Kanker Serviks
Jika hasil IVA Test menunjukkan adanya sel-sel kanker yang terdeteksi pada leher rahim, maka hasil disebut sebagai “tes IVA kanker serviks.” Hasil ini mengindikasikan adanya kanker serviks yang perlu ditangani dengan tindakan medis lebih lanjut.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Hasil Iva Test Positif?
Bila IVA Test menunjukkan hasil positif, berarti adanya perubahan warna atau area putih mencurigakan pada permukaan leher rahim. Langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil sangat penting untuk mengonfirmasi dan mengatasi kemungkinan adanya sel-sel yang berubah menjadi prakanker atau berpotensi menjadi kanker serviks.
Setelah hasil positif didapatkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang terlatih dalam masalah kesehatan reproduksi. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai hasil dan implikasinya. Dokter kemudian dapat merekomendasikan beberapa tindakan, seperti:
- Biopsi
- Tes Pap Smear atau Tes HPV
- Kolposkopi
- Tindakan Pengobatan
- Kontrol Rutin dan Tindak Lanjut
Dalam situasi hasil IVA Test yang positif, komunikasi terbuka dengan dokter dan penanganan yang tepat waktu sangat penting untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi. Kanker serviks dapat diatasi lebih baik jika dideteksi dini dan ditangani dengan tepat sehingga menjaga kesadaran akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini menjadi peran penting dalam upaya mengurangi angka kematian akibat kanker serviks.
Baca Juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Serviks
Anda bisa mengunjungi Ciputra Medical Center terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra Medical Center menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter umum, psikiater, hingga Medical Check Up (MCU).
Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr Jenifer
Source:
- American Cancer Society. Tests for Cervical Cancer. November 2024.
- Mayo Clinic. Cervical Cancer. November 2024.