Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang dapat mempengaruhi organ reproduksi wanita. Pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi dini adanya perubahan sel yang dapat menjadi tanda awal kanker serviks. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara dua metode pemeriksaan yang umum digunakan, yaitu IVA Test dan Pap Smear, dalam deteksi kanker serviks. Mari, kita lihat lebih lanjut.
Tes Pap merupakan pemeriksaan skrining untuk mendeteksi perubahan sel abnormal atau pra-kanker di leher rahim.
Baca Juga: Gejala Kanker Serviks Waspadai Tandanya!
Perbedaan Utama IVA Test dan Pap Smear
1. Metode Pengambilan Sampel
Pap Smear juga dikenal sebagai Pap Test atau Tes Pap merupakan pemeriksaan skrining yang bertujuan untuk mendeteksi perubahan sel abnormal atau pra-kanker di leher rahim. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel sel dari leher rahim dengan menggunakan alat khusus. Sampel sel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui apakah ada perubahan sel yang mencurigakan.
Sementara IVA Test singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat, juga dikenal sebagai Tes Asam Asetat, adalah metode pemeriksaan visual yang sederhana namun efektif. Prosedur ini melibatkan penggunaan larutan asam asetat yang diterapkan pada leher rahim. Asam asetat dapat membantu mengungkap perubahan sel yang abnormal dengan mengubah warna jaringan yang terkena. Dokter atau tenaga medis kemudian akan memeriksa leher rahim secara visual untuk mencari tanda-tanda perubahan sel yang mencurigakan.
2. Perbedaan Hasil Pemeriksaan IVA Test dan Pap Smear
Selain metode pengambilan sampel yang tidak sama, perbedaan IVA Test dan Pap Smear juga dilihat dari hasil pemeriksaan.
a. Hasil Pemeriksaan IVA:
Hasil tes IVA yang menunjukkan kondisi normal (kondisi serviks tidak bermasalah), maka tidak ditemukan perubahan warna atau area putih yang mencurigakan. Sementara bila olesan asam asetat menyebabkan perubahan warna yang mencurigakan pada serviks. Misalnya ada area yang tampak berwarna putih. Perubahan warna ini dapat menunjukkan adanya pertumbuhan sel kanker atau keabnormalan lainnya.
b. Hasil Pemeriksaan Pap smear:
Pemeriksaan Pap Smear memiliki 3 kategori utama, meliputi:
- Negatif berarti tidak ada tanda-tanda pra-kanker, atau kelainan signifikan lainnya yang ditemukan. Namun, ada kemungkinan temuan yang tidak terkait dengan kanker serviks, seperti infeksi ragi, herpes, atau Trichomonas vaginalis. Selain itu, ada juga kemungkinan perubahan seluler reaktif, yang terjadi ketika ada infeksi atau peradangan di sekitar leher rahim.
- Kelainan sel epitel berarti sel-sel yang melapisi leher rahim atau vagina menunjukkan perubahan yang mungkin berhubungan dengan kanker atau pra-kanker. Kategori ini dibagi menjadi sub-kategori untuk sel skuamosa (sel datar) dan sel kelenjar.
- Neoplasma ganas lainnya mengacu pada adanya jenis kanker lain selain kanker serviks yang dapat terdeteksi melalui tes Pap.
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Serviks
Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan IVA Test dan Pap Smear
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Test dan Pap Smear (Tes Pap) adalah dua metode yang digunakan dalam skrining dan deteksi dini kanker serviks atau lesi pra-kanker. Ada pun kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode:
Kelebihan IVA Test
- Mudah dilakukan dan biaya relatif lebih rendah daripada tes Pap.
- Tidak memerlukan peralatan khusus atau laboratorium untuk interpretasi hasil.
- Hasil dapat langsung dilihat dan dievaluasi oleh dokter saat pemeriksaan.
IVA Test maupun Pap Smear memiliki peran penting dalam pemeriksaan dan deteksi dini kanker serviks.
Kekurangan IVA Test
- Sensitivitas (kemampuan mendeteksi kondisi yang sebenarnya ada) yang lebih rendah daripada tes Pap.
- Dapat menghasilkan hasil palsu positif atau palsu negatif.
- Tidak dapat memberikan informasi tentang jenis perubahan seluler atau tingkat keparahan lesi.
Kelebihan Pap Smear
- Tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada IVA Test dalam mendeteksi lesi pra-kanker atau kanker serviks.
- Dapat mengidentifikasi jenis perubahan seluler dan tingkat keparahan lesi.
- Mampu mendeteksi kelainan pra-kanker pada tahap awal, sehingga memungkinkan intervensi dini.
Baca Juga: Tes Kesehatan yang Dibutuhkan Wanita
Kekurangan Pap Smear
- Memerlukan fasilitas laboratorium untuk pengolahan dan interpretasi hasil.
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil dibandingkan dengan IVA Test.
- Biaya lebih tinggi daripada IVA Test.
Penting untuk dicatat, baik IVA Test maupun Pap Smear memiliki peran penting dalam pemeriksaan dan deteksi dini kanker serviks. Dokter akan menentukan metode yang paling sesuai berdasarkan faktor-faktor seperti usia, riwayat medis, dan ketersediaan fasilitas. Dalam beberapa kasus, kombinasi kedua metode ini dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi diagnosis.
Pap Smear dan IVA Test adalah dua metode pemeriksaan yang digunakan dalam deteksi kanker serviks. Pap Smear lebih berfokus pada pengambilan sampel sel dan analisis laboratorium, sedangkan IVA Test berfokus pada visualisasi langsung perubahan jaringan dengan bantuan asam asetat.
Pemeriksaan rutin dan deteksi dini sangat penting dalam upaya pencegahan dan terapi kanker serviks. Dengan memahami perbedaan antara IVA Test dan Pap Smear, wanita dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dalam menjaga kesehatan reproduksi mereka.
Jadi, apapun metode yang dipilih, yang terpenting adalah menjalani pemeriksaan rutin dan mengikuti anjuran dokter. Dengan demikian, kita dapat melangkah lebih dekat dalam memastikan kesehatan kita dan mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
- Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (VIA) sebagai Skrining Serviks Berbiaya Rendah
- Tes Pap (Papanicolaou)
- Inspeksi Visual dengan Program Skrining Asam Asetat (VIA): 7 Tahun Pengalaman dalam Deteksi Dini Kanker Serviks dan Pra-Kanker di Pedesaan India Selatan
- Skrining Kanker Serviks dan Manajemen Pra-Kanker Serviks