Tanda dan gejala penyakit TBC dapat berupa batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dan mudah merasa lelah.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru, meskipun dapat mengenai organ apa pun di dalam tubuh. Penyakit ini dapat berkembang ketika bakteri masuk melalui droplet di udara.
Umumnya, penyakit tuberkulosis bisa berakibat fatal dan dapat mengancam nyawa. Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi dan pengobatan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter.
Apa itu TBC?
Penyakit TBC adalah kondisi ketika tubuh mengalami infeksi penyakit menular yang menyerang paru-paru. Kondisi ini dapat terjadi akibat penularan bakteri dari penderita saat batuk, bersin, atau meludah.
Dilansir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar seperempat dari populasi global diperkirakan telah terinfeksi bakteri TB. Kasus ini berjumlah sekitar 5-10 persen penderita TB yang dapat merasakan gejala dan mengembangkan infeksi penyakit.
Infeksi TB (TB laten)
TB laten ditandai dengan orang yang mengalami infeksi tetapi tidak menimbulkan gejala apapun. Meskipun tidak merasakan rasa sakit, kondisi ini berpotensi mengembangkan penyakit TB aktif sehingga perlu diwaspadai.
Bahkan, penderita TB laten cenderung tidak menyadari bahwa dirinya mengalami infeksi penyakit. Cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi orang dengan infeksi TB laten adalah melakukan tes kulit tuberkulin (TST) pada lengan bawah atau tes darah TB.
Selain itu, penderita juga diminta untuk menjalani pemeriksaan rontgen dada untuk mendiagnosis penyakit secara akurat. Jika Anda mulai merasakan tanda dan gejala TBC, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Fakta Penyakit TBC (Tuberkulosis) Yang Harus Diketahui
Ciri-Ciri Anda Terkena TBC
Ada sejumlah ciri-ciri umum Anda terkena penyakit TBC, di antaranya:
- Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
- Mudah merasa lelah
- Demam tinggi dan berkeringat di malam hari
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Merasa tidak sehat
Gejala penyakit TBC
Jika bakteri tuberkulosis (TB) bertahan hidup dan berkembang biak di paru-paru, kondisi ini dikenal dengan sebutan infeksi TB. Gangguan infeksi TB dapat terjadi dalam 1 dari 3 tahap.
Gejalanya pun cenderung berbeda-beda, tergantung dari jenis yang dialami oleh penderita. Berikut ini adalah tanda dan gejala penyakit TB yang perlu diketahui:
- TB Laten: Seseorang dengan TB laten tidak akan memiliki gejala dan tidak ada kerusakan paru pada rontgen dada. Namun, tes darah atau uji tuberkulin akan menunjukkan bahwa mereka memiliki infeksi TB.
- TB aktif: Seseorang dengan penyakit TB dapat mengalami batuk yang menghasilkan dahak, kelelahan, demam, kedinginan, dan kehilangan nafsu makan dan berat badan. Gejalanya dapat memburuk dari waktu ke waktu, tetapi dapat juga hilang timbul.
Diagnosa Penyakit TBC
Seseorang dengan TB laten tidak akan memiliki gejala, tetapi infeksi TB dapat terdeteksi dengan pemeriksaan. Dokter dapat mendiagnosis penyakit TBC dengan beberapa kondisi yang dialami oleh penderita, seperti:
- Kontak erat dengan seseorang yang memiliki atau berisiko mengalami TB
- Berkunjung ke negara dengan riwayat penyakit TB tinggi
- Bekerja di lingkungan yang bisa meningkatkan risiko penularan bakteri
Selain itu, penderita juga diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik berupa tes paru-paru untuk mengetahui adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Dokter juga dapat merekomendasikan tes dahak dan rontgen dada untuk menguji penyakit TB aktif.
Pengobatan penyakit TBC
Dengan pemeriksaan dini dan pengobatan yang sesuai, penyakit tuberkulosis dapat diatasi dengan baik. Pengobatan yang dilakukan biasanya berupa pemberian antibiotik untuk meredakan gejala penyakit.
Jenis antibiotik yang tepat dan lama perawatan akan tergantung pada:
- Usia dan kondisi kesehatan penderita
- Mengidap TB laten atau aktif
- Lokasi infeksi
- Resistensi terhadap obat
Pengobatan untuk TB laten dapat berbeda-beda dan bisa melibatkan pemberian antibiotik seminggu sekali dalam 12 minggu atau setiap hari selama 9 bulan. Ketika seseorang memiliki jenis TB yang resisten terhadap obat, pengobatannya akan menjadi lebih kompleks.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjalani pengobatan penyakit TBC hingga tuntas agar terhindar dari gejala kambuh dan infeksi yang semakin parah. Jika berhenti minum obat tanpa anjuran dokter, bakteri TB mampu menjadi kebal terhadap obat-obatan sehingga sulit diatasi.
Baca Juga: Catat! 7 Cara Mencegah Flu dan Pilek Menular
Penyebab penyakit TBC
Penyakit TBC primer disebabkan oleh bakteri atau kuman yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Saat seseorang menghirup bakteri TB, bakteri ini dapat menetap di paru-paru dan mulai berkembang di area tersebut. Kemudian, bakteri TB dapat bergerak melalui darah ke bagian tubuh lainnya, seperti tulang belakang, otak, dan ginjal.
Bakteri TB dapat hidup di dalam tubuh tanpa membuat Anda sakit. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan TB tidak aktif atau infeksi TB laten.
Orang yang mengalami TB laten cenderung tidak merasakan sakit dan tidak dapat menyebarkan bakteri ke orang lain. Kondisi ini dapat terjadi ketika kuman masuk ke dalam tubuh, tetapi sistem imun berhasil melawannya sehingga tidak memicu infeksi penyakit.
Sementara itu, penyakit TB aktif bisa dialami oleh penderita akibat sistem kekebalan tubuh yang tidak mampu mencegah bakteri berkembang biak dan tumbuh di dalam tubuh. Kondisi ini bisa diatasi dan disembuhkan dengan obat-obatan tertentu.
Pencegahan
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit TB, sebagai berikut:
- Cuci tangan sesering mungkin
- Tutup mulut saat batuk atau bersin
- Hindari kontak dekat dengan penderita YB aktif
- Patuhi protokol untuk mengenakan alat pelindung, seperti masker dan baju pelindung saat berada di lingkungan tinggi risiko TBC
- Jika mengalami infeksi TB laten, Anda perlu menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter
Vaksinasi TB
BCG atau Bacille Calmette-Guérin adalah jenis vaksin untuk penyakit tuberkulosis (TBC). Vaksin ini dapat diberikan pada bayi dan anak kecil di negara dengan kasus TB tinggi.
Vaksin BCG mampu melindungi anak-anak dari penyakit TB aktif yang parah, seperti meningitis. Meskipun telah divaksin, seseorang dapat mengidap atau tertular TB sehingga perlu diwaspadai faktor risikonya.
Faktor risiko penyakit TBC
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
1. HIV
Salah satu faktor risiko penyakit TBC adalah mengalami HIV/AIDS. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan orang yang memiliki sistem imun lemah.
Pengobatan TBC untuk penderita HIV akan menjadi kompleks sehingga dilakukan pemeriksaan rutin. Dokter dapat memberikan rencana perawatan komprehensif yang sesuai untuk menangani kedua penyakit sekaligus.
2. Merokok
Orang yang merokok dan perokok pasif dapat meningkatkan risiko untuk terkena TB. Kondisi ini juga membuat penyakit lebih sulit untuk diobati dan memicu gejala kambuh setelah pengobatan selesai.
Oleh sebab itu, penting untuk menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok. Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi risiko terkena TB.
Baca Juga: Penyakit Tipes / Tifus Kenali Lebih Jauh!
3. Kondisi lain
Beberapa masalah kesehatan lain yang melemahkan sistem kekebalan dan dapat meningkatkan risiko pengembangan TB, di antaranya:
- Berat badan rendah
- Penyalahgunaan zat berbahaya
- Diabetes
- Silikosis
- Penyakit ginjal yang berat
- Kanker kepala dan leher
Apakah TBC Bisa Sembuh
Meskipun termasuk penyakit kronis, TBC bisa disembuhkan dengan menjalani pengobatan medis hingga tuntas. Ciri khas penyakit ini ditandai dengan batuk yang berlangsung lama hingga berminggu-minggu.
Penderita bisa sembuh dari gejala penyakit TCBC sekitar 6-12 bulan lamanya. Pengobatan ini terdiri dari 2 tahap, yaitu pengobatan intensif dan lanjutan.
Apakah Bisa Terkena TBC Lagi Jika Sudah Sembuh?
Tentu, bisa. Tuberkulosis bisa mengalami kambuh kembali apabila penderita mulai merasakan gejala sakit setelah menjalani pengobatan TBC.
Pada beberapa kasus, penderita dapat mengalami gejala berulang kembali setelah dinyatakan sembuh. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Pengobatan TBC yang gagal
- Kontak langsung dengan penderita
- Lemahnya sistem imun tubuh
Itulah pembahasan seputar fakta penyakit TBC yang perlu diketahui. Jika Anda mengalami gejala TBC, seperti batuk, mudah merasa lelah, dan demam tinggi yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Anda bisa mengunjungi Ciputra Medical Center untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra Medical Center menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter umum, psikiater, hingga Medical Check Up (MCU).
Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source:
- Cleveland Clinic. Tuberculosis. September 2024.
- Mayo Clinic. Tuberculosis. September 2024.
- World Health Organization. Tuberculosis. September 2024.