Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang mengalami halusinasi, delusi, dan perubahan perilaku yang mengganggu interaksi sosial. Penyebabnya beragam dan bisa dipengaruhi oleh genetik.
Gejala umum skizofrenia adalah memusatkan, mengalihkan, dan mempertahankan perhatian.
Sebagian besar dari kita mungkin telah mendengar istilah “skizofrenia” digunakan secara sembarangan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan seseorang yang tidak stabil secara emosional atau bahkan berbahaya.
Namun, di balik mitos dan stigma tersebut, skizofrenia adalah kondisi psikiatrik kompleks yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Cari tahu lebih lengkap mengenai gangguan mental ini selengkapnya dalam artikel.
Apa Itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan mental kompleks dan serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Ini termasuk dalam kelompok gangguan psikotik, yang ditandai oleh kesulitan menilai realitas.
Meskipun gejalanya dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, beberapa ciri khas skizofrenia termasuk halusinasi, keyakinan yang tidak sesuai dengan realitas, gangguan proses pikir, gangguan tingkah laku, dan penurunan aktivitas.
Skizofrenia biasanya muncul pada awal usia dewasa atau masa remaja dan memerlukan perawatan jangka panjang yang melibatkan dukungan medis dan psikososial.
Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini, perawatan yang tepat dapat membantu individu yang hidup dengan kondisi ini untuk mengelola gejala mereka dan mencapai stabilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Konseling Individu: Pengertian, Tipe, dan Manfaatnya
Penyebab Skizofrenia
Penyebab pasti skizofrenia belum diketahui, tetapi ada banyak faktor yang bisa berperan dalam perkembangan gejalanya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Genetik
Ada bukti kuat bawah faktor genetik memainkan peran dalam risiko mengembangkan penyakit ini. Jika seseorang memiliki anggota keluarga menderita skizofrenia, risiko mereka lebih tinggi.
2. Ketidakseimbangan Neurokimia Otak
Perubahan dalam neurotransmitter otak, terutama dopamin berakitandengan gangguan mental. Ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi fungsi otak dan memicu gejala psikotik.
3. Obat dan Zat Penyalahgunaan
Penggunaan narkoba maupun alkohol yang berlebih, terutama pada usia remaja atau awal dewasa dapat meningkatkan risiko perkembangan skizofrenia pada individu yang rentan.
4. Komplikasi Kelahiran
Komplikasi selama proses kelahiran, seperti kekurangan okstigen pada bayi juga menjadi penyabab tinggi penyakit ini pada masa dewasa.
5. Stres Psikososial
Peristiwa stres dalam kehidupan, terutama yang terjadi pada masa awal perkembangan individu dapat menjadi faktor yang memicu skizofrenia pada seseorang yang memiliki kerentanan genetik.
Gejala Skizofrenia
Setiap individu memiliki gejala yang berbeda dan dapat berkembang secara bertahap. Beberapa gejala umum meliputi:
1. Gejala Positif
Gejala positif adalah gejala yang ditandai dengan fungsi manusia yang berlebihan dibandingkan orang pada umumnya. Gejala ini “menambah” pengalaman tidak biasa atau tidak seharusnya ada.
- Halusinasi
Individu dapat mendengar, melihat, merasakan sensasi di kulit, mengecap, atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi auditori (mendengar suara), khususnya adalah gejala yang sering terjadi pada skizofrenia.
- Waham
Suatu keyakinan yang salah, namun diyakini dengan kuat. Meskipun tidak sesuai dengan kenyataan atau telah ada bukti yang menunjukkan sebaliknya. Waham yang umum dalam skizofrenia meliputi waham persekutorik (kepercayaan bahwa orang lain ingin menyakiti atau merugikan), waham kebesaran (keyakinan akan kehebatan atau kekuasaan yang berlebihan), atau waham kendali (keyakinan bahwa pikiran atau tindakan seseorang dikendalikan oleh pihak eksternal).
- Gangguan Proses Berpikir
Individu dapat mengalami gangguan dalam pemikiran mereka, seperti pemikiran yang tidak terorganisir, terputus-putus, atau sulit untuk dipahami. Hal ini menyebabkan komunikasi dengan orang lain menjadi terganggu.
Baca Juga: Konsultasi Psikologi Pernikahan Bantu Atasi Konflik
Skizofrenia membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang.
2. Gejala Negatif
Gejala negatif adalah gejala yang ditandai fungsi normal atau aspek kehidupan sehari-hari lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya.
- Apati
Kehilangan minat atau motivasi untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari atau interaksi sosial. Orang yang mengalami apati akan tampak kurang semangat aktivitas atau lebih sering diam.
- Emosional Terbatas
Individu mungkin tampak kurang bisa berekspresi atau menunjukkan reaksi emosi. Biasanya, individu tampak dingin dalam situasi yang biasanya memicu reaksi emosional.
- Gangguan Perhatian
Kesulitan dalam memusatkan, mengalihkan, dan mempertahankan perhatian adalah masalah yang sering dijumpai.
- Isolasi Sosial
Seringkali, individu dengan skizofrenia cenderung menghindari interaksi sosial dan mengalami isolasi.
Diagnosis Skizofrenia
Diagnosis skizofrenia melibatkan evaluasi medis dan psikiatri yang dilakukan oleh profesional kesehatan mental berlisensi. Kriteria diagnosis utama skizofrenia adalah adanya gejala psikotik yang berlangsung selama setidaknya satu bulan dan menganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau sehari-hari.
Evaluasi meliputi wawancara dengan pasien dan observasi perilaku bertujuan untuk memastikan kesesuaian gejala dengan kriteria diagnosis.
Pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dapat digunakan untuk mengesampingkan penyebab fisik lain yang dapat menimbulkan gejala psikotik, seperti skizofrenia. Diagnosa yang tepat penting untuk merencanakan perawatan yang sesuai.
Komplikasi Skizofrenia
Bila skizofrenia tidak segera ditangani dengan tepat, akan menimbulkan beberapa gejala, seperti:
- Depresi
- Risiko tinggi untuk bunuh diri
- Kebiasaan merokok dan kecanduan alkohol
- Masalah kesehatan fisik, seperti obesitas dan diabetes
- Keterbatasan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
- Masalah keuangan dan perumahan
- Kehilangan hubungan interpersonal yang stabil
- Penyalahgunaan obat terlarang
- Gangguan tidur
- Gangguan kecemasan
Cara Mengatasi Skizofrenia
Pengobatan gangguan mental ini memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan perawatan medis, terapi, dan dukungan sosial. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Obat Antipsikotik
Pengobatan skizofrenia biasanya dimulai dengan pemberian obat antipsikotik. Obat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi gejala psikotik, seperti halusinasi dan waham.
Ada dua kategori umum obat antipsikotik, yaitu obat antipsikotik tipikal (konvensional) dan obat antipsikotik atipikal (modern). Pemilihan obat akan bergantung pada respons individu dan efek samping yang ditoleransi.
2. Terapi Psikoterapi
Terapi kognitif perilaku, terapi dukungan sosial, atau terapi individual lainnya dapat membantu orang dengan skizofrenia dalam mengatasi gejala negatif dan mengembangkan keterampilan untuk berfungsi secara lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Terapi ini juga membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengatasi pemikiran serta perilaku yang tidak sehat.
3. Program Rehabilitasi
Program rehabilitasi psikososial dapat membantu mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan sosial, kehidupan mandiri, dan pencarian pekerjaan. Secara tidak langsung, program ini meningkatkan kualitas hidup dan fungsi sosial.
Baca Juga: Perbedaan Psikolog dan Psikiater Ini Lho!
Pengobatan Skizofrenia ke Dokter
Gejala Skizofrenia bisa sangat beragam, mulai dari halusinasi, delusi, hingga gangguan berpikir dan emosi yang tidak stabil. Seseorang yang mengalami Skizofrenia mungkin akan mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang tidak ada, percaya pada keyakinan yang tidak masuk akal, dan sulit membedakan antara kenyataan dengan khayalan.
Mengingat keragaman gejalanya, konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental adalah langkah yang penting untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat bagi Anda yang mencurigai atau mengalami gejala Skizofrenia.
Anda bisa segera ke Ciputra Medical Center. Di sana, Anda dapat mengakses beragam layanan kesehatan mulai dari dokter spesialis kejiwaan hingga Medical Check Up (MCU). Selain itu, untuk kenyamanan Anda, Anda juga bisa mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp yang disediakan.
Telah direview oleh dr. Nicholas Hardi, Sp.KJ
Source:
- MayoClinic. Schizophrenia. Diakses 2024.
- WebMD. Schizophrenia: An Overview. Diakses 2024.