Anda sering mengalami diare selama minimal 6 minggu atau perdarahan anus? Jika mengalami keluhan ini segera konsultasikan dengan dokter, karena bisa jadi itu merupakan gejala awal kanker kolon. Lantas bagaimana cara mencegah kanker kolon? Apakah skrining kanker kolon dengan pemeriksaan penanda tumor CEA saja sudah cukup? Apakah Anda penasaran? Selengkapnya baca ulasan berikut!
Kanker kolorektal berasal dari jaringan usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum.
Baca Juga: Penyebab Kanker Payudara
Apa itu Kanker Kolon?
Pernah mendengar istilah kanker kolorektal? Kanker kolorektal berasal dari jaringan usus besar yang terdiri dari kolon dan rektum. Kanker ini biasa disebut juga sebagai kanker kolon, istilah lain dari usus besar dan rektum. Menurut American Cancer Society, kanker usus besar atau kolon menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi pria dan wanita di Amerika Serikat.
Seperti kita ketahui, kanker kolon atau kanker usus besar terjadi akibat tumbuhnya sel-sel abnormal yang melapisi bagian dalam usu besar. Sementara tumor jinak pada usus besar disebut dengan polip. Namun, jika polip tidak diangkat, maka kemudian hari ada risiko untuk dapat berkembang menjadi kanker (ganas). Begitu berbahaya bukan?
Baca Juga: Kanker Paru-Paru Waspadai Gejalanya!
Gejala Kanker Kolon
Meskipun pada tahap awal, kanker kolon atau usus besar tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, saat gejala muncul akan menunjukkan gejala yang bervariasi pada setiap orang. Terdapat beberapa gejala yang biasa ditemukan ketika seseorang menderita kanker kolon atau usus besar di antaranya:
- Adanya perubahan kebiasaan dalam Buang Air Besar (BAB), seperti sembelit, diare atau perubahan konsistensi feses seseorang.
- Pendarahan dari lubang dubur atau darah dalam feses
- Ketidaknyamanan perut, seperti kram, rasa sakit, dan bergas yang terjadi hampir setiap hari
- Merasa lelah dan lemah terus-menerus
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan (tanpa adanya diet atau perubahan pola makan)
Baca Juga: Faktor Penyebab Kanker Paru-Paru: Agar Anda Terhindar dari Penyakit Ini
Penyebab Kanker Kolon
Sebenarnya belum diketahui pasti penyebab pasti kanker kolon, tetapi ada beberapa faktor risiko yang memengaruhinya. Adapun faktor risiko penyebab kanker kolon meliputi:
- Faktor genetik atau turunan keluarga yang memiliki riwayat kanker kolon atau polip
- Riwayat penyakit inflamasi kronis pada usus
- Obesitas
- Sering mengonsumsi daging merah
- Merokok
- Minum-minuman beralkohol
- Berusia 50 tahun atau lebih
- Menjalani pola hidup kurang sehat
- Jenis kelamin pria
Bisakah Polip Kolorektal dan Kanker Ditemukan Lebih Awal?
Rutin melakukan skrining, yang mana proses mencari kanker atau pra-kanker pada seseorang yang belum memiliki gejala penyakit. Rutin melakukan skrining kanker kolorektal menjadi salah satu alat yang cukup melawan kanker kolorektal. Jadi, seseorang melakukan atau rutin skrining kanker kolon dapat menemukan kanker kolorektal lebih awal.
Sebagai contoh, pasien A rutin melakukan skrining kanker tiba-tiba ditemukan kanker kolorektal lebih awal saat masih kecil dan belum menyebar dan kondisi tersebut lebih mudah diobati. Biasanya polip dapat memakan waktu 10-15 tahun untuk berkembang menjadi kanker. Dengan sering melakukan skrining penanda tumor CEA (Carcinoembryonic Antigen) atau menjalani kolonoskopi, dokter dapat menemukan dan menghilangkan polip sebelum berkembang menjadi kanker.
Adanya perubahan kebiasaan dalam Buang Air Besar (BAB) menjadi salah satu gejala kanker kolorektal.
Skrining Kanker Kolorektal Menyelamatkan Anda
Skrining kanker kolorektal dapat menolong Anda. Skrining dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit, membuang jaringan abnormal pra-kanker sehingga pengobatan dapat dilakukan dengan optimal. Jika Anda berusia 45-75 tahun sebaiknya melakukan skrining kanker kolorektal. Jika tidak Anda kehilangan kesempatan untuk mencegah kanker kolon atau justru menemukannya lebih awal sehingga pengobatan dapat dilakuka lebih efektif.
Jika Anda memiliki risiko menderita kanker kolon segera konsultasikan dengan dokter kapan harus memulai skrining. Tes skrining kanker kolon dilakukan untuk mencari penyakit ketika seseorang tidak memiliki gejala. Kanker kolorektal hampir selalu berkembang dari polip di usus besar atau rektum. Tes skrining dapat menemukan polip prakanker, sehingga dapat dilakukan perawatan sebelum berubah menjadi kanker. Selain itu, skrining kanker kolorektal juga dapat menemukan kanker kolorektal lebih awal. Pengobatan pun dapat ditangani menjadi lebih efektif.
Mengapa Skrining Kanker Kolorektal Penting Dilakukan?
Seperti kita ketahui, kanker kolorektal sendiri menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di Amerika Serikat meskipun selama beberapa dekade ini jumlah kematian memang semakin menurun karena kemajuan dalam bidang kemoterapi dan teknik operasi. Sementara kanker kolon atau usus besar menjadi salah satu kanker tertinggi kedua pada pria di Indonesia.
Ketika kanker kolorektal ditemukan lebih awal sebelum kanker menyebar maka tingkat kelangsungan hidup sekitar 90%. Sayangnya, hanya sekitar 4 dari 10 kanker kolorektal yang ditemukan pada tahap awal. Saat kanker kolon sudah menyebar di luar usus besar atau rektum maka tingkat kelangsungan hidup akan menurun drastis.
Sekitar 1 dari 3 orang Amerika Serikat yang seharusnya diuji untk kanker kolorektal tidak pernah menjalani skrining. Ini mungkin karena mereka tidak tahu bahwa skrining rutin dapat menyelamatkan hidup mereka dari penyakit ini, atau karena hal-hal seperti masalah biaya dan asuransi kesehatan.
Sampai di sini dapat dipahami srining kanker penting dilakukan. Skrining rutin dapat dimulai pada usia 45 tahun untuk mencegah kanker kolon dan menemukannya lebih awal. Anda dapat juga melakukan skrining kanker kolon di Ciputra Medical Center, pemeriksaaan “Penanda Tumor” dapat menunjukkan seseorang mungkin memiliki kanker kolorektal/kolon.
Penanda tumor yang paling umum untuk kanker kolorektal adalah Carcinoembryonic Antigen (CEA) atau prosedur kolonoskopi. Tes penanda tumor paling sering digunakan bersama dengan tes lain untuk memantau pasien yang telah didiagnosis dengan kanker kolorektal. Mereka dapat membantu menunjukkan seberapa baik pengobatan bekerja atau memberikan peringatan dini bahwa kanker telah kembali.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
Tim Konten Medis