Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan seseorang berisiko terkena penyakit ini, termasuk genetik, riwayat keluarga, obesitas, hingga terpapar radiasi.
Sebagian besar kanker payudara ditemukan pada wanita yang berusia 50 tahun atau lebih.
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di Indonesia. Pada tahun 2020, data dari Global Cancer Statistics (Globocan) yang dirilis oleh WHO mencatat adanya 396.914 kasus kanker baru di Indonesia dengan 234.511 kematian akibat kanker.
Sebagian besar kasus kanker payudara, yakni sekitar 70 persen dan sudah terdeteksi pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran banyak wanita terhadap gejala awal kanker. Lantas, apa yang menyebabkan kanker payudara? Berikut penjelasan selengkapnya.
Penyebab Kanker Payudara
Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhinya, meliputi:
1. Genetik
Genetik memainkan peran penting dalam risiko kanker payudara. Mutasi pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2 dapat secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium.
Wanita yang mewarisi mutasi ini dari orang tua mereka memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan kanker payudara dibandingkan populasi umum. Selain BRCA1 dan BRCA2, ada gen lain seperti TP53 dan CHEK2 yang juga dapat memengaruhi risiko.
Tes genetik dapat dilakukan untuk menentukan apakah seseorang memiliki mutasi ini, sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Baca Juga: Fakta Penting Kanker Payudara
2. Riwayat Keluarga
Memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko Anda mengembangkan penyakit ini. Jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda didiagnosis dengan kanker payudara, risiko Anda meningkat, terutama jika diagnosis tersebut dibuat pada usia muda.
Riwayat keluarga yang melibatkan kanker ovarium atau kanker lainnya yang terkait dengan mutasi genetik juga dapat meningkatkan risiko. Pemahaman tentang riwayat keluarga yang detail dapat membantu dokter menyarankan langkah-langkah pencegahan dan skrining yang tepat.
3. Usia
Usia adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk kanker payudara. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko mengembangkan kanker ini.
Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas, tetapi kanker payudara juga dapat terjadi pada wanita yang lebih muda, meskipun lebih jarang.
Oleh karena itu, skrining rutin seperti mammogram direkomendasikan untuk wanita di atas usia 40 atau sesuai dengan panduan kesehatan nasional atau rekomendasi dokter.
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah faktor risiko utama untuk kanker payudara. Wanita memiliki risiko jauh lebih tinggi dibandingkan pria, dengan sebagian besar kasus terjadi pada wanita.
Hal ini karena hormon estrogen dan progesteron yang lebih dominan pada wanita dapat merangsang pertumbuhan sel-sel payudara, termasuk sel-sel kanker. Namun, pria juga bisa terkena kanker payudara, meskipun sangat jarang.
Penting bagi pria untuk juga menyadari gejala kanker payudara dan menjalani evaluasi medis jika ada perubahan mencurigakan pada payudara.
5. Kelebihan Berat Badan
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas, terutama setelah menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan perubahan hormon, seperti peningkatan kadar estrogen yang berhubungan dengan perkembangan kanker payudara.
Lemak tubuh juga dapat memproduksi estrogen, yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker di payudara. Menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko ini.
6. Merokok
Merokok merupakan faktor risiko yang signifikan untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Tembakau mengandung zat karsinogenik yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu perubahan genetik yang berpotensi menyebabkan kanker.
Meskipun hubungan antara merokok dan kanker payudara belum sepenuhnya dipahami, penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat berkontribusi pada risiko penyakit ini, terutama pada wanita yang juga memiliki faktor risiko lainnya.
7. Mengonsumsi Makanan Pemicu Kanker
Diet yang tinggi lemak jenuh, daging olahan, dan gula dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti nitrit dalam daging olahan, serta makanan yang digoreng atau diproses dapat berpotensi menyebabkan kanker.
Mengadopsi pola makan sehat yang kaya akan buah, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.
8. Mengonsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau secara teratur dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Alkohol dapat memengaruhi metabolisme estrogen dalam tubuh, meningkatkan kadar estrogen yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker di payudara.
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat secara proporsional dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol dapat membantu mengurangi risiko ini.
Baca Juga: Peran Fisioterapi pada Kanker Payudara
9. Radiasi
Paparan radiasi, terutama pada area dada dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Radiasi sering digunakan dalam pengobatan kanker lainnya, seperti radioterapi untuk kanker kepala dan leher, dan paparan berulang dapat menyebabkan kerusakan sel dan perubahan genetik yang memicu kanker.
Risiko ini lebih tinggi jika radiasi diberikan pada usia muda. Jika Anda pernah menjalani terapi radiasi, penting untuk memonitor kesehatan payudara Anda secara rutin.
Bagaimana Cara Diagnosis Kanker Payudara?
Jika Anda menemukan benjolan di payudara atau hasil mammogram menunjukkan sesuatu yang mencurigakan, dokter akan memulai proses diagnosis kanker payudara.
Proses ini biasanya dimulai dengan dokter yang menanyakan tentang riwayat kesehatan pribadi Anda dan keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:
- Ultrasonografi: Tes ini menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan hasil berupa gambar. Melalui USG dapat terlihat benjolan payudara berupa massa padat atau kista yang berisi cairan.
- Mammogram: Foto ronsen pada payudara untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara
- Magnetic Resonance Imaging (MRI): Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat bagian dalam payudara serta penyebaran kanker payudara.
- Biopsi: Proses pengambilan sampel jaringan yang akan diteliti di laboratorium untuk menentukan sel yang diperiksa bersifat jinak atau ganas.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Lalu, bagaimana cara mencegah kanker payudara? Beberapa tips berikut bisa membantu Anda mencegah kanker payudara:
- Kontrol berat badan: Penambahan berat badan saat dewasa meningkatkan peluang untuk terkena kanker payudara setelah menopause.
- Rutin aktivitas fisik: Olahraga menurunkan risiko terkena kanker payudara.
- Hindari merokok dan minum-minuman beralkohol
- Menyusui menurunkan risiko kanker payudara
- Setelah menopause batasi terapi hormon
- Pemeriksaan SADARI secara rutin
- Pola makan sehat dan gizi seimbang
- Cukup istirahat
- Hindari stres
Baca Juga: Bintik Merah Pada Payudara Merupakan Tanda Kanker?
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kanker payudara, jangan ragu untuk ke Ciputra Medical Center. Ciputra Medical Center menawarkan layanan kesehatan lengkap, mulai dari konsultasi dengan dokter umum hingga Medical Check Up (MCU).
Telah direview oleh dr. Febri
Source
- Mayo Clinic. Breast Cancer. Diakses 2024.
- Medical News Today. What to Know about Breast Cancer. Diakses 2024.