Mendengar istilah kanker payudara, kita tahu penyakit ini kerap menyerang wanita. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian. Selain kanker leher rahim, kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak di Indonesia. Lantas, apa hubungannya fisioterapi pada kanker payudara? Apakah dapat membantu meringankan gejala atau bahkan menyembuhkan? Penasaran? Temukan jawabannya pada ulasan berikut!

Fisioterapi dapat dilakukan sebagai bagian dari pemulihan pasien kanker payudara.
Baca Juga: Alat Fisioterapi dan Fungsinya
Seputar Kanker Payudara
Seperti kita ketahui, kanker payudara paling umum menyerang wanita. Bahkan kematian akibat kanker di dunia menduduki peringkat ke-5 untuk kanker payudara. Dihimpun dari National Centre for Biotechnology Information (NCBI), ada 1,67 juta kasus baru kanker payudara di dunia setiap tahun dan 458.000 kematian tahunan.
Untungnya, tingkat kelangsungan hidup terus meningkat, karena kemajuan teknologi, penyesuaian pengobatan untuk masing-masing individua dan semakin berkembangnya metode deteksi dini. Peningkatan jumlah penderita kanker payudara yang terdeteksi telah menghasilkan lebih banyak penelitian dan perawatan yang membantu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi wanita yang sembuh dari kanker payudara. Sekitar 89% wanita pengidap kanker payudara dapat bertahan hidup setidaknya 5 tahun setelah pengobatan. Namun, efek samping pengobatan dapat bertahan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah operasi.
Baca Juga: Fisioterapi dan Nyeri Bahu
Nyeri Pasca Operasi Kanker Payudara
Lantas, apa yang dirasakan penderita kanker payudara setelah operasi? Nyeri dan disfungsi sendi sebagai efek samping yang paling sering dirasakan. Data dari National Centre for Biotechnology Information (NCBI) menyebutkan, kisaran prevalensi bervariasi antara 12% dan 51% untuk nyeri, sementara 1,5% dan 50% untuk disfungsi sendi. Pada studi tersebut, kecenderungan nyeri bahu untuk muncul setelah perawatan kanker payudara lebih tinggi ketimbang populasi umum. . Ada beberapa tipe nyeri bahu setelah operasi kanker payudara meliputi:
- Nyeri tipe nosiseptif muskuloskeletal
Tipe nyeri ini merupakan rasa tidak nyaman pada sistem otot dan tulang yang berkaitan dengan kerusakan jaringan otot, sendi ataupun tulang. Perawatan kanker payudara dapat menyebabkan perubahan struktural pada sendi bahu yang menyebabkan nyeri dan keterbatasan rentang gerak sendi, sehingga setelah operasi payudara, jangkauan gerak motorik yang berkurang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. - Nyeri tipe neuropatik
Tipe nyeri ini dapat dibagi menjadi nyeri neuropatik yang memang berhubungan dengan kanker, atau nyeri sebagai efek samping dari terapi/pengobatan yang dijalani. Sindrom nyeri pasca operasi atau radioterapi adalah contoh umum nyeri neuropatik yang disebabkan oleh efek samping terapi kanker. Meskipun kemoterapi dan radioterapi merupakan salah satu pilihan pengobatan yang efektif untuk kanker payudar, kelelahan, reaksi kulit, dan nyeri merupakan efek samping yang paling sering dilaporkan. Umumnya lebih dari 60% pasien mengalami nyeri pada akhir pengobatan dan pada sebagian kecil (4%) kasus, nyeri yang dilaporkan dapat berkembang menjadi berat atau sangat berat. Terapi radiasi dapat menyebabkan pembentukan jaringan ikat berlebihan dan mengecilnya ukuran otot, dimana kedua hal inilah yang menimbulkan rasa sakit.
Baca Juga: Fisioterapi, Driving And Back Care
Peran Fisioterapi pada Kanker Payudara
Penderita kanker payudara biasanya akan menjalani berbagai tindakan diagnostik maupun perawatan seperti biopsi, lumpektomi, mastektomi, serta pengangkatan kelenjar getah bening hingga rekonstruksi payudara. Kondisi tersebut tentu memberikan efek samping pada tubuh, seperti kekakuan hingga rasa sakit. Hal itu juga mempengaruhi seberapa baik seseorang dapat menggerakkan bahu dan lengannya untuk melakukan aktivitas.
Rasa sakit dapat membatasi gerak dan mengganggu aktivitas harian. Lantas, apa kaitannya fisioterapi pada kanker payudara? Fisioterapi memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi selama proses diagnosis maupun terapi kanker payudara. Proses penyembuhan kanker payudara yang optimal akan melibatkan tim lintas profesi untuk mencapai hasil terbaik untuk pasien, termasuk diantaranya dokter spesialis bedah onkologi, bedah plastik, onkologi medis, patologi anatomi, rehabilitasi medis, radiologi, serta rekan-rekan perawat fisioterapis, hingga psikolog dan ahli agama untuk mendiskusikan perencanaan terapi yang optimal untuk setiap pasien.

Kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak setelah kanker leher rahim.
Biasanya setelah pasien menjalani operasi, banyak yang memilih fisioterapi sebagai bagian dari pemulihan mereka. Peran fisioterapi di sini sangat diperlukan untuk mengatasi rasa sakit, meredakan kekakuan pada punggung, leher, dan dada. Fisioterapi yang dicocokkan dengan masing-masing individu memiliki potensi yang besar untuk membantu mengurangi beragam masalah yang kompleks dari efek samping pasca operasi.
Oleh karena itu, penitng untuk mengenali pengobatan yang paling efektif sesuaidengan rasa sakit yang dialami pasien. Peran seorang fisioterapis adalah memberikan pelatihan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang tepat. Fisioterapi menjadi menajemen jangka panjang yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi pada pasien, memberikan kelompok pendukung bagi pasien, serta meningkatkan kesejahteraan sosial dan psikologis.
Kelanjutan latihan dapat terus menumbuhkan motivasi pada pasien, memberikan kelompok pendukung bagi pasien, memungkinkan kesejahteraan sosial dan psikologis. Latihan fisioterapi secara rutin memungkinkan pasien untuk memiliki kontrol atas hidup mereka, melalui kegiatan yang stabil dan rutin untuk kelak dapat kembali berpartisipasi aktif dalam komunitas.
Baca Juga: Manfaat Fisioterapi
Teknik Fisioterapi untuk Kanker Payudara
Ada beberapa teknik fisioterapi yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan pasca operasi di antaranya meliputi:
- Chest Physiotherapy
Latihan ini penting dilakukan untuk membantu meningkatkan kapasitas aerobik (jantung-paru). Selain itu, latihan pernapasan dalam umum dilakukan untuk mempertahankan fungsi paru-paru yang normal juga mencegah komplikasi paru. - Myofascial Release
Myofacial release dan mobilisasi jaringan lunak dapat mengurangi spasme otot sehingga mengurangi rasa sakit dan kelemahan otot. - Lymphatic Drainage Massage
Teknik ini dirancang untuk membantu mengurangi risiko limfedema (pembengkakan lengan) sehingga mendapatkan kembali lingkup gerak pada lengan dan bahu. - Latihan Peregangan dan Penguatan
Selama menjalani prosedur ini akan dibantu oleh fisioterapis yang sudah terlatih untuk memastikan Anda melakukan gerakan dengan benar. Latihan ini harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan secara umum. Biasanya tidak disarankan dilakukan pada waktu tertentu, seperti 4 hingga 6 minggu setelah operasi.
Itulah ulasan seputar fisioterapi pada kanker payudara. Operasi kanker payudara bukanlah akhir dari pengobatan. Operasi tidak menandai akhir dari perjalanan dengan kanker payudara. Efek samping dari pengobatan terkadang membuat pasien merasa frustasi. Belum lagi rasa lelah akibat kemoterapi atau efek akumulasi perawatan lainnya membuat seseorang memiliki perubahan mental dan ketidakmampuan untuk fokus.
Fisioterapi dapat membantu pasien dengan rencananya untuk kembali bekerja dengan melakukan penilaian sesuai kemampuan fisik pasien. Segera kunjungi layanan Fisioterapi “Sasana Ciputra Physiotherapy Clinic” yang menangani masalah saraf, otot, dan sendi bahkan rehabilitasi pasca operasi kanker payudara. Konsultasikan dengan dokter kami yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Salam Sehat!
Telah drieview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Kanker Payudara
- Terapi fisik merupakan komponen penting saat pulih dari operasi kanker payudara
- Intervensi Fisioterapi untuk Nyeri Bahu pada Pasien yang Diobati Kanker Payudara: Tinjauan Sistematis