Apakah aman penderita diabetes berpuasa dan adakah manfaatnya? Bagi penderita diabetes yang ingin menjalankan ibadah puasa, tapi khawatir dengan kesehatannya. Penting untuk menyimak manfaat puasa untuk penderita diabetes ini. Semuanya akan dirangkum dalam ulasan berikut.
Berpuasa mengajarkan Anda untuk menahan hawa nafsu, tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam. Ketika berpuasa rutinitas Anda akan berubah mulai dari pola tidur hingga makan. Perubahan juga dialami oleh tubuh selama puasa.
Awalnya, tubuh akan menggunakan sumber glukosa yang tersimpan. Kemudian, akan memecah lemak tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi berikutnya. Puasa merupakan cara yang baik untuk mengontrol diabetes. Puasa dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan termasuk penurunan berat badan, mengontrol gula darah, dan penurunan peradangan.
Pastikan memilih menu makanan dan perhatikan ukuran porsi makan terutama yang mengandung karbohidrat.
Inilah 5 manfaat puasa untuk penderita diabetes.
1. Menurunkan Kadar Gula Darah
Hasil penelitian menunjukkan, berpuasa dapat mengontrol gula darah yang berguna bagi penderita diabetes. Studi lain juga menyebutkan pada 10 orang penderita diabetes tipe 2 melakukan puasa intermittent jangka pendek secara signifikan menurunkan gula darah. Ketika berpuasa tubuh akan membuang glukosa dari darah lebih cepat.
Dengan mengurangi konsumsi makanan, tubuh Anda akan menggunakan lemak dan protein sebagai sumber energi. Hal ini berarti kadar gula darah Anda akan menurun. Selain itu, puasa dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin tubuh, yang juga membantu mengurangi kadar gula darah.
Baca Juga: 7 Cara Berpuasa dengan Aman
2. Menurunkan Berat Badan
Puasa dapat meningkatkan metabolisme dan membantu mengurangi berat badan serta lemak tubuh. Studi yang diterbitkan dalam Nature Reviews: Endokrinologi pada Mei 2022 menunjukkan puasa intermittent membantu menurunkan berat badan sekitar 3-8% dari berat badan mereka selama 8-12 minggu. Kondisi ini setara dengan diet rendah kalori konvensional.
Jika ingin menurunkan berat badan saat puasa, pastikan Anda memilih makanan dan minuman tertentu serta mengurangi kalori secara keseluruhan. Penting untuk tidak melewatkan makan sahur agar Anda mendapatkan cadangan energi selama berpuasa. Pilih makanan berserat tinggi, seperti sereal, gandum, beras merah yang membuat Anda kenyang lebih lama.
Selain pemilihan menu makanan, perhatikan juga ukuran porsi makan terutama yang mengandung karbohidrat. Fungsinya, membantu mengelola kadar gula darah selama berpuasa. Sebelum memulai puasa cukupi kebutuhan cairan bebas gula untuk mencegah dehidrasi di siang hari.
Hindari makanan yang digoreng dan berlemak karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan jantung. Konsumsi makanan yang digoreng terlalu sering juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak disengaja selama Ramadan. Makanan tinggi garam dan berlemak dapat meningkatkan kolesterol darah dan tekanan darah.
3. Meningkatkan Kesehatan dengan Melawan Peradangan
Makanan yang dikonsumsi dan pola makan yang dibatasi waktu dapat mempengaruhi kesehatan usus dan mikrobiota, yang pada gilirannya berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, mengurangi asupan makanan atau melaksanakan puasa dapat memiliki efek mengurangi peradangan dalam tubuh.
Pola makan yang dibatasi waktu, seperti puasa intermiten, telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan usus dan mikrobiota. Hal ini dapat berdampak positif pada kesehatan secara keseluruhan dan dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Terkait dengan kondisi inflamasi tertentu seperti multiple sclerosis.
4. Meningkatkan Fungsi Otak dan Mencegah Gangguan Neurodegeneratif
Puasa memiliki efek yang kuat pada kesehatan otak, seperti meningkatkan fungsi otak, sintesis sel saraf, dan melindungi terhadap kondisi neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Sebuah studi National Institute on Aging terhadap wanita kelebihan berat badan berusia 55 hingga 70 tahun saat ini sedang melihat efek diet selama delapan minggu pada memori, pemikiran, dan risiko penyakit Alzheimer. Para peneliti akan menggunakan MRI serta tes kerja darah dan cairan tulang belakang untuk mencari tanda-tanda awal perubahan otak terkait Alzheimer.
Penelitian sejauh ini sebagian besar terbatas pada studi tikus dan studi percontohan kecil manusia, tetapi para peneliti berharap bahwa hasil yang lebih konkret akan tersedia dalam beberapa tahun. Keton yang diproduksi selama puasa untuk energi bukan glukosa. Keton juga membantu otak menghasilkan faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF), senyawa yang mendorong pertumbuhan sel-sel otak baru dan koneksi baru di antara mereka.
Baca Juga: Apakah Puasa Menyehatkan?
5. Meningkatkan Kesehatan Jantung
Ketika Anda menjalankan puasa dengan tepat, seperti tidak melewatkan waktu sahur dan berbuka dengan pilihan makanan sehat akan mendatangkan banyak manfaat. Salah satunya meningkatkan kesehatan jantung. Mengubah pola makan dan gaya hidup sehat menjadi cara efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Beberapa penelitian juga menemukan, rutin berpuasa mungkin bermanfaat untuk kesehatan jantung. Termasuk menurunkan tekanan darah tinggi secara signifikan serta kadar kolesterol total, dan kolesterol LDL (jahat), serta trigliserida darah. Penelitian lain pada 4.629 orang mengaitkan puasa dengan risiko penyakit arteri koroner yang lebih rendah, serta risiko diabetes yang menjadi risiko utama penyakit jantung.
Puasa intermittent jangka pendek secara signifikan menurunkan gula darah.
Tips Sebelum Berpuasa untuk Penderita Diabetes
Hidup dengan diabetes bukan akhir dari segalanya. Jika Anda berniat untuk mengikuti puasa Ramadan bicarakan dengan dokter untuk mengetahui kondisi fisik Anda. Lakukan beberapa tip berikut untuk mengelola diabetes Anda selama berpuasa.
1. Bicarakan dengan Dokter
Bicarakan rencana puasa Anda dengan dokter apakah diperbolehkan atau tidak. Jika Anda memiliki diabetes tipe 1 atau masalah kesehatan lain atau mengalami hipoglikemia mungkin dokter menyarankan untuk tidak berpuasa. Lain halnya bila dokter mengizinkan Anda untuk mencoba berpuasa. Dokter akan memeriksa kondisi fisik dan penyesuaian obat-obatan yang Anda butuhkan. Dokter juga merekomendasikan pola makan dan aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan lupa lakukan tes atau pengecekan gula darah selama berpuasa.
Baca Juga: Bagaimana Puasa Intermiten Dapat Menurunkan Berat Badan
2. Perhatikan Tanda-Tanda Gula Darah Rendah
Ketika Anda merasa gemetar, berkeringat, atau bingung. Kemungkinan gula darah Anda terlalu rendah. Jika kondisi ini terjadi sebaiknya berhentilah berpuasa. Lakukan penanganan hipoglikemia yang tepat. Sebagai contoh, minum minuman manis diikuti dengan makanan kecil dan seimbang agar kadar gula darah Anda kembali normal.
3. Pilih Makanan yang Tepat
Ketika sahur dan berbuka pilih makanan yang sehat. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah dalam menu Anda. Makan terlalu banyak karbohidrat dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi terlalu tinggi. Jadi, pastikan Anda konsumsi makanan atau camilan yang sehat dan seimbang.
4. Hindari Latihan Fisik yang Berat
Sebelum memulai aktivitas fisik sebaiknya tanyakan pada dokter, kegiatan apa yang sesuai dan boleh dilakukan atau hanya istirahat. Hindari melakukan latihan berat saat berpuasa. Olahraga berat dapat membuat kadar gula darah Anda menjadi turun.
5. Cukupi Kebutuhan Cairan
Pastikan mencukupi kebutuhan cairan sesuai kebutuhan Anda. Minumlah banyak air putih dan bebas kalori saat sahur dan berbuka. Hindari minuman manis dan mengandung kafein. Penderita diabetes juga memiliki risiko dehidrasi sehingga gula darah Anda lebih sulit dikelola.
Manfaat kesehatan selama puasa untuk penderita diabetes beragam, seperti menurunkan berat badan, meningkatkan kontrol gula darah, kesehatan jantung fungsi otak bahkan mencegah kanker. Ketika Anda menjalankan puasa dan gaya hidup sehat tentu dapat bermanfaat untuk kesehatan Anda. Pastikan untuk mencukupi kebutuhan air, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Jangan lupa kontrol rutin ke dokter untuk memeriksakan kesehatan dan mendapatkan saran medis yang tepat.
Telah direview oleh dr. Daitia Djohan Agahari
Source:
- Bisakah Anda Berpuasa Jika Anda Menderita Diabetes?
- Puasa Agama dan Diabetes
- Puasa Intermiten dan Diabetes Tipe 2: Apakah Aman?
- Diabetes dan Ramadhan