Jenis cedera olahraga yang paling umum biasanya adalah terkilir hingga cedera otot. Meski bukan hal yang serius, kondisi ini membuat penderita sulit berjalan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika tidak ditangani dengan tepat, cedera otot bahkan bisa berdampak buruk hingga menyebabkan patah tulang.
Cedera olahraga merupakan cedera yang terjadi pada otot, sendi, atau tulang selama olahraga.
Apakah Anda senang berolahraga? Melakukan aktivitas fisik memang sangat penting karena memberikan manfaat bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Terdapat beragam jenis olahraga yang dapat dipilih, mulai dari senam, renang, jogging, bersepeda, dan masih banyak lagi. Namun, selama Anda menikmati kegiatan tersebut, pernahkah Anda mengalami cedera tiba-tiba?
Berolahraga dengan intensitas yang berlebihan atau kehilangan sedikit fokus bisa menyebabkan cedera, terutama jika tidak melakukan pemanasan atau peregangan sebelumnya.
Mari kita ketahui berbagai jenis cedera olahraga beserta cara penanganannya melalui ulasan dalam artikel di bawah ini.
Jenis Cedera Olahraga
Cedera olahraga sendiri memiliki gejala dan komplikasi yang berbeda. Penting untuk mengetahui perbedaannya.
Jenis-jenis cedera olahraga yang paling umum di antaranya:
1. Terkilir
Terkilir adalah cedera yang sering terjadi pada olahraga dan disebabkan oleh robeknya ligamen. Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan dua tulang di satu sendi, memberikan stabilitas dan dukungan pada sendi tersebut.
Cedera ini terjadi ketika ligamen mengalami tekanan atau gerakan yang berlebihan, melebihi batas elastisitasnya. Misalnya, saat melompat atau berputar dengan tiba-tiba.
Terkilir dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, dan bahkan ketidakstabilan pada sendi yang terkena.
Baca Juga: 7 Manfaat Olahraga Treadmill
2. Strain/Cedera Otot
Strain atau cedera otot adalah kerusakan pada otot atau tendon yang menghubungkan otot ke tulang. Hal ini sering terjadi akibat tekanan berlebihan, gerakan yang tidak alami, atau peregangan otot yang ekstrem.
Strain sering disalahartikan sebagai keseleo, tetapi sebenarnya merupakan cedera pada jaringan lunak. Gejalanya meliputi nyeri, kekakuan, dan pembengkakan pada area yang terkena.
Penting untuk istirahat dan perawatan yang tepat agar otot dapat pulih dengan baik.
3. Cedera Lutut
Cedera pada lutut adalah salah satu jenis cedera yang umum terjadi dalam olahraga. Lutut merupakan persendian yang kompleks dan rentan terhadap cedera karena sering digunakan dalam berbagai aktivitas.
Cedera lutut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peregangan berlebihan, tekanan langsung, atau trauma fisik.
Contoh cedera lutut meliputi robekan ligamen, kerusakan pada tendon, atau cedera pada kartilago. Gejalanya dapat mencakup nyeri, pembengkakan, ketidakstabilan, atau keterbatasan gerak.
4. Otot Bengkak
Pembengkakan otot adalah reaksi alami tubuh terhadap cedera atau trauma. Ketika terjadi cedera, tubuh merespons dengan meningkatkan aliran darah ke area yang terluka, menyebabkan pembengkakan.
Otot yang bengkak sering kali disertai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan kelemahan. Perawatan yang tepat seperti kompres dingin, elevasi, dan istirahat dapat membantu mengurangi pembengkakan dan mempercepat proses penyembuhan.
5. Cedera Tendon Achilles
Cedera pada Tendon Achilles dapat terjadi saat melakukan aktivitas olahraga yang melibatkan gerakan seperti lari atau melompat.
Tendon Achilles adalah jaringan tendon kuat yang terletak di bagian belakang pergelangan kaki, dan jika terjadi peregangan berlebihan atau tekanan yang kuat, tendon ini bisa mengalami pembelahan atau robek.
Ketika cedera terjadi, seseorang biasanya akan merasakan nyeri hebat di bagian belakang pergelangan kaki dan mengalami kesulitan dalam berjalan.
Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika mengalami cedera pada Tendon Achilles, karena cedera ini bisa mengganggu mobilitas dan membutuhkan penanganan yang tepat.
6. Patah Tulang
Cedera patah tulang adalah kondisi di mana tulang mengalami perubahan bentuk hingga posisi. Ini bisa terjadi saat seseorang jatuh atau mengalami benturan kuat pada tubuh.
Patah tulang bisa terjadi dalam berbagai tingkatan keparahan, mulai dari patah ringan hingga patah tulang terbuka yang memerlukan perawatan medis segera.
Cedera ini terkadang sulit dihindari, terutama dalam aktivitas olahraga yang bersifat kontak atau memerlukan gerakan yang ekstrem.
7. Dislokasi
Dislokasi terjadi ketika tulang atau sendi bergeser dari posisi normalnya. Ini bisa terjadi karena trauma langsung atau gerakan yang tidak alami pada sendi.
Ketika dislokasi terjadi, seseorang biasanya akan merasakan nyeri yang signifikan di area yang terkena, disertai dengan pembengkakan dan gangguan dalam mobilitas.
Penanganan medis segera diperlukan untuk mengembalikan sendi ke posisi normal dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan sekitar.
Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan yang berlebih pada persendian sehingga meningkatkan risiko cedera.
8. Cedera Rotator Cuff
Rotator cuff adalah kelompok otot dan tendon yang penting untuk gerakan bahu. Cedera pada rotator cuff sering terjadi akibat aktivitas olahraga yang melibatkan gerakan bahu yang berulang atau pembebanan berat pada bahu.
Robeknya rotator cuff bisa menyebabkan nyeri bahu yang signifikan dan melemahkan kekuatan gerakan bahu. Penanganan yang tepat, termasuk istirahat, terapi fisik, dan dalam kasus yang parah, intervensi bedah, mungkin diperlukan untuk memulihkan fungsi normal bahu.
Baca Juga: Tips Jitu Pencegahan Cedera Olahraga
9. Sprain
Sprain adalah cedera yang terjadi pada ligamen, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan dua tulang di satu sendi. Cedera ini biasanya disebabkan oleh peregangan berlebihan atau gerakan yang tidak alami pada sendi.
Sprain dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti pergelangan tangan, lutut, atau pergelangan kaki. Gejalanya termasuk nyeri, pembengkakan, dan gangguan dalam mobilitas.
10. Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah cedera di mana tulang mengalami patah atau perubahan bentuknya. Cedera ini bisa terjadi akibat trauma langsung, seperti jatuh atau kecelakaan, atau tekanan yang berlebihan pada tulang.
Fraktur dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh dan dapat berkisar dari fraktur ringan hingga fraktur terbuka yang memerlukan perawatan medis segera.
11. Gegar Otak
Gegar otak adalah cedera otak ringan yang terjadi akibat trauma kepala. Cedera ini sering terjadi dalam olahraga kontak atau aktivitas yang melibatkan risiko terjatuh.
Gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk pusing, mual, gangguan penglihatan, dan bahkan kehilangan kesadaran. Penanganan yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
12. Anterior Cruciate Ligament (ACL)
Cedera pada ligamen anterior cruciate (ACL) adalah cedera serius yang umum terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan putar atau melompat, seperti sepak bola, basket, atau ski. ACL adalah ligamen yang penting untuk stabilitas sendi lutut.
Cedera ACL sering disertai dengan nyeri, pembengkakan, dan gangguan dalam mobilitas sendi lutut. Penanganan yang tepat, baik melalui rehabilitasi fisik atau intervensi bedah, mungkin diperlukan untuk memulihkan fungsi normal sendi lutut.
Cara Mengatasi Cedera Olahraga
Untuk mengatasi cedera olahraga ringan sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda dapat menerapkan metode RICE, singkatan dari Rest (Istirahat), Ice (Es), Compression (Kompresi), dan Elevation (Pengangkatan).
Metode ini sangat efektif jika dilakukan sesegera mungkin setelah cedera terjadi, terutama dalam waktu 4 jam pertama.
Metode RICE bertujuan untuk mengurangi pembengkakan, mencegah rasa sakit, dan mempercepat proses penyembuhan.
Berikut adalah langkah-langkah dari metode RICE:
- Rest, istirahatkan tubuh yang mengalami cedera
- Letakkan ice pack atau es batu yang dibungkus kain ke bagian tubuh yang mengalami cedera untuk mengurangi perdarahan dan memar.
- Kompresi, balut atau berikan tekanan lembut pada bagian tubuh yang cedera agar tidak mengalami pembengkakan.
- Elevation, pengangkatan merupakan cara menahan bagian cedera berada di posisi yang lebih tinggi dari tubuh. Metode ini dilakukan untuk mengurangi nyeri dan mengurangi aliran darah ke bagian cedera yang menambah parah peradangan.
Baca Juga: Olahraga Bisa Cegah Depresi, Cek Faktanya!
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda tidak melihat ada perubahan atau peningkatan setelah menggunakan metode RICE setelah 24 jam, segera periksakan diri ke Ciputra Medical Center. Apalagi, jika cedera diikuti dengan otot bengkak, kaku, sulit digerakan, dan mengalami nyeri hebat yang tidak kunjung mereda.
Di sana, Anda dapat mengakses beragam layanan kesehatan mulai dari sport injury clinic hingga Medical Check Up (MCU). Selain itu, untuk kenyamanan Anda, Anda juga bisa mengecek jadwal dokter dan membuat janji konsultasi dengan mudah dan cepat melalui layanan WhatsApp yang disediakan.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Healthline. Everything You Need to Know About Sports Injuries and Rehab. Diakses 2024.
- WebMD. Most Common Sports Injuries. Diakses 2024.