Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, saat Anda tidak fokus atau kurang berhati-hati dalam melakukannnya, cedera dapat saja terjadi. Oleh karena itu penting mengetahui latihan pencegahan cedera olahraga. Nah, untuk melakukannya dengan aman, Anda dapat melakukan bebrapa cara berikut. Yuk, pelajari lebih lanjut!
Cedera olahraga yang biasa terjadi seperti tendinitis, cedera bahu, lutut, dan keseleo.
Baca Juga: Mengatasi Cedera Olahraga
Cara Mencegah Cedera Saat Berolahraga
Tahukah Anda? Cedera dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli apakah Anda olahragawan atau orang yang berpengalaman. Bahkan berjalan saja dapat menyebabkan cedera. Namun, jangan khawatir Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko cedera selama mengikuti tindakan pencegahan cedera olahraga di antaranya:
1. Pastikan Kondisi Tetap Prima
Sebelum memulai olahraga, pastikan kondisi Anda sehat. Ini menjadi aturan umum yang perlu Anda ketahui untuk pencegahan cedera olahraga. Sebagai contoh, jika Anda berusia diatas 55 tahun konsultasikan dahulu dengan tenaga medis sebelum memulai olahraga. Dengan demikian, Anda akan yakin bahwa Anda cukup sehat untuk berolahraga. Hal yang sama juga berlaku bagi pria atau wanita dengan riwayat kesehatan pada jantung/pembuluh darah, stroke, atau diabetes.
2. Memilih Jenis Olahraga yang Sesuai
Pencegahan cedera olahraga dapat dimulai dari hal kecil memilih jenis olahraga yang sesuai. Sebelum latihan, sebaiknya Anda membuat perencanaan dan eksekusi yang cermat. Pertama, mulailah menemukan olahraga atau latihan terbaik sesuai kemampuan Anda. Sebagai contoh, jika Anda mengalami nyeri sendi sebaiknya pilihlah olahraga yang mengurangi tekanan sendi, seperti berenang dan bersepeda.
Sementara jika Anda mengalami masalah keseimbangan sebaiknya lakukan olahraga dengan instruktur/pelatih pribadi menjadi pilihan yang lebih aman. Jika perlu konsultasikan dengan dokter, pelatih pribadi, atau teman. Saran dari dokter dapat membantu sebelum Anda memulai program terutama bila mengidap kondisi tertentu, seperti penyakit irama/pembuluh darah jantung atau paru-paru.
Baca Juga: Jenis Cedera Olahraga
3. Menggunakan Peralatan yang Benar
Ternyata memilih dan menggunakan peralatan yang tepat memastikan Anda berolahraga dengan aman. Sebagai contoh, jika Anda ingin melakukan angkat besi untuk pertama kalinya sesuaikan ukuran beban ideal agar tidak menyebabkan cedera. Mulailah dengan level yang sesuai dengan kemampuan Anda saat ini. Begitu juga saat Anda bersepeda atau berlari kenakan pakaian reflektif sehingga akan terlihat oleh pengemudi lain. Gunakan pakian dan sepatu yang sesuai untuk jenis olahraga Anda.
4. Melakukan Pemanasan dan Pendinginan
Aturan dasar untuk olahraga yang aman dengan melakukan pemanasan dan pendinginan. Setiap latihan harus dimulai dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan. Pertama, mulailah dengan pemanasan yang membuat darah menjadi lancar untuk melemaskan otot-otot tubuh. Tubuh menjadi lebih siap untuk berolahraga. Pemanasan sederhana yang dapat Anda lakukan, seperti peregangan hamstring, sendi bahu, berjalan di tempat, mengayunkan tangan dan seterusnya.
Setelah olahraga jangan lupa untuk melakukan pendinginan yang berfungsi membuat otot menjadi relaks dan membantu tekanan darah serta suhu tubuh kembali menjadi normal. Anda dapat berjalan selama 5 sampai 10 menit setelah Anda berolahraga sebagai salah satu cara untuk menenangkan tubuh. Pendinginan penting dilakukan untuk mengembalikan detak jantung Anda ke normal.
5. Memperhatikan Tubuh Anda
Ketika berolahraga hindari memforsir tubuh karena terlalu banyak berlatih. Akibatnya tubuh menjadi lelah dan kelelahan dapat memicu risiko cedera. Perhatikan kondisi tubuh Anda jangan sampai persendian menjadi sakit akibat olahraga. Hal ini bisa dihindari dengan berhenti berolahraga terlebih dahulu jika Anda sudah kelelahan saat berolahraga.
Baca Juga: Olahraga Bisa Cegah Depresi, Cek Faktanya!
6. Selalu Terhidrasi Saat Berolahraga
Ketika berolahraga terutama keadan cuaca sedang panas usahakan tetap terhidrasi. Begitu juga sebaliknya; meskipun Anda berolahraga di ruangan ber-AC, tetap usahakan untuk mencukupi kebutuhan minum untuk mencegah dehidrasi. Jika olahraga Anda lebih dari satu jam atau berintensitas tinggi, sediakan juga minuman isotonik untuk menggantikan elektrolit tubuh yang hilang.
Bantuan dari Personal Trainer (PT) atau spesialis lainnya dapat dilakukan ketika memulai latihan.
7. Memperhatikan Rasa Sakit
Ketika di sela-sela waktu olahraga perhatikan tubuh Anda apakah ada rasa sakit atau tidak. Jika Anda mengalami rasa sakit selama latihan tertentu berhentilah dahulu, dan segera carilah nasihat dari ahli atau profesional di bidangnya.
8. Konsultasikan pada Ahlinya
Ketika memulai olahraga sendiri, mungkin Anda pernah merasakan kewalahan atau memiliki pertanyaan tentang bentuk, teknik, peralatan apa yang digunakan, bagaimana mendapatkan/mengevaluasi hasil, atau bahkan cara melakukan peregangan.
Jika Anda ingin berolahraga di rumah, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana, Anda dapat meminta bantuan pada Personal Trainer (PT), dokter spesialis olahraga ataupun fisioterapis untuk memulai. Mereka menawarkan tes kebugaran dan program latihan di rumah yang memberi Anda program kebugaran tubuh secara komprehensif. Selain itu, adanya bimbingan dari pelatih juga dapat membantu mencegah cedera.
Baca Juga: 10 Manfaat Menjaga Postur Tubuh
9. Variasikan Olahraga Anda
Hindari melakukan rutinitas atau latihan yang sama setiap hari. Sebagai contoh, melakukan olahraga yang menargetkan otot lengan dan latihan core yang sama setiap hari berturut-turut. Pastikan Anda memvariasikan kelompok otot yang Anda latih, atau menjadwalkan waktu istirahat diantara hari olahraga untuk mencegah cedera penggunaan berlebihan.
10. Hubungi Dokter
Jika saat berolahraga Anda mengalami pusing, nyeri dada, sesak napas, atau pingsan, segera kunjungi dokter untuk berkonsultasi serta mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.
Hal yang Perlu Diketahui Ketika Berolahraga
Hindari berlatih terlalu keras atau sering, sebab keduanya dapat menyebabkan cedera. Umumnya, cedera saat berolahraga terjadi karena kita terlalu sering menggunakan sendi dan otot, sehingga tendon dan ligamen menjadi kaku dan meradang. Jika Anda berlibur atau berhenti berolahraga selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, mulailah latihan dengan intensitas yang lebih rendah terlebih dahulu.
Sebagai contoh, mempersingkat latihan kardio, mengangkat beban lebih ringan, memilih latihan yang lebih mudah atau melakukan lebih sedikit set. Kondisi ini akan membantu Anda tetap pada program latihan yang aman dan menghindari terjadinya cedera.
Tips Mengobati Cedera
Cedera dapat saja terjadi, meskipun Anda sudah berhati-hati. Jika Anda mengalami cedera ketika berolahraga, sangatlah penting untuk mengikuti metode RICE untuk menjaga cedera tidak semakin parah.
- Rest: Istirahatkan bagian yang mengalami cedera. Bila cedera terjadi dibagian kaki Anda, minimalisir jarak Anda berjalan kaki setidaknya selama 5-7 hari kedepan.
- Ice: Kompreskan ice pack atau es batu didalam kantong plastik yang dibungkus dengan kain ke bagian cedera untuk mengurangi peradangan, pendarahan, dan pembengkakan. Pengompresan ini sangat efektif bila dilakukan dalam 4 jam pertama sejak kejadian.
- Compression: Bebat atau berikan tekanan ringan dengan perban elastis pada bagian cedera untuk meminimalkan pembengkakan
- Elevation: Elevasikan bagian yang mengalami cedera untuk mengurangi pembengkakan.
Seperti kita ketahui, cedera dapat terjadi pada siapa saja. Cedera olahraga yang biasa terjadi umumnya, seperti pergelangan kaki terkilir, cedera bahu, lutut, tendinitis, keseleo dan lainnya. Pastikan melakukan tindakan sederhana di atas untuk membantu Anda tetap bugar, aman, dan minim cedera selama berolahraga sendiri di rumah.
Bila Anda mengalami cedera dan sudah melakukan pertolongan pertama RICE, pastikan Anda dapat sembuh dan kembali beraktivitas secara optimal dengan berkonsultasi kepada spesialis kedokteran olahraga, atau fisioterapis kami di Ciputra Medical Centre. Salam sehat Ciputra!
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
Tim Konten Medis