Ketika menikah dan langsung memiliki anak menjadi dambaan banyak pasangan suami dan istri. Sayangnya, tidak semua pasangan yang diberikan kesempatan memiliki momongan cepat. Sementara lainnya dapat memakan waktu lebih lama sampai akhirnya hamil. Akibatnya, banyak yang bertanya-tanya kenapa ada pasangan yang belum punya anak setelah menikah? Terkadang kita sering terkecoh dengan mitos-mitos kesuburan yang beredar. Kenapa belum hamil dan bagaimana solusi yang tepat?
Ada banyak kondisi medis dan faktor lain yang berkontribusi pada gangguan kesuburan.
Faktor Risiko Pasangan Sulit Mendapatkan Momongan
Jika ditanya, kenapa pasangan belum memiliki atau punya anak? Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal mulai dari gangguan kesuburan suami atau istri hingga kombinasi kesehatan yang mengganggu. Adapun faktor risiko pasangan sulit hamil sebagai berikut:
1. Usia
Tahukah Anda? Kesuburan akan menurun seiring bertambahnya usia. Umumnya usia reproduksi wanita yang tepat pada usia 20-an. Memasuki usia 30 kesuburan seseorang mulai menurun. Penurunan akan lebih cepat setelah seseorang mencapai usia pertengahan 30-an. Menginjak usia 45 tahun kesuburan telah menurun begitu banyak sehingga kehamilan secara alami tidak mungkin terjadi bagi kebanyakan wanita.
2. Berat Badan
Selain usia, ternyata berat badan juga memengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil. Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan juga dapat menyebabkan masalah selama kehamilan kelak. Pastikan Anda memiliki berat badan yang ideal sehingga membantu meningkatkan peluang Anda untuk hamil dan bayi sehat. Sebagai contoh, wanita yang mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS) lebih rentan memiliki berat badan berlebihan atau gemuk.
Selain itu lemak yang berlebihan dapat mencegah ovulasi. Ovarium memproduksi hormon estrogen wanita, sementara sel-sel lemak dalam tubuh yang gemuk juga akan membuat hormon estrogen. Ketika seorang wanita memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti menstruasi tidak teratur, gairah seks menurun, tubuh seolah-olah mengambil kontrol hormonal dengan estrogen sehingga sulit hamil.
Baca Juga: Bagaimana Cara Persalinan Normal Minim Nyeri?
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual (IMS) dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Bagi pasangan yang aktif secara seksual serta wanita yang lebih tua dengan pasangan seks berbeda atau lebih dari satu sebaiknya rutin melakukan skrining klamidia dan gonore tahunan. Kedua penyakit menular seksual tersebut menjadi penyebab penting penyakit radang panggul dan gangguan kesuburan.
Jika tidak diobati wanita dengan klamidia dapat mengembangkan penyakit radang panggul. Radang panggul dan infeksi di saluran genital bagian atas dapat menimbulkan kerusakan permanen saluran tuba, rahim, dan jaringan di sekitarnya . Kondisi tersebut dapat menyebabkan infertilitas.
4. Merokok
Bagi perokok aktif atau pasif merokok memiliki dampak negatif terhadap kesuburan sehingga seseorang menjadi lebih sulit hamil. Penelitian juga menyebutkan merokok berdampak pada produksi hormon, paparan asap tembakau juga membahayakan sistem reproduksi, merokok juga dapat merusak DNA dalam sperma serta mengurangi kualitas air mani. Jika Anda berencana untuk hamil sebaiknya hindari rokok dan berhentilah merokok.
5. Faktor Lingkungan
Tahukah Anda? Faktor lingkungan juga berkontribusi menyebabkan infertilitas. Paparan pestisida, pelarut, atau logam tertentu memengaruhi kesuburan seseorang terutama pada pria. Kemoterapi dan terapi x-ray untuk kanker juga dapat menyebabkan infertilitas permanen.
6. Stres
Stres tidak hanya berdampak pada kondisi mental seseorang saja tetapi juga memengaruhi kesuburan. Ketika Anda stres atau mood sedang tidak baik akan memengaruhi hubungan dengan orang lain termasuk pasangan Anda. Akibatnya, gairah seksual menjadi menurun dalam kondisi parah. Stres juga memengaruhi ovulasi dan produksi sperma seseorang.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi ovulasi.
Kondisi Medis Umum yang Pengaruhi Pasangan Belum Memiliki Momongan
Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap kesuburan seseorang. Masalah yang paling umum di antaranya:
1. Obstruksi Tuba Falopi
Tuba falopi merupakan saluran panjang yang menghubungkan ovarium dan rahim. Saluran tuba yang tersumbat menjadi penyebab umum infertilitas. Riwayat infeksi panggul, penyakit menular seksual, atau endometriosis meningkatkan risiko obstruksi tuba falopi.
Ketika sperma dan sel telur bertemu di tuba falopi untuk pembuahan, maka saluran tuba yang tersumbat dapat mencegah mereka bergabung. Jika kedua tabung tersumbat sepenuhnya kehamilan tanpa perawatan tidak mungkin dilakukan.
Sementara bila saluran tuba tersumbat sebagian, Anda berpotensi hamil. Kemungkinan besar tidak akan memengaruhi kesuburan karena sel telur masih dapat melakukan perjalanan melalui tuba falopi yang tidak terpengaruh. Sayangnya risiko kehamilan ektopik meningkat. Dokter akan merekomendasikan program bayi tabung atau perawatan lain yang memungkinkan.
2. Bentuk Rahim Tidak Teratur
Rahim yang berbentuk tidak teratur dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Seorang wanita tidak dapat hamil karena tidak memiliki rahim atau rahim sama sekali tidak berfungsi. Rahim merupakan organ khusus untuk sistem reproduksi wanita, terdiri dari saluran tuba, rahim, dan serviks. Ketika rahim memiliki bentuk tidak teratur dapat menyulitkan sel telur yang telah dibuahi untuk menempel pada dinding rahim. Kelainan ini dapat disebabkan oleh fibroid rahim atau jaringan parut dari operasi/infeksi.
Bisa juga dengan cara rahim Anda dibentuk. Ada 2 jenis infertilitas faktor uterus, yakni infertilitas faktor absolut dan bawaan. Infertilitas faktor absolut yang didapat disebabkan karena alasan tertentu ketika rahim diangkat melalui pembedahan, disebut sebagai histerektomi. Sementara infertilitas faktor uterus absolut bawaan berarti Anda dilahirkan tanpa rahim disebut dengan sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH).
Baca Juga: Apakah Bisa Persalinan Normal Setelah Caesar?
3. Gangguan Ovulasi
Terkadang wanita tidak berovulasi secara teratur atau tidak sama sekali ovulasi yang menyumbang sebagian besar kasus infertilitas. Masalah dengan pengaturan hormon reproduksi oleh hipotalamus atau kelenjar hipofisis atau masalah di ovarium dapat menyebabkan gangguan ovulasi. Gangguan ovulasi juga dapat dipengaruhi oleh olahraga berlebihan, stres atau berat badan rendah di antaranya:
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS) menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi ovulasi.
- Disfungsi hipotalamus terjadi akibat stres fisik dan emosional yang berlebihan, berat badan tinggi/rendah, kenaikan atau penurunan berat badan dapat menganggu produksi hormon-hormon penting dan memengaruhi ovulasi.
- Kegagalan ovarium prematur disebabkan oleh respons autoimun atau hilangnya sel telur premature dan ovarium Anda mungkin akibat dari genetik atau efek kemoterapi. Jadi, ovarium tidak menghasilkan telur dan menurunkan produksi estrogen pada wanita di bawah usia 40 tahun.
- Terlalu banyak prolaktin dapat mengurangi produksi estrogen dan menyebabkan gangguan kesuburan.
4. Jumlah Sperma yang Rendah
Gangguan kesuburan tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi pria juga mengalaminya, seperti jumlah sperma yang rendah, gerakan atau bentuk sperma tidak normal. Jumlah sperma yang rendah terjadi bila pria memiliki sperma kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani. Infertilitas pada pria dapat terjadi karena sejumlah alasan termasuk trauma, kondisi medis seperti diabetes dan kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol dan merokok. Kondisi ini menyebabkan seseorang lebih sulit hamil secara alami. Meskipun kehamilan yang sukses dapat terjadi.
Kenapa pasangan belum punya anak? Mungkin jawaban di atas menjadi salah satu faktor risiko penyebabnya. Jika Anda dan pasangan mengalami kesulitan hamil atau sedang merencanakan kehamilan? Konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap infertilitas. Bicarakan dengan dokter Anda untuk melihat apakah Anda harus dievaluasi lebih cepat.
Telah direview oleh dr. Denny Khusen., Sp.OG., FICS., CH., CHt.
Source:
Tim Konten Medis