Pengertian cyberbullying menurut ahli adalah perundungan yang terjadi di media sosial, platform permainan, dan ponsel. Penyebabnya bisa terjadi karena pelaku merasa lebih berkuasa di balik layar untuk membuat mereka merasa lebih baik dari orang lain.

Cyberbullying sering disebut perundungan siber.
Cyberbullying mengacu pada komentar jahat dan intimasi yang berkaitan dengan jenis kelamin, agara, orientasi seksual, ras, atau perbedaan fisik. Hal ini dianggap sebagai diskriminasi yang bisa melanggar aturan hukum.
Penindasan di dunia maya cenderung merusak dan sangat menjengkelkan karena biasanya bersifat anonim atau sulit dilacak. Penindasan ini lebih mudah dilakukan pelaku karena tidak harus berhadapan langsung dengan korbannya.
Pengertian Cyberbullying
Cyberbullying atau perundungan siber adalah tindakan melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan menyerang orang lain yang menggunakan teknologi digital. Kondisi ini biasanya terjadi pada perangkat seperti ponsel, komputer, tablet, dan sistem permainan.
Bullying di media sosial sering kali menyakiti orang lain dan dalam beberapa kasus melanggar hukum. Contoh cyberbullying yang mudah dikenali berupa:
- Mengirim pesan teks dan email yang kasar
- Memposting pesan, gambar, atau video yang tidak baik
- Mengabaikan orang lain di dunia maya
- Perilaku meniru orang lain yang terkesan mengganggu
- Menandai orang dalam gambar tanpa izin
- Mengancam seseorang untuk melakukan sesuatu
- Mengirim informasi pribadi seseorang tanpa persetujuan
- Menggunakan foto atau video yang menyakiti dan mempermalukan orang lain
Penyebab Terjadinya Cyberbullying
Adapun beberapa penyebab cyberbullying, antara lain:
1. Memiliki Sifat Anonimitas
Media sosial bisa diakses oleh siapa saja, mulai dari kalangan remaja hingga orang dewasa. Kemudahan akses teknologi ini menjadi salah satu pemicu terjadinya cyberbullying yang cukup mengganggu.
Pelaku perundungan siber sering kali bersifat anonim atau tanpa identitas sehingga memberikan keberanian untuk melakukan tindakan agresif kepada korban. Pelaku juga merasa aman untuk melakukan perundungan di dunia maya karena sulit dilacak atau diidentifikasi secara langsung.
Baca Juga: Ini 10 Cara Mencegah Bullying di Sekolah Menurut Psikolog
2. Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Penyebab terjadinya cyberbullying pada kalangan remaja bisa terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua. Hal ini membuat anak sering terpapar konten negatif dan menjadi korban ancaman virtual tanpa pengawasan yang memadai.
Akibatnya, banyak anak yang mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental karena tekanan dari perundungan siber. Sebagai orang tua, Anda bisa menyimpan bukti pesan, gambar, atau komentar yang mengancam untuk ditujukan kepada pihak berwajib.
3. Suka Meniru
Anak-anak dan remaja belajar dengan cara mengamati orang lain di lingkungan sekitar mereka. Tidak jarang, anak mudah mengakses konten dunia maya sehingga sering kali meniru aksi negatif yang mereka lihat secara daring.
Dalam beberapa upaya, anak juga memperoleh penerimaan sosial dari tindakan cyberbullying yang mereka lihat dari orang lain. Hal ini diperparah dengan teks, pesan, atau komentar sebagai sesuatu yang seru atau candaan.
4. Kebebasan Berekspresi
Banyak orang sering kali mengabaikan kebebasan berekspresi di media sosial. Hal ini membuat pelaku lebih bebas untuk mengirim pesan atau komentar negatif tanpa hambatan sedikit pun.
Bahkan mereka juga mencari afiliasi dari kelompok tertentu agar merasa dirinya lebih kuat secara sosial. Biasanya, pelaku menggunakan identitas anonim untuk menyerang korbannya.
5. Ingin Merasa Diakui
Cyberbullying marak terjadi karena beberapa orang memiliki kebutuhan untuk merasa diakui oleh pengguna lain di dunia maya. Pelaku juga termotivasi untuk memperoleh pengakuan dari teman-temannya melalui interaksi daring.
Hal ini dapat menunjukkan dominasi atau mencari perhatian sesuai dengan keinginan mereka. Bahkan cyberbullying disebabkan oleh kurangnya pemahaman terkait konsekuensi dan dampak serius dari tindakan perundungan pada korban.
Baca Juga: Mengenali dan Mengatasi Gangguan Mental pada Anak
Dampak Cyberbullying pada Korban
Jenis cyberbullying mencakup pesan teks yang mengancam, membagikan gambar atau video untuk mempermalukan korban, dan membuat situs atau grup yang menyebarkan kebencian terhadap korban. Hal ini bisa merusak kesehatan mental dan fisik korban yang berlangsung lama.
Adapun beberapa dampak cyberbullying pada korban, antara lain:
1. Mengalami Depresi
Penelitian membuktikan bahwa dampak cyberbullying pada korban dapat mengalami depresi yang lebih tinggi. Depresi adalah gangguan mental umum yang berdampak negatif pada cara berpikir dan bertindak seseorang.
Gejala depresi cenderung bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejalanya meliputi merasa sedih, mudah tersinggung, dan kehilangan minat pada aktivitas yang disukai.
2. Sulit Berkonsentrasi
Orang yang mengalami cyberbullying cenderung sulit berkonsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas sekolah sehari-hari. Korban tidak mampu berpikir jenis, fokus, atau mempertahankan perhatiannya pada suatu hal.
Bahkan perundungan siber bisa memengaruhi performa korban di kantor atau sekolah. Mereka juga sulit mengambil keputusan sehingga menurunkan rasa percaya dirinya.
3. Menyakiti Diri Sendiri
Dampak jangka panjang dari cyberbullying dapat serius sehingga membutuhkan bantuan profesional segera mungkin. Perundungan ini bisa memicu korban untuk menyakiti diri sendiri (self-harm).
Korban juga menarik diri dari lingkungan sekitar dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Pada remaja, cyberbullying bisa menghambat perkembangan sosial dan akademik mereka.
4. Peningkatan Kasus Bunuh Diri
Pada kasus yang parah, korban bisa melakukan percobaan bunuh diri akibat komentar negatif yang mereka terima secara terus-menerus. Penelitian membuktikan bahwa orang yang mengalami cyberbullying sebanyak lebih dari 4 kali atau lebih berisiko lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri.
Hal ini juga disertai dengan faktor-faktor lainnya, seperti konflik keluarga, diskriminasi rasial, kurangnya pengawasan orang tua, dan tidak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penting untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan mendukung agar mengurangi kasus cyberbullying yang terjadi.
Cara Menghadapi Cyberbullying
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi cyberbullying:
- Hindari menanggapi dan mengirim pesan kepada orang yang melakukan perundungan siber
- Simpan bukti perundungan seperti catat tanggal, waktu, dan deskripsi kejadian
- Gunakan bukti untuk melaporkan kasus cyberbullying ke penegak hukum
- Blokir orang yang melakukan perundungan maya
- Mencari bantuan dari orang terdekat seperti anggota keluarga atau teman
Baca Juga: Apa Itu Mati Rasa atau Emotional Numbness dalam Psikologi?
Cara Mencegah Cyberbullying
Penting untuk memahami cara mencegah cyberbullying agar terhindar dari gangguan psikologis seperti merasa kesal secara emosional, bersikap tertutup, dan menarik diri dari lingkungan sekitar. Perundungan dunia maya bisa memengaruhi seseorang dalam banyak hal, seperti gangguan mental, emosional, dan fisik.
Adapun cara mencegah cyberbullying, di antaranya:
- Berpikir dua kali sebelum mengunggah atau membagikan apa pun di media sosial
- Tidak memberikan informasi pribadi seperti alamat, nomor telepon, atau nama ibu kandung
- Melaporkan komentar, pesan, foto, dan video yang menyakitkan dan meminta agar semuanya dihapus
- Memblokir orang agar mereka tidak bisa melihat profil atau menghubungi Anda
- Menghapus unggahan pada profil atau menyembunyikannya dari orang tertentu
- Ubah pengaturan media sosial agar komentar hanya muncul pada orang-orang tertentu saja
Jika mengalami perundungan siber, Anda tidak boleh mengabaikannya begitu saja. Cobalah mencari bantuan dari orang terdekat agar mendapatkan dukungan dan memperkuat mental dalam menghadapi masalah.
Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog di Ciputra Medical Center untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra Medical Center memiliki layanan Mind and Behaviour Clinic untuk mengatasi masalah cyberbullying yang terjadi.
Psikolog dapat mendampingi Anda sebagai korban cyberbullying melalui konseling dan terapi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh Christina Tedja, M. Psi.
Source:
- Mutiara: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia. Analisis Penyebab Maraknya Cyberbullying di Era Digital pada Remaja. Juni 2025.
- National Institutes of Health. Cyberbullying Linked with Suicidal Thoughts and Attempts in Young Adolescents. Juni 2025.
- Stop Bullying. Report Cyberbullying. Juni 2025.
- UNICEF. Cyberbullying: What is It and How to Stop It. Juni 2025.