Demam merupakan salah satu gejala umum yang sering dialami anak-anak. Salah satu jenis demam yang sering terjadi dan mengkhawatirkan adalah demam kejang. Sebenarnya, apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi kejang demam pada anak? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Kejang demam yang sederhana akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa detik-10 menit.
Apa Itu Kejang Demam pada Anak?
Kejang demam pada anak adalah kondisi di mana anak mengalami kejang saat suhu tubuhnya naik secara tiba-tiba. Ini adalah respons abnormal dari otak terhadap perubahan suhu tubuh yang cepat. Kejang demam umumnya terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun.
Terutama pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut. Kejang demam biasanya terjadi ketika suhu tubuh anak meningkat dengan cepat, terutama dalam kondisi demam tinggi. Kejang ini dapat berlangsung dari beberapa detik hingga menit.
Selama kejang, anak mungkin mengalami gerakan berkedut, kehilangan kesadaran, dan tubuh yang mengencang. Setelah kejang berakhir, anak mungkin mengalami kekakuan otot, kelelahan, atau bahkan tidur. Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar kejang demam bersifat sederhana dan tidak menimbulkan komplikasi serius. Namun, ada kasus kejang demam kompleks yang dapat berlangsung lebih lama atau melibatkan hanya satu bagian tubuh.
Baca Juga: Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak
Gejala Kejang Demam pada Anak
Kejang demam mungkin ringan seperti mata anak berputar atau anggota badan menjadi kaku. Kejang demam yang sederhana akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa detik hingga 10 menit. Hal ini sering kali diikuti dengan rasa kantuk atau kebingungan dalam waktu singkat.
Gejalanya yang timbul, seperti:
- Pengencangan (kontraksi) otot secara tiba-tiba pada kedua sisi tubuh anak. Pengencangan otot bisa berlangsung selama beberapa detik atau lebih
- Anak menangis atau mengerang. Jika berdiri, ia akan terjatuh.
- Muntah atau menggigit lidahnya. Terkadang, anak tidak bernapas dan mulai memberiu
- Tubuh anak bergerak secara ridak teratur
- Tidak merespon suara orang tuanya
- Urine mungkin keluar
- Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
Penyebab Kejang Demam pada Anak
Suhu tubuh yang tinggi dari normal menyebabkan kejang demam. Bahkan demam ringan bisa memicu masalah ini. Selain itu, ada beberapa kondisi yang menjadi penyebabnya.
1. Infeksi
Penyebab umum dari kejang demam pada anak adalah adanya infeksi dalam tubuhnya. Lebih tepatnya, infeksi virus menyebabkan kondisi ini, seperti virus flu (influenza) dan virus yang menyebabkan penyakit roseola.
2. Kejang Setelah Vaksinasi
Ada juga kemungkinan anak mengalami kejang demam setelah menjalani beberapa jenis vaksinasi pada masa kanak-kanak. Contohnya adalah vaksin difteri, tetanus, dan batuk rejan (DTaP), vaksin campak, gondong, dan rubella (MMR). Perlu diingat bahwa kejang demam yang terjadi setelah vaksinasi bukanlah akibat dari vaksin itu sendiri. Melainkan karena adanya demam yang muncul sebagai respons tubuh terhadap vaksinasi.
Adapun faktor risiko kejang demam pada anak, seperti:
- Usia Muda: Kejang demam paling sering terjadi ada anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Dengan risiko paling tinggi antara usia 12 hingga 18 bulan.
- Riwayat Keluarga: Beberapa anak memiliki kecenderungan keluarga untuk mengalami kejang saat demam.
Baca Juga: 3 Perbedaan ADHD dan Autis pada Anak serta Cara Mendidiknya
Diagnosis Kejang Demam pada Anak
Sebagian besar kejang demam tidak menimbulkan efek jangka panjang. Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kerusakan otak, gangguan kecerdasan, atau gangguan belajar pada anak, dan ini tidak berarti bahwa anak Anda memiliki gangguan yang lebih serius di dalam tubuhnya.
Kejang demam terjadi akibat rangsangan demam dan bukan pertanda epilepsi. Epilepsi adalah kondisi yang ditandai oleh kejang yang berulang tanpa rangsangan yang jelas, disebabkan oleh sinyal listrik yang tidak normal di otak.
Komplikasi yang paling umum adalah kemungkinan terjadinya kejang demam lebih banyak lagi. Risiko kejang demam berulang lebih tinggi jika:
- Kejang pertama anak Anda disebabkan oleh demam ringan.
- Kejang demam merupakan tanda pertama dari penyakit yang sedang dialami anak.
- Anggota keluarga dekat memiliki riwayat kejang demam.
- Anak Anda berusia kurang dari 18 bulan saat mengalami kejang demam pertama kali.

Kejang demam biasanya terjadi ketika suhu tubuh anak meningkat dengan cepat.
Baca Juga: Mengenali dan Mengatasi Gangguan Mental pada Anak
Cara Menangani Kejang Demam pada Anak
Apabila anak mengalami demam tinggi dan memiliki riwayat kejang demam, pertimbangkan memberikan obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen untuk menurunkan suhu tubuhnya. Anda juga dapat memberikannya kompres dingin untuk meredakan demamnya.
Pada anak-anak yang sering mengalami kondisi ini, dokter mungkin meresepkan obat anti kejang yang sesuai. Dalam kasus kejang demam, obat diazepam dapat diberikan dalam bentuk tablet atau sirup sesuai dengan saran medis. Selain itu, obat diazepam dalam bentuk tabung yang dimasukkan melalui anus juga bisa diresepkan oleh dokter. Obat ini berguna untuk mencegah dan mengatasi kondisi kejang disertai badan panas.
Pastikan dosis penggunaan obat anti kejang disesuaikan dengan berat badan dan usia anak. Oleh karena itu, konsultasikan rencana penggunaan obat anti kejang dengan dokter sebelumnya untuk memastikan dosis yang tepat dan aman sesuai dengan kondisi anak.
Jika anak mengalami kejang demam di rumah, berikut adalah tindakan yang dapat Anda lakukan:
- Jangan mencoba menghentikan kejang anak, tetapi letakkan dia di tempat yang datar seperti karpet atau tempat tidur.
- Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut anak selama atau setelah kejang.
- Setelah kejang, letakkan anak dalam posisi miring untuk mencegah lidahnya menutup jalur napas.
- Catat berapa lama kejang berlangsung. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam, segera bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.
Melalui tindakan yang tepat dan penanganan yang bijaksana, Anda dapat membantu anak menghadapi kejang demam dengan lebih baik.
Telah direview oleh dr. Daitia Djohan Agahari
Source:
- Kejang Demam-Mayo Clinic
- Kejang Demam-Mount Sinai
- Kejang Demam-Nemours KidsHealth
- Kejang Demam-Cleveland Clinic
- Apa Itu Kejang Demam?-Healthline