Maraknya kasus terorisme yang berada di negara Indonesia terutama di daerah Jawa Timur menimbukan banyak pertanyaan di benak Anda, salah satunya adalah mengapa hal tersebut ( terorisme dan brainwashed ) bisa sampai terjadi, apa yang menyebabkan seseorang mau melakukan perbuatan tersebut dan merelakan nyawanya hingga upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Pada artikel kali ini, ada empat pertanyaan penting mengenai terorisme yang dijawab oleh seorang Psikolog dan juga seorang Hipnoterapis bernama Ibu Alexandra Gabriella A.,M.Psi, Psi., C.Ht.
Pertanyaan pertama adalah; “Apa itu terorisme?”
Beliau menjawab Terorisme secara umum adalah tindakan teror berupa kekerasan atau ancaman yang dilakukan untuk mendapatkan power atau kekuasaan sebagai bentuk intimidasi untuk mendapatkan tujuan atas idealisme yang mereka yakini.
Idealisme ini tidak selalu dilatarbelakangi oleh agama. Banyak faktor keyakinan / idealisme lain yang dapat berasal dari sisi politik, suku/bangsa, faham atau komunitas dan lain – lain. Sebagai contoh ada kelompok yang berupaya menghentikan tingkat konsumsi daging paus. Sebagai bentuk realisasinya mereka menyerang nelayan Jepang yang sedang berburu paus. Akhirnya, kelompok ini pun dianggap sebagai teroris oleh nelayan – nelayan Jepang tersebut.
Selanjutnya, pertanyaan kedua adalah; “Apa saja alasan yang dapat membuat seseorang atau melatarbelakangi sesorang hingga menjadi teroris?”
Ada banyak faktor alasan seseorang untuk menjadi seorang teroris. Apakah mereka memiliki pola pikir dan pemahaman yang terlalu kaku terhadap sesuatu hal, pola asuh keluarga mereka, nilai – nilai yang ditanamkan sejak kecil, rasa penerimaan dari orang lain, sebagai contoh Andi merupakan seorang yang selalu dijauhi oleh teman – temannya di sekolah dan selalu dikucilkan, namun tiba – tiba Andi berkenalan dengan seseorang dan mengajaknya bergabung dengan teman – teman lainnya dan di dalam kelompok ini Andi merasa sangat dihargai dan diterima. Yang jelas memang, mereka ingin merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik yang kembali lagi menurut idealisme mereka sendiri. Mereka percaya bahwa tujuan dan tindakan mereka mulia dengan cara apapun.
Pertanyaan ketiga adalah; “Bagaimanakah penjelasan mengenai brainwashed dari sisi psikologi?”
Brainwash sendiri dari sudut pandang psikologi adalah thought reform atau pembentukan ulang suatu pikiran. Maksudnya adalah tidak hanya membuat seseorang berperilaku untuk menuruti perkataan dan kemauan mereka, tapi hingga merubah cara berpikir, nilai – nilai dan keyakinan yang dianut.
Setelah mengetahui pengertian dan latar belakang teroris serta pengertian brainwashed pertanyaan yang muncul adalah; “Bagaimana upaya pencegahan agar tidak mudah terprovokasi atau percaya dengan hal – hal yang belum tentu benar dari sisi psikologi?”
Ini merupakan hal yang kompleks, karena sebagai orangtua, Anda harus mengajarkan pola asuh yang baik terlebih dahulu. Tingkatkan rasa percaya diri dan stabilitas pada anak agar dapat menilai sesuatu hal secara logis. Latih terus penalaran anak, jadi bukan hanya memberikan larangan / perintah yang kaku, hal ini memiliki tujuan supaya sang anak dapat mengembangkan pendapatnya sendiri dalam menilai sesuatu yang baik dan salah.
Kemudian, yang harus dilakukan untuk mencegah rasa terprovokasi ataupun percaya dengan hal – hal yang belum tentu benar adalah dengan selalu sensitif atas perubahan yang terjadi pada orang – orang terdekat kita, sekecil apapun itu. Dengarkan mereka dan hindari memberikan statement yang menghakimi agar mereka mau terbuka dan bercerita kepada kita atas pengalaman mereka, tutup Alexandra Gabriella A.,M.Psi, Psi., C.Ht.