Seperti kita ketahui, penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Bahkan baru-baru ini angka positif COVID-19 mencapai 40.000 dalam waktu satu hari. Isolasi mandiri (isoman) dapat dilakukan bila seseorang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala berat. Namun, tidak sedikit pula penderita COVID-19 yang meninggal saat isolasi mandiri. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan saat menjalani isoman di rumah? Bagiamana cara isolasi mandiri yang tepat? Temukan jawabannya lewasan ulasan berikut!

Gunakan masker selama di rumah untuk mencegah penularan kepada keluarga dan orang lain.
Apa itu Isolasi Mandiri?
Istilah isolasi mandiri masih belum dipahami sebagian orang. Padahal seiring meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19, maka semakin banyak pula orang yang seharusnya melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri adalah saat Anda memutuskan tidak meninggalkan rumah karena terinfeksi virus COVID-19. Biasanya orang yang positif COVID-19 dan bergejala ringan atau tidak bergejala disarankan melakukan isolasi mandiri di rumah. Mereka yang di bawah usia 45 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta boleh melakukan isolasi mandiri. Pastikan memiliki rumah dengan kamar terpisah setiap penghuninya dan kamar mandi di dalam rumah untuk melakukan isolasi mandiri.
Protokol isolasi mandiri dilakukan untuk membantu menghentikan penyebaran virus COVID-19 ke orang lain. Jika hasil tes positif, siapa pun yang tinggal bersama Anda juga perlu mengisolasi diri secara bersamaan. Periode isolasi diri termasuk saat Anda menjalani tes hingga 10 hari periode berikutnya. Jadi, isolasi mandiri dilakukan minimal selama 10 hari atau hingga pasien memenuhi kriteria sembuh.
Baca Juga: Trik Tetap Bahagia Saat Isolasi Mandiri
Kapan Harus Mengisolasi Diri?
Terdapat beberapa alasan seseorang harus melakukan isolasi mandiri berikut di antaranya.
- Jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 setelah melalui tes PCR.
- Memiliki gejala ringan (suhu badan tinggi, batuk terus-menerus, atau kehilangan indra penciuman dan perasa) dan tidak bergejala, namun memiliki kontak dengan orang yang positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir
- Seseorang yang tinggal dengan Anda memiliki gejala atau positif COVID-19
- Anda melakukan kontak dekat dengan kerabat/teman yang bergejala sejak gejalanya dimulai atau 48 jam sebelum gejala itu muncul
- Anda diinfokan bahwa Anda telah melakukan kontak dengan seseorang yang positif.
- Ketika Anda tiba di suatu daerah, kota, atau negara sebaiknya melakukan karantina terlebih dahulu.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi
Cara Isolasi Diri yang Tepat
Cara isolasi mandiri yang tepat dapat dilakukan dengan beberapa protokol sebagai berikut.
- Gunakan Masker
Cara isolasi mandiri pertama, gunakan masker selama di rumah untuk mencegah penularan kepada keluarga dan orang lain. Pastikan mengenakan masker jenis surgical untuk mengantisipasi penularan virus corona ketika Anda batuk, bersin, bahkan saat berbicara. Perhatikan juga bekas masker yang telah dipakai. Pastikan untuk membuang limbah masker pada tempatnya agar tidak mencemari lingkungan dan kesehatan manusia. - Stop Aktifitas di Luar Rumah
Jika seseorang menjalani isolasi mandiri, maka yang bersangkutan tidak boleh ke luar rumah atau ruang publik. Bekerjalah dari rumah selama isolasi mandiri. Namun, bila kondisi tidak memungkinkan karena sakit maka istirahatlah sementara waktu sampai sembuh. Jika ingin membeli keperluan, seperti makanan, minuman, hingga obat-obatan, maka mintalah bantuan seseorang yang tidak menjalani masa karantina untuk membelikan dan menitipkan didepan pagar atau pintu Anda. Anda bisa juga memanfaatkan aplikasi layanan online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. - Manfaatkan Layanan Telemedicine
Jika ingin berkonsultasi dengan dokter manfaatkan fasilitas telemedicine atau aplikasi kesehatan lain untuk berkonsultasi dengan dokter secara virtual. Segera beritahu keluhan dan gejala yang dirasakan kepada dokter. Dokter akan memberikan arahan apa yang perlu dilakukan selama isolasi mandiri. Jika perlu dokter juga akan meresepkan obat-obatan yang dibutuhkan. - Gunakan Perlengkapan Terpisah
Selama melakukan isolasi mandiri, gunakan perlengkapan terpisah, seperti piring, sendok, garpu, dan gelas terpisah dengan keluarga lainnya. Siapkan juga plastik sampah kusus untuk membuang tisu, masker bekas pakai serta sampah lainnya. Jika perlu gunkan kamar mandi berbeda dengan penghuni lainnya. Namun, bila tidak memungkinkan sebaiknya jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Terutama pada barang yang sering disentuh, seperti keran, gagang pintu, dan flush toilet.

Jika hasil tes dinyatakan positif, orang terdekat yang tinggal bersama penderita perlu isoman secara bersamaan.
- Jaga Jarak dan Hindari Kontak Dekat
Selama isolasi mandiri sebaiknya tetap jaga jarak dari anggota keluarga lain. Anda dapat tinggal di kamar terpisah dengan penghuni rumah lainnya. Pastikan berada di kamar yang memiliki ventilasi dan pencahayaan baik. Jika ingin berkomunikasi dengan anggota keluarga lain gunakan via telepon, video call, atau pesan singkat untuk meminimalisir kontak. - Terapakan Perilaku Hidup Sehat
Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Selama isolasi mandiri konsumsilah makanan bergizi dan seimbang. Pastikan juga mencuci tangan dengan sabun serta membilas dengan air mengalir. Jangan lupa menerapkan etika batuk dan bersin ya. Selain itu, jagalah kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Anda juga perlu berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi kurang lebih 15-30 menit. - Rutin Mengamati Kesehatan Diri
Selama isolasi mandiri pastikan Anda memiliki alat pengecek suhu dan kadar oksigen. Termometer atau sekurang-kurangnya pulse oximeter, adalah dua alat isolasi mandiri paling penting. Selama Anda menjalani isolasi mandiri, segeralah hubungi dinas kesehatan setempat, atau bergegaslah menuju UGD, bila saturasi oksigen Anda menurun dibawah 90%, sekalipun Anda belum merasa adanya batuk, sesak nafas, ataupun keluhan lain. - Hubungi Fasilitas Kesehatan Terdekat
Sebaiknya Anda pantau kesehatan secara berkala. Apabila selama isolasi di rumah muncul keluhan baru atau keadaan kesehatan semakin memberat seperti sesak napas dan demam tinggi segera hubungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Isolasi mandiri memang dirasa berat untuk sebagian orang. Namun, cara ini membantu untuk menekan penyebaran virus COVID-19. Cara sederhana ini dapat melindungi diri sendiri dan orang di sekitar Anda. Jika Anda merasa ragu untuk menjalani isolasi mandiri silahkan konsultasi langsung dengan dokter.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
Tim Konten Medis