Trypophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap pola lubang-lubang. Kondisi ini ditandai dengan rasa mual, pusing hingga sesak napas. Pola lubang-lubang bisa berbentuk seperti sarang madu, bunga matahari, spons,atau batu karang.
Anda dapat menjalani perawatan terapi apabila rasa takut melihat pola berlubang telah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Rasa takut menjadi salah satu respons alami yang dihasilkan oleh tubuh ketika berada di situasi berbahaya. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan sering dialami oleh banyak orang.
Namun, rasa takut yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dikenal dengan sebutan fobia. Trypophobia merupakan jenis fobia yang tidak berbahaya.
Apa Itu Trypophobia?
Arti trypophobia atau tripofobia adalah rasa takut berlebihan saat melihat pola yang berlubang, seperti rongga kayu. Penderita kerap mengalami rasa tidak nyaman, perasaan jijik, dan badan gemetar.
Kondisi ini termasuk dalam kategori gangguan kecemasan terhadap suatu objek. Meskipun tidak berbahaya, trypophobia mampu menimbulkan gejala fisik, seperti jantung berdebar dan otot menegang.
Gangguan kecemasan ini belum dikenal secara menyeluruh dalam dunia medis. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait penggolongan jenis fobia secara resmi.
Baca Juga: Mengenal Acrophobia, Fobia Takut Pada Ketinggian
Penyebab Trypophobia dan Faktor Pemicunya
Fobia merupakan gangguan kecemasan yang bisa terjadi karena trauma yang terjadi di masa lalu. Trauma ini sering dikaitkan dengan objek, kondisi, atau situasi tertentu yang ditakuti oleh penderita. Misalnya, fobia terhadap hewan buas karena pernah digigit oleh hewan tersebut di masa lalu.
Penyebab utama trypophobia belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan ini. Trypophobia bisa disebabkan oleh pola pikir pada penderita. Pola pikir ini cenderung dikaitkan dengan hal-hal berbahaya dan mengancam.
Fobia terjadi akibat perasaan terancam terhadap objek yang dianggap berbahaya, seperti fobia ular dan laba-laba. Perasaan inilah yang menjadi dasar munculnya fobia di dalam pola pikir.
Selain itu fobia hewan buas, penderita trypophobia juga memiliki ketakutan terhadap infeksi penyakit menular, seperti seperti cacar, kudis, benjolan, ruam, dan campak. Jika kondisi gejala trypophobia sudah parah, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Gejala Trypophobia
Banyak orang tidak yakin bahwa dirinya memiliki fobia terhadap pola berlubang. Hal ini bisa dipastikan dengan menjalani tes trypophobia untuk mengetahui rasa takut terhadap lubang-lubang kecil.
Sebelum menjalani tes ini, Anda dapat memahami terlebih gejala yang sering ditimbulkan pada penderita trypophobia, seperti:
- Muncul perasaan cemas
- Badan cenderung gemetar
- Kulit terasa gatal-gatal
- Kesulitan bernapas
- Mulut kering
- Mudah berkeringat
- Mual dan muntah
- Denyut jantung meningkat cepat
- Mengalami nyeri kepala dan pusing
- Memiliki perasaan gelisah
- Menghindari objek atau gambar pola berlubang
- Panic attack atau serangan panik
Gejala ini bisa semakin parah apabila tidak segera diatasi dengan penanganan yang tepat. Anda dapat berdiskusi dengan dokter ahli kesehatan mental untuk mengurangi rasa takut berlebihan.
Baca juga: Apa Itu Fomo? Ini Contoh dan Dampak Buruknya
Cara Mengobati Trypophobia
Untuk mendiagnosis gangguan trypophobia, biasanya dokter melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gejala yang muncul pada bagian fisik yang dialami.
Penyakit trypophobia bisa disembuhkan dengan melakukan beberapa tindakan medis, seperti terapi. Hal ini diperlukan untuk mengurangi rasa takut berlebih terhadap objek atau gambar pola berlubang.
Berikut beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati trypophobia, antara lain:
1. Terapi Ekspos (Exposure Therapy)
Terapi ekspos merupakan salah satu tindakan medis untuk mengurangi rasa takut terhadap objek tertentu secara bertahap. Proses terapi ini dilakukan dengan cara menunjukkan gambar atau benda yang memiliki pola berlubang.
Terapi ekspos dijalani secara bertahap hingga penderita merasa terbiasa dengan objek yang ditakuti. Tindakan ini juga mampu mengontrol respons rasa takut yang cenderung berlebihan.
2. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
Anda dapat mengatasi gejala penyakit trypophobia dengan cara menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini efektif untuk mengurangi rasa takut terhadap lubang-lubang, seperti kepala biji teratai, keju yang berlubang, dan buah delima.
Terapi perilaku kognitif juga dilakukan secara bertahap hingga penderita dapat sembuh secara total. Proses terapi ini berperan penting dalam mengubah pola pikir penderita ketika dihadapkan dengan rasa takut.
Baca Juga: Kenali 9 Jenis Gangguan Mental Paling Umum dan Gejalanya
3. Mengonsumsi Obat-Obatan Tertentu
Jika trypophobia memiliki gejala yang serius, seperti serangan panik, dokter dapat memberikan obat-obatan tertentu. Obat ini bisa berupa obat penenang dan antidepresan bagi penderita trypophobia.
Namun, obat penenang dan antidepresan jarang diberikan oleh penderita karena memicu masalah kesehatan tertentu. Konsumsi obat-obatan juga kurang efektif dalam mengatasi rasa takut. Penderita akan bergantung terhadap obat-obatan tanpa harus melawan rasa takutnya.
Cara Mencegah Trypophobia
Trypophobia mampu meningkatkan risiko terkena gangguan psikologis yang semakin parah apabila tidak segera diobati. Gangguan ini bisa berupa, seperti stres berat, perubahan emosional, insomnia, dan depresi.
Terdapat beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko terkena gangguan psikologis yang disebabkan oleh trypophobia, antara lain:
- Konsumsi makanan gizi seimbang
- Selalu berpikiran positif dan mengurangi gejala stres, seperti melakukan hobi
- Olahraga secara rutin, minimal 30 menit dalam sehari
- Istirahat yang cukup, minimal sekitar 7 hingga 8 jam per hari
- Mempelajari lebih lanjut tentang trypophobia bahwa kondisi ini tidak berbahaya
- Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi
- Lakukan latihan pernapasan untuk mengurangi gejala gangguan kecemasan dan tegang otot
- Hindari pemicu objek atau gambar dengan pola berlubang
- Mendapatkan dukungan sosial dari teman, keluarga, dan suatu komunitas tertentu
- Gunakan teknik desensitisasi, yaitu memaparkan secara langsung yang memicu rasa takut dengan bantuan tenaga medis, seperti psikiater
Kapan Harus ke Dokter
Anda perlu mengunjungi dokter ahli kesehatan mental apabila merasa jijik saat melihat pola berlubang, seperti sarang lebah, mengkudu, dan buah stroberi. Gejala yang bisa dialami dapat berupa perasaan tidak nyaman hingga gangguan fisik.
Anda harus waspada apabila kondisi trypophobia sudah semakin parah. Kondisi ini ditandai dengan gejala mual, muntah, serangan panik, tubuh berkeringat, dan gatal pada kulit
Jika ingin mengetahui mengetahui manfaat lainnya bagi kesehatan, segera konsultasi ke Ciputra Medical Center. Di Klinik Ciputra, Anda dapat mengakses beragam layanan kesehatan Jantung mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Telah direview oleh dr. Michael Christian
Source:
- Cleveland Clinic. Trypophobia. April 2024.
- Healthline. Everything You Need to Know About Trypophobia (Fear of Holes). April 2024.
- Medical News Today. Is Trypophobia Real?. April 2024.