Pernah mendengar istilah FOMO? Pasti bagi Anda yang gemar bermain social media, tidak asing lagi dengan kata FOMO yang kadang berseliweran di timeline kalian. Sindrom FOMO itu apa sih? Fear of Missing Out (FOMO) berkaitan dengan rasa khawatir karena melewatkan berita atau trend terkini. Kondisi ini juga dikaitkan dengan kecanduan media sosial. Benarkah begitu? Pelajari ulasan berikut!

FOMO dapat memicu rasa cemas, kesepian, dan kurang percaya diri.
Pengertian Sindrom FOMO
Pernahkah Anda merasa khawatir dan sering memeriksa ponsel setiap waktu? Bisa jadi Anda mengalami gangguan FOMO. Ya, secara bahasa Fear of Missing Out berarti takut ketinggalan sesuatu yang baru mengenai informasi, berita terbaru, tren, dan lainnya. Perasaan khawatir yang terus-menerus ini menggambarkan sebagai rasa takut ketinggalan alias FOMO. Ketika mengalaminya, Anda merasa seperti tidak terhubung dengan peristiwa atau tidak berjalan seperti yang Anda harapkan atau semestinya.
Sebagai contoh, sindrom FOMO terjadi ketika Anda tidak diundang ke pesta pernikahan teman. Sementara semua teman lainnya diundang ke pesta tersebut. Akibatnya, Anda merasa gelisah, tertinggal, atau dikucilkan. Kondisi ini diperparah dengan keberadaan social media yang “menampilkan” semua teman-temannya bersenang-senang di pesta tersebut.
Bahkan FOMO juga bisa sesederhana Anda memeriksa chat, telepon, atau pemberitahuan lainnya secara berulang-ulang. Mengingat berkembangnya teknologi yang canggih membuat media sosial semakin mudah diakses. Keberadaan media sosial ini tak jarang sebagai ajang eksistensi, memperlihatkan gaya hidup, kemampuan seseorang.
Dengan demikian, kita sebagai viewer terkadang merasa tertinggal atau memiliki derajat sosial yang lebih rendah dari teman lainnya. Perasaan inilah yang memicu rasa cemas. Kemudian, membandingkan diri kita dengan orang lain yang terlihat lebih bahagia atau menyenangkan. Apakah sindrom FOMO berbahaya dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental kita?
Dampak Negatif dari Sindrom FOMO
Perasaan FOMO ini dikabarkan membawa dampak negatif, seperti rasa lelah, stres, depresi bahkan gangguan tidur. Adapun gangguan yang membawa pengaruh negatif meliputi:
1. Meningkatkan Risiko Gangguan Psikologis
Ketika Anda mulai khawatir dan membanding-bandingkan kehidupan sosial kita dengan orang lain, Anda akan lebih mudah stres dan tidak menjadi diri sendiri atau terobsesi mempertahankan image yang baik di media sosial.
Jika tidak dapat memanfaatkan penggunaan media sosial yang tepat seseorang tidak hanya akan merasa FOMO, tetapi juga gangguan kesehatan mental, seperti rasa cemas dan gejala depresi.
2. Menurunkan Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri dapat menurun akibat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial. Akibatnya, kita akan merasa rendah diri karena kehidupan orang lain lebih sempurna dan bahagia.
3. Mengganggu Produktifitas
Coba bayangkan bila kita mengalami FOMO tentu produktifitas kita dapat terganggu. Sedikit-dikit memeriksa handphone, seakan memiliki dunia sendiri karena fokus hanya pada gadget. Sementara aktivitas lain dapat terbengkalai, seperti sulit berkonsentrasi saat bekerja, belajar, dan lainnya.
4. Menimbulkan Perasaan Negatif
Tahukah Anda? FOMO dapat memicu rasa cemas, kesepian, dan kurang percaya diri. Ketiga kondisi ini tentu dapat berdampak buruk. Apalagi bagi kita yang sering menyaksikan postingan foto atau video orang lain yang memicu perasaan iri hati dan lainnya.
5. Memengaruhi Kebiasaan Tidur
Ketika Anda menjadi lebih eksis dengan acara atau aktivitas di luar sana untuk menghindari FOMO, maka dapat menggangu kebiasaan tidur dan makan Anda. Dengan demikian, tak menutup kemungkinan Anda juga menjadi merasa kewalahan, lelah, sakit kepala bahkan kurang motivasi.

FOMO membawa dampak negatif, seperti rasa lelah, stres, depresi bahkan gangguan tidur.
Cara Menghindari Sindrom FOMO
Terkadang rasa takut ketinggalan akan menunjukkan perasaan “terpisahkan” dari sesuatu yang ingin Anda ikuti atau penting dalam hidup Anda. Ada berbagai cara untuk menghindari perasaan FOMO untuk memutus siklus atau perasaan negatif di antaranya:
1. Melakukan “Detoks” Digital
Melakukan “detoks” digital, artinya membatasi penggunaan media sosial dengan fakum untuk sementara waktu tidak mengakses atau menghindari akun media sosial. Anda dapat menggantinya dengan mencoba hal baru atau hobi baru untuk menyegarkan pikiran. Adanya kegiatan baru juga dapat menambah koneksi sehingga Anda tidak merasa kesepian.
2. Mendapatkan Lebih Banyak Waktu Berharga
Menjadi FOMO membuat kita lebih sering berinterkasi dengan gadget dibandingkan orang di sekitar kita, seperti teman, kerabat, dan keluarga. Letakkan ponsel Anda simpan untuk sementara waktu. Habiskan waktu dengan orang-orang yang Anda cintai, teman, keluarga. Mereka adalah orang terbaik yang dapat menolong kita saat susah atau pun senang. Kondisi ini juga mengingatkan, bahwa Anda berhak mendapatkan cinta, penerimaan, dukungan sama seperti orang lain.
3. Melakukan Meditasi
Jika Anda merasa cemas, Anda dapat melakukan meditasi untuk mengembangkan rasa tenang. Lakukan yoga, liburan, atau berjalan-jalan di alam dapat membantu memulihkan perasaan negatif yang berkecamuk di pikiran atau hati Anda. Kegiatan-kegiatan yang positif ini justru dapat mengalihkan dari rasa FOMO sekaligus menengkan pikiran kita.
4. Menulis Jurnal
Tahukah Anda? Rutin menulis jurnal memberikan manfaat positif dan Anda dapat menjadikan kebiasaan ini sebagai ruitnitas. Anda mungkin lebih mudah mencurahkan “unek-unek” yang ada dipikiran untuk mengatasi stres yang dirasa termasuk sindrom FOMO. Journaling juga membuat Anda dengan mudah mengidentifikasi apa yang memicu FOMO. Anda dapat mencurahkan gagasan yang menyebabkan ketakutan, kecemasan, atau rasa tertinggal yang sedang Anda alami.
5. Mengikuti Konseling dengan Ahlinya
Jika kondisi FOMO memengaruhi kehidupan sehari-hari sebaiknya bicarakan dengan ahlinya untuk penanganan yang tepat. Ini menjadi pilihan yang baik untuk membantu Anda memulihkan pikiran. Terapi perilaku kognitif menjadi salah satu versi terapi bicara di mana terapis dapat membantu mengenali pemicu yang menyebabkan rasa cemas berlebihan dan lainnya.
Sindrom FOMO menjadi fenomena nyata yang dapat terjadi pada siapa saja. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan rasa “takut tertinggal”, tetapi juga mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang. Pastikan menggunakan media sosial dengan bijak dan tidak berlebihan. Cobalah untuk fokus dengan apa yang dikerjakan saat ini dan selalu bersyukur dengan apa yang ada untuk menghindari rasa iri dan kekurangan pada diri. Salam Sehat Ciputra!
Telah direview oleh dr. Valda Garcia
Source: