Cara mengatasi batuk dapat dilakukan dengan menggunakan obat batuk, menghirup uap, dan menjaga kelembapan udara. Jika batuk berlanjut atau disertai gejala serius, segera konsultasikan dengan dokter untuk perawatan yang tepat.
Batuk berdahak disebabkan oleh produksi lendir berlebih, sedangkan batuk kering disebabkan oleh iritasi tanpa lendir.
Batuk adalah salah satu gejala yang umum dialami oleh banyak orang, baik anak-anak maupun dewasa. Meskipun sering kali dianggap sepele, batuk dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Penting untuk memahami penyebab batuk dan cara mengatasinya agar dapat cepat pulih. Lantas bagaimana caranya? Simak artikel di bawah ini.
Penyebab Batuk Berdahak dan Batuk Kering
Batuk berdahak terjadi saat tubuh memproduksi lendir berlebih di saluran pernapasan. Di sisi lain, batuk kering adalah jenis batuk yang tidak menghasilkan lendir.
Kedua jenis batuk ini bisa dipicu oleh berbagai penyebab yang berbeda. Berikut penyebab batuk berdahak:
- Infeksi
- Alergi
- Asma
- GERD (refluks asam kronis)
- Penyakit paru-paru, seperti COPD
Beberapa faktor lingkungan dan gaya hidup tertentu juga dapat menyebabkan batuk berdahak, seperti:
- Merokok
- Mengonsumsi minuman berkafein atau beralkohol
- Dehidrasi
- Menghabiskan waktu di lingkungan yang kering
Baca Juga: Sering Batuk Pilek? Kenali Penyebab dan Pengobatannya
Sedangkan penyebab batuk kering, antara lain:
- Merokok.
- Disfungsi pita suara.
- Bronkitis.
- Croup (pada anak-anak).
- Alergi, asma, atau paparan terhadap bahan kimia dan iritan.
- Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) atau refluks laringofaring.
- Efek samping dari obat-obatan, seperti obat untuk tekanan darah tinggi.
- Pneumonia.
- Postnasal drip (sindrom batuk saluran pernapasan atas).
- Batuk rejan (pertusis).
Cara Meredakan Batuk
Meredakan batuk bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara alami maupun medis. Berikut beberapa cara mengatasi batuk yang bisa Anda lakukan:
1. Minum Banyak Cairan
Pastikan Anda cukup terhidrasi dengan meminum banyak cairan. Cobalah mengonsumsi teh hangat atau air yang dicampur dengan madu dan lemon untuk meredakan saluran pernapasan yang teriritasi. Minuman hangat dapat membantu melembapkan tenggorokan dan memberikan rasa nyaman.
2. Hisap Permen Batuk atau Permen Keras
Menghisap permen batuk atau permen keras dapat membantu meningkatkan produksi air liur yang menenangkan tenggorokan. Namun, penting untuk diingat bahwa permen batuk atau permen keras tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 4 tahun karena risiko tersedak.
3. Mengonsumsi Madu
Mengambil satu sendok madu juga bisa menjadi cara yang efektif. Penelitian menunjukkan bahwa madu dapat menghentikan batuk seefektif, atau bahkan lebih baik, daripada banyak obat batuk yang dijual bebas.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui jumlah madu yang sesuai berdasarkan usia orang yang sakit. Namun, hindari memberikan madu kepada anak di bawah usia 1 tahun karena dapat menyebabkan botulisme pada bayi.
Baca Juga: Catat! 7 Cara Mencegah Flu dan Pilek Menular
4. Gunakan Humidifier
Menggunakan humidifier dapat sangat membantu. Humidifier dengan uap dingin akan menambahkan kelembapan ke udara.
Kelembapan tambahan ini dapat menenangkan saluran hidung dan tenggorokan yang sakit serta mengurangi batuk kering. Anda juga bisa mendapatkan kelembapan tambahan dengan mandi air panas atau mandi uap.
5. Dekongestan untuk Mengatasi Postnasal Drip
Menggunakan dekongestan dapat membantu mengurangi gejala postnasal drip, yaitu kondisi di mana lendir mengalir dari hidung ke tenggorokan yang dapat memicu batuk. Dekongestan bekerja dengan mengurangi pembengkakan di saluran pernapasan sehingga lendir lebih mudah mengalir dan tidak menyebabkan iritasi.
6. Semprotan Hidung untuk Meredakan Gejala Alergi
Semprotan hidung bisa digunakan untuk meredakan gejala seperti bersin, hidung meler, dan tanda-tanda alergi lainnya. Produk ini membantu mengurangi peradangan di hidung dan dapat memberikan kenyamanan bagi mereka yang mengalami batuk akibat alergi.
7. Steroid atau Bronkodilator Inhalasi
Bagi penderita asma, penggunaan steroid atau bronkodilator inhalasi dapat membantu mengurangi peradangan di saluran pernapasan yang dipicu oleh serangan asma. Ini membantu memperluas saluran udara sehingga memudahkan pernapasan dan mengurangi batuk.
8. Antibiotik untuk Mengobati Infeksi
Jika batuk disebabkan oleh infeksi bakteri seperti pneumonia, sinusitis, atau bronkitis, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi dan membantu pemulihan dari gejala batuk.
9. Mengubah Obat atau Dosis Tertentu
Terkadang, batuk dapat disebabkan oleh efek samping obat tertentu. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami batuk setelah memulai pengobatan. Anda tidak boleh menghentikan penggunaan obat tanpa saran dari dokter.
10. Menghindari Makanan Tertentu untuk Mengurangi Risiko GERD
Jika batuk Anda disebabkan oleh refluks gastroesofagus (GERD), menghindari makanan tertentu yang dapat memicu gejala refluks sangat penting. Makanan pedas, asam, atau berlemak sering kali dapat memperburuk kondisi ini sehingga mengurangi asupan jenis makanan tersebut dapat membantu meredakan batuk.
Baca Juga: 5 Jenis Fisioterapi Dada Sesuai Kebutuhan dan Prosedurnya
Kapan Harus ke Dokter?
Untuk batuk yang berlangsung lama, hubungi dokter jika:
- Anda menderita batuk dengan banyak dahak.
- Batuk berdarah.
- Anda mengalami mengi, sesak napas, atau perasaan tertekan pada dada
- Anda mengalami demam yang tidak hilang setelah 3 hari.
- Anak Anda mengalami kedinginan atau batuk pada malam hari.
- Anda masih batuk setelah 7 hari dan makin memburuk.
Segera konsultasi ke Ciputra Medical Center. Di sana, Anda dapat mengakses beragam layanan kesehatan Jantung mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, percayakan kesehatan Anda dan keluarga di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source:
- Cleveland Clinic. Dry Cough and Chest Tightness. Diakses 2024.
- WebMD. Tips for Calming Your Cough. Diakses 2024.