Pada beberapa kasus, benjolan di bibir vagina tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, kondisi ini bisa menandakan masalah kesehatan serius, seperti kanker vagina apabila disertai dengan gejala lainnya, termasuk pendarahan abnormal dan nyeri panggul.

Kista bisa memicu benjolan di bibir vagina.
Benjolan di bibir vagina menjadi salah satu keluhan yang umum dialami oleh wanita. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Benjolan di bibir vagina terjadi karena adanya beberapa faktor, mulai dari gejala ringan hingga berat. Mari simak penjelasannya pada artikel di bawah ini.
Penyebab Muncul Benjolan di Bibir Vagina
Anda tidak perlu panik apabila menemukan benjolan di bibir vagina. Kondisi ini cenderung tidak berbahaya tetapi bisa menjadi tanda adanya infeksi penyakit. Berikut ini adalah beberapa penyebab benjolan di bibir vagina:
1. Kista Bartholin
Kista Bartholin menjadi salah satu penyebab ada benjolan di bibir vagina. Kondisi ini jarang menimbulkan rasa sakit sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita.
Biasanya, kista Bartholin tidak berbahaya dan tidak memicu komplikasi serius, Namun, kista ini bisa terasa sangat nyeri ketika mengalami infeksi.
Baca Juga: 9 Penyebab Vagina Gatal saat Hamil dan Cara Mengatasinya
2. Herpes Genital
Herpes genital merupakan infeksi menular seksual yang ditandai dengan lepuhan seperti luka dan terasa nyeri. Infeksi ini sering kali ditularkan melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seksual.
Gejala herpes genital biasanya terjadi 2-12 hari setelah terpapar infeksi virus. Kondisi ini juga menimbulkan beberapa gejala, seperti benjolan kecil di area vagina.
3. Kutil Kelamin
Kutil kelamin merupakan jenis infeksi menular seksual yang umum terjadi. Infeksi ini ditandai dengan benjolan kecil dan kasar yang muncul di sekitar bibir vagina.
Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi HPV dan memengaruhi jaringan lembap di area genital. Selain benjolan, infeksi ini juga disertai gatal, perdarahan saat berhubungan seksual, dan pembengkakan.
4. Fordyce Spots
Fordyce spots atau bintik Fordyce merupakan kondisi yang umum terjadi ketika kelenjar minyak tampak lebih besar. Kondisi ini bukanlah penyakit atau infeksi menular seksual.
Bintik Fordyce cenderung normal dan tidak menular dari kontak kulit ke kulit. Benjolan ini dapat berwarna putih, kuning, atau merah pucat.
5. Varises Vagina
Varises vagina bisa menjadi penyebab adanya benjolan di bibir kemaluan. Benjolan akibat varises tampak berwarna kebiruan dan mengalami pembengkakan.
Pada beberapa kasus, kondisi ini menyebabkan rasa gatal dan kulit berdarah. Namun, varises vagina tidak memicu rasa sakit sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita.
Baca Juga: 9 Cara Efektif Memutihkan Miss V dan Area Selangkangan
6. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah kondisi kulit yang mengalami peradangan, ruam kemerahan, dan gatal. Kondisi ini dapat terjadi di bagian organ intim, khususnya bibir vagina.
Dermatitis kontak juga menimbulkan benjolan yang disebabkan oleh produk kimia atau alergen tertentu. Misanya, sabun wangi, parfum, dan douche.
7. Folikulitis
Folikulitis ditandai dengan benjolan kecil di bibir vagina. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus yang dapat menyumbat folikel rambut dan memicu peradangan.
Folikulitis dapat terasa gatal, perih, dan berubah menjadi luka berkerak. Kondisi ini membutuhkan pengobatan yang tepat untuk mencegah infeksi yang semakin parah.
8. Skin Tag
Skin tag adalah pertumbuhan kulit yang berukuran kecil dan hampir menyerupai kutil. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan akrokordon.
Skin tag biasanya terjadi pada usia lanjut akibat menurunnya produksi kolagen pada kulit. Kondisi ini memicu benjolan kecil yang disertai dengan permukaan halus.
9. Rambut Tumbuh ke Dalam
Rambut tumbuh ke dalam ditandai dengan benjolan yang terasa gatal pada kulit. Benjolan ini terlihat berwarna kemerahan dan dan menimbulkan rasa sakit.
Rambut tumbuh ke dalam biasanya terjadi saat Anda menggunakan pisau cukur yang tumpul. Hindari menggaruk benjolan untuk mencegah infeksi yang semakin parah.
10. Lichen Sclerosus
Lichen sclerosus dapat terjadi setelah wanita mengalami menopause. Gangguan ini sering terlihat pada vulva dan sekitar anus.
Selain benjolan, lichen sclerosus ditandai dengan beberapa gejala, seperti gatal, kulit mudah robek, dan bintik-bintik putih. Kondisi ini dapat diobati dengan penggunaan salep kortikosteroid.
Baca Juga: Kenali Penyebab Keputihan saat Hamil Normal dan Abnormal
11. Kanker Vagina
Benjolan di bibir miss v bisa menjadi pertanda adanya kanker vagina. Kondisi ini biasanya disertai dengan perdarahan tidak normal dan nyeri panggul.
Kanker vagina lebih sering dialami oleh wanita berusia di atas 60 tahun dan pernah mengidap infeksi HPV. Anda dapat mencegah kondisi ini dengan cara rutin pemeriksaan fisik untuk menemukan sel-sel abnormal pada organ intim.
Cara Mengatasi Benjolan yang Ada di Bibir Miss V
Berikut ini adalah cara menghilangkan benjolan di bibir miss v:
1. Perawatan Mandiri di Rumah
Benjolan jinak yang terdapat di bibir vagina dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Anda hanya perlu membersihkan vulva dan vagina dengan menggunakan air hangat.
Kemudian, tepuk menggunakan handuk bersih sampai kering. Hindari menggunakan produk pembersih kewanitaan, seperti douche, parfum, dan sabun wangi.
Selain itu, gunakan pakaian dalam berbahan katun untuk mencegah iritasi pada vagina. Anda juga bisa menghilangkan benjolan di miss v secara alami dengan mengompres hangat.
2. Konsumsi Antibiotik
Cara menyembuhkan benjolan di bibir kemaluan adalah dengan mengonsumsi antibiotik. Pengobatan ini diperlukan untuk mengatasi benjolan akibat kista Bartholin.
Sebelum konsumsi obat, sebaiknya berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan dosis yang tepat. Jenis antibiotik yang digunakan bisa berupa Ceftriaxone, Ciprofloxacin, dan Doxycycline.
3. Kemoterapi dan Radiasi
Kemoterapi dan radiasi merupakan pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi benjolan akibat kanker vagina. Prosedur ini menggunakan obat-obatan untuk menghambat perkembangan sel kanker.
Sementara itu, radiasi menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi untuk merusak atau membunuh sel kanker. Tetapi ini juga mampu mengontrol gejala kanker stadium lanjut.
4. Operasi Bedah
Jika benjolan terus muncul kembali, dokter dapat menyarankan operasi bedah untuk mencegah gejala yang semakin parah. Dalam istilah medis, operasi ini dikenal dengan sebutan marsupialisasi.
Operasi marsupialisasi hanya berlangsung sekitar 10-15 menit dan tidak perlu menginap di rumah sakit. Tindakan ini dilakukan dengan cara membuat sayatan dan mengeluarkan cairan benjolan pada vagina.
Baca Juga: Ciri-Ciri Keputihan Tidak Normal Saat Hamil yang Berbahaya
Kapan Harus ke Dokter?
Anda perlu mengunjungi dokter apabila benjolan disertai dengan beberapa gejala, sebagai berikut:
- Keluarnya cairan berisi nanah atau darah
- Gatal
- Nyeri dan sakit saat buang air kecil
- Ruam kemerahan
- Benjolan tidak kunjung sembuh dalam waktu beberapa minggu
Jika Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab dan gejala yang dialami oleh penderita.
Anda bisa mengunjungi Ciputra Medical Center terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ciputra Medical Center menyediakan beragam layanan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter umum, psikiater, hingga Medical Check Up (MCU). Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di Ciputra Medical Center!
Telah direview oleh dr. Denny Khusen, Sp.OG, FICS
Source:
- Cancer Council. Vaginal Cancer. Juni 2024.
- Health. Bumps in the Vaginal Area: 7 Causes. Juni 2024.
- Healthline. What to Do If You Feel a Hard Lump Inside Your Vagina. Juni 2024.
- National Library of Medicine. Clinical Pathology of Bartholin’s Glands: A Review of the Literature. Juni 2024.