Sinar-X panoramik (juga dikenal sebagai Panorex® atau ortopantomogram) adalah fotoyang menampilkan keseluruhan wajah dan gigi. Teknologi kedokteran ini menawarkan gambar yang tidak akan terlihat oleh mata telanjang. Sinar-X secara umum, memperlihatkan struktur tersembunyi seperti gigi bungsu, memperlihatkan tanda-tanda awal gigi berlubang, dan juga menunjukkan patah dan hilangnya gigi.
Sinar-X panoramik bersifat ekstraoral dan mudah dilakukan. Biasanya, rontgen gigi melibatkan film yang ditempatkan di dalam mulut, tetapi foto panoramik menggunakan mesin yang berputar di sekitar bagian luar kepala.
Tidak seperti sinar-X bitewing yang perlu dilakukan setiap beberapa tahun, sinar-X panoramik umumnya hanya diambil berdasarkan kebutuhan. X-ray panoramik tidak dilakukan untuk memberikan tampilan rinci dari setiap gigi, tetapi untuk memberikan sudut pandangan yang lebih baik dari daerah sinus, daerah hidung dan saraf mandibula. Sinar-X panoramik lebih disukai daripada sinar-X bitewing ketika seorang pasien merasakan sakit yang luar biasa, dan ketika sinus diduga menyebabkan masalah gigi.
Sinar-X panoramik sangat serbaguna dalam kedokteran gigi, dan digunakan untuk:
– Melihat adanya kista dan kelainan lain.
– Melihat gigi impaksi.
– Melihat fraktur tulang rahang.
– Merencanakan perawatan (gigi palsu penuh dan sebagian, kawat gigi dan implan).
– Mendeteksi penyakit gusi dan gigi berlubang.
Berikut adalah enam alasan mengapa Anda harus menggunakan sinar X panoramik dibandingkan bitewing:
1. Penerimaan pasien yang lebih baik.
Pasien dapat dengan mudah berdiri atau duduk selama pemeriksaan rontgen panoramik melalui satu kali foto, berbeda dengan X-ray bitewing yang terdiri dari beberapa sesi foto yang mungkin tidak nyaman bagi pasien.
2. Lebih mudah bagi dokter gigi dan staf.
Dokter gigi dapat secara konsisten mengakses gigi bagian belakang hanya dengan menyesuaikan posisi sinar panoramik, dibandingkan dengan x-ray bitewing yang memerlukan pengaturan berulang kali dari posisi sensor di mulut pasien dan posisi mesin sinar-X.
3. Lebih cepat.
Teknik panoramik membutuhkan lebih sedikit langkah daripada foto ronsen gigi tradisional. Dokter gigi hanya perlu menghidupkan mesin, meminta pasien menggigit bite block, dan beberapa detik kemudian mengambil gambar.
4. Lebih baik untuk diagnostik.
Dari sebuah penelitian diketahui lebih banyak kelainan gigi pada bagian belakang dan sekitar akar gigi yang dapat terdeteksi dengan foto panoramik dibandingkan ronsen tradisional. Dalam penelitian lain, kami menemukan temuan yang sama dengan menggunakan ProMax dan PSP intraoral bitewings; selain itu, dokter dapat diagnostik kenainan gigi 2,5 kali lebih cepat dengan panoramik dibandingkan pemeriksaan bitewing. Gambar panoramik memberikan tampilan yang lebih luas untuk mendeteksi kerusakan tulang periodontal, kelainan sekitar akar gigi, dan kelainan rahang daripada pemeriksaan foto bitewings.
5. Lebih sedikit paparan radiasi.
Berdasarkan sebuah penelitian, foto panoramik dapat mengurangi paparan radiasi sebesar 40% dibandingkan dengan pemeriksaan X-ray intraoral. Juga pada pasien anak, paparan radiasi dapat dikurangi hingga 30% dengan penggunaan foto panoramik dibanding bitewing.
Baca juga: Penyebab Bau Mulut: Mengapa Bisa?
Reviewed by: dr. Sylvani Gani
Source:
Tim Konten Medis